Resume Kulwap Parenting "Menjadi Sahabat bagi Anak"

Materi
*MENJADI SAHABAT BAGI ANAK*

Bersama
Ibu Titik Poejiati
_Founder Komunitas Orangtua Bahagiakan Anak_

🍂🌷🍂🌷🍂🌷🍂🌷🍂

Ayahbunda..
Dalam rangka menjadi sahabat bagi anak,  beberapa hal yg bisa dijadikan perhatian orangtua :

1. *Ayah dan bunda menjadi sahabat sejati*.
(Dg segala byk kriteria,  atau pengertian diatas.. Silahkan diambil yg telah dipahami dg baik)

Ayah dan bunda saling mudah sharing, empati, tdk saling menjelekkan,  tdk membuka aib pasangan, saling membutuhkan- mendukung-mencintai, dll
(Jika tdk bisa keduanya.. Salah satu, misal : Ibu menjadi sahabat bagi ayah.. Insyaa Allah suatu hari menular. Aamiin)

2. *Jadilah teladan.*
Show in force didepan anak-anak,  bagaimana ayah dan bunda saling mendukung dan membantu.

3. *Memahami Anak* dengan mengenali potensi dan fitrah nya.
Dibalik kekurangan anak, sejatinya disitupulalah kita akhirnya menemukan kelebihan nya. Mata telinga dan hati kita sebisa mungkin belajar mengenali potensi anak. Dan secara fitrah anak adalah benih yg tumbuh menjadi tanaman. Kita harus memastikan ia tumbuh sesuai fitrahnya.. Penuh iman,  pembelajar, ingin tahu tinggi,  dst..

4. *Berkomunikasi dengan baik* (materi kulwapp sebelumnya ya).
Salahsatunya dengan menjadi pendengar yg baik.
Telinga kita diciptakan lbh byk (sepasang=2) daripada mulut (hanya satu),  secara fitrah harusnya kita byk mendengar dulu (menggali data)  baru berbicara.

4. *Saling memberi kepercayaan*.
Beri kepercayaan pada anak bahwa ia bisa melakukan suatu hal.
Dan dilain waktu,  Anak pun memberikan kepercayaan pada orangtua untuk melakukan sesuatu.
Anak akan belajar memilah mana yg harus ia selesaikan sendiri dan harus mempercayakan pada orangtua utk menyelesaikan nya.
Begitupula orangtua.

🍂🌷🍂

*Tips betah menjadi sahabat bagi anak*

1. Yakini bahwa *kita juga membutuhkan anak untuk menjadi sahabat kita*. Bahkan teman(sahabat) kita kala kita menua.

2. Sesungguhnya Menggembirakan anak-anak akan menjadikan *Orangtua pun sehat lahir dan batin*. Karena emosi itu menular. Anak yg Gembira akan menggembirakan sekitarnya.

3.  *Tenang saat menanam dan merawat*.
Anak ibarat tanaman.., Bismillah insyaa Allah esok ada waktunya panen. Smg panen kebaikan.

4. *Sabar dalam proses* negosiasi. Karena kepercayaan sahabat itu hadir setelah teruji.

Semangat membangun peradaban
Semangat menjadi orangtua dan sahabat bagi anak-anak kita..


 Penanya 1: Bunda Muslimah

Assalamualaikum

Alhamdulillaah kami hidup dengan dikaruniai 4 anak masih kecil - kecil

Anak pertama : kelas 4 SD
Anak kedua : kelas 3
Anak ketiga : kelas 1

Anak keempat : 2 tahun 8 bulan.

Saya mengalami kesulitan bersahabat dengan anak ketiga.

Sebab kemandirian yang belum terwujud, dengan banyaknya pekerjaan rumah dan sekolah, terkadang saya kirang sabar menghadapinya.

Gimana cara menjalin komunikasi dan membesarkan hatinya bahwa ia mampu mandiri.

Terima kasih

Jawaban:
Wa alaikumussalam bunda muslimah..
 Begini bunda, saat kita merasa kesulitan , mungkin kali ini kesulitan bersahabat, sebenarnya bunda sudah selangkah lebih maju. Artinya, bunda mengenali/ identifikasi apa yang sedang terjadi. Bahwa ada kesulitan yang bunda alami. Sekali lagi , bunda merasa ada kesulitan, Bukan anak yang berkesulitan.
Ananda masih umur sekitar 6-7 tahunan ya.. masih sangat lekat-lekatnya terus membuat bonding. Jika tadi dikatakan bunda kurang sabar, mungkin bunda sedang lelah. Coba bunda take a rest sebentar. Istirahat walau hanya dengan sekedar Tarik nafas panjang. Dan datangilah anak saat kita telah siap kembali.
Berbagi peranlah dengan suami, mungkin akan sedikit membantu, missal bila tidak ada pengasuh yang membantu dirumah. Dan saat anak yang besar sudah longgar , selepas pulang sekolah ataupun sudah selesai pekerjaan rumah, bisa diminta untuk membantu.
Sabar ya bun.. Ini hanya hal kreatifitas saja. Kreativitas bagaimana memanage waktu, menyelesaikan pelerjaan rumah namun tetap waras, alias tetap rileks dan tenang. Bunda latihan terus control emosi, cukup makan minum dan bergizi.
Semangat bun..

lalu bagaiman cara menjalin komunikasi nya ? mudah insyaa allah bun... Apalagi masih kelas 1 ya.. banyakin ngobrol ya bun, bercerita, dan melawak/ bercanda gurau dengan anak
bunda masih ingat topik apa terakhir kali bercanda dengan nya ?
Disinilah bonding atau kelekatan itu terbentuk. urusan kemandirian, itu hal bonus saja.. insyaa allah dimudahkan ya. aamiin

Penanya 2 : Bunda Nita

1. Bunda..saya ingin menanyakan bagaimana caranya membuat anak terbuka pada orang tua? Apabila sudah terlanjur ada ada hal yg dirahasiakan misalnya hp dipassword, tidak mau terbuka
masalah teman dsb, bagaimana solusinya..
Padahal sebelum punya hp sudah ada perjanjian bahwa digunakan untuk kebaikan dan tidak melupakan waktu ibadah dan belajar..
Anak saya yg ke 2 umur 11 th orangnya santai sekali,
seperti tidak ada target dalam prestasi belajar dan ibadah.. selalu yg dilihat adalah teman saya ada yg lebih jelek dari saya dsb.. bagaimana caranya untuk menumbuhkan semangatnya?

2. Bagaimana menghadapi suami yg terlalu keras dan disiplin pada anak yg memungkinkan anak terpaksa mengikuti perintah orang tua, bukan  karena kesadaran..dan membuat anak takut untuk terbuka

3. Apakah benar cara memotivasi anak dg menunjukkan kelemahan dirinya dg tujuan supaya kelemahan tsb disadari dan bisa diperbaiki?

Jawaban:
pertanyaan pertama.🌱
Bagaimana membuat anak terbuka ? Insyaa Allah mudah bunda. Jawabannya adalah, seberapa jaug kelekatan yang kita bangun bersamanya. Lekat atau bonding disini buka temporal ya bun.. tetapi sepanjang waktu. Baik ayah maupun bunda.
Berbicara HP, adanya atau hadirnya membersamai anak, harus sesuai kebutuhan. Amat salah besar jika untuk dimiliki. Sebaiknya dipinjami. Ada aturan nya. Baiklah bila terlanjur bagaimana? Sudah lebih baik ya…, bunda tadi mengatakan ada perjanjian. Sehingga untuk menariknya kembali saat dilanggar tentu mudah. Mudah ya bun… jika sudah dipasword  yg sblmya petrjanjian tdk boleh dipassword.. brarti tinggal mengambil kembali.
Namun masalahnya berikutnya, bukan sekedar mengambil kembali masalah selesai. Yang harus diadakan adalah .. Lalu apa yang diadakan sebagi penggantinya. Silahkan cukupi anak dengan berbagai keahlian. Walau akhirnya orangtua harus menghadirkan fasilitas. Temani berenang, olahraga, Membaca, menonton film, jalan2 traveling dan lain-lain. Karena ini adalah kebutuhan anak. Semangat ya bun. Usia 11 tahun adalh masa ditumbuhkan kepercayaan dirinya dan dibutuhkannya dukungan sekitar atas prestasi-prestasinya.
Satu lagi, jangan dilupakan penuhi kebutuhan psikisnya dengan sentuhan2. Usapan di punggungnya, kalimat motivasi dan banyak ngobrol/bersenda gurau bersama.

pertanyaan kedua 🌱
Bagaimana menghadapi suami yg terlalu keras dan disiplin pada anak yg memungkinkan anak terpaksa mengikuti perintah orang tua, bukan  karena kesadaran..dan membuat anak takut untuk terbuka
Hehe…
Seru ya bun pertanyaannya.. Ini sudah bab yang berbeda ya. Bagaimana menghadirkan sakinah dirumah. Tetapi tidak mengapa, semoga bermanfaat ya.
Bismillah. Bunda, Kadangkala seorang suami itu tampil sesuai kebutuhan. Kadangkala ya.. Sososk qowamnya itu otomatis muncul. Dilandasi karena tanggung jawab sebagao kepala keluarga, menjaga amanah yang ada agar tetap terkontrol, tidak ada yang terpeleset jauh dari nilai-nilai utamanya agama. Namun kadangkala ada yang masih ada salah / kurang dalam bab komunikasinya. Ini lah seni mengasuh. Yang banyak ayah masih harus belajar lagi. Tetapi sekali lagi, tidak semua ya..
Disinilah peran kita, Ibu yang ketika kita sudah bisa show dalam mendidik, semua aman, ayah akhirnya tidak perlu turun tangan. Dalam hal ini, pandai-pandainya kita sebagai istri memadu padankan peran. Antara menjaga konsistensi pendidikan yang diinginkan dan keharmonisan keluarga.
Saat masih ada para suami yang disiplin menegakkan aturan main. Dibalik ini, sebenarnya kita bersyukur. Tinggal disuatu kesempatan bisa ikutan mengajak suami untuk ikut parenting misalnya, atau mendengarkan ceramah parenting lewat audio juga bisa.
Suatu saat pasti ada perubahan. Sejalan kita para ibu terus berbenah kreatif dalam memadu padankan peran. Semoga sebagian penjelasan saya yg tersirat bisa dipahami ya bun. Semangat membersamai anak-anak juga suami.

untuk pertanyaan ketiga 🌱, Mohon maaf, bisa diperjelas lagi pertanyaannya ya bunda.  Untuk yg ini belum bisa dijawab.
mgkn bisa lebih dijelaskn dengan contoh ..


Penanya 3: Authia


Bagaimana kiat melatih kesabaran supaya tidak menunjukkan rasa marah kpd anak kita secara langsung?

Jawaban:
Salam bunda Auhia..
Bunda pernah ingin marah ya bun.. Konteksnya apa dulu bun.. Dan ananda usia berapa tahun ?
Sayangnya, data nya belum lengkap ya. Karena sesuangguhnya anak-anak juga membutuhkan pendidikan mengenal juga mengelola berbagai macam emosi. Mungkin kapan-kapan bisa jadi judul kulwapp di sesi lain ya.. hehe..
Artinya Bila memang bunda ingin marah kepada anak karena memang ia salah, silahkan… Karena itu semua adalah ekspresi. Jangan sampai anak tdk mengenali bahwa ada sesuatu yang salah disana. Tinggal bagaimana bahasa marahnya saja, yang perlu latihan.
Nah, bila memang unsur yang memang sering lepas control marah nya adalah kita. Mudah bun… Bunda tinggal Tarik nafas dulu sebelum marah ya… sekali tarikan nafas panjang kadang cukup. Jika kurang, silahkan ditambah lagi. Coba ya bun… Rahasianya adalah: minimal bunda ada jeda 1-2 detik untuk BERFIKIR hendak BERKATA APA. Marah, sedih, kecewa itu juga anugerah ya bun.. tetapi kapan kita mengekspresikannya pada waktu dan suasana yg tepat disertai bahasa komunikasi yang tepat.

Biasanya sangat sulit kita marah pada anak balita ya. hangat-hangat nya belajar emosi, lebih pada mengenal berbagai emosi, bila untuk anak usia tersebut.
Semangat ya bun…

0 $type={blogger}:

Posting Komentar