#Matrikulasi Batch 8 IIP: Harta Karun Terpendam Setiap Ibu

Tidak ada sekolah menjadi ibu. Semuanya dilalui dengan proses dan nasihat pengalaman dari orang-orang terdahulu. Sementara teori-teorinya bisa didapatkan dari ilmu parenting. Tapi, saya merasa Komunitas Ibu Profesional ini adalah sekolah untuk menjadi ibu yang lebih baik. Seorang ibu yang mendedikasikan dirinya untuk keluarga dan anaknya, bukan sekedar karena gelar sebagai ibu. Seorang ibu harus bekerja secara profesional, begitu kata Ibu Septi, founder Ibu Profesional.

Komunitas Ibu Profesional ini didirikan oleh Ibu Septi Peni Wulandari yang saat itu jenuh dan galau menjalani rutinitas sebagai ibu rumah tangga. Menjadi ibu rumah tangga bukanlah apa yang dicita-citakannya selama ini. Beliau mengesampingkan keinginan menjadi wanita karir ketika berkomitmen menikah dengan sang suami. Suami beliau ingin Ibu Peni mendidik anak-anak mereka sendiri. Saya juga mengalami apa yang dulu Ibu Peni rasakan. Beliau menangis hampir setiap hari. Merasa bosan di rumah dan tak bisa mengaktualisasi diri. Merasa gagal menjadi ibu yang baik. Pada akhirnya, beliau menanggalkan semua kesedihannya dengan bantuan sang suami, hingga Ibu Profesional berkembang dengan pesat seperti sekarang.


Pertama kali saya kenal dengan Ibu Profesional pada tahun 2018 saat sedang blog walking dan membaca artikel yang ditulis oleh pengasuh rubrik parenting sebuah majalah. Disitu saya membaca pengalaman beliau yang menjalani hari-hari bahagia sebagai anggota Institut Ibu Profesional. Menarik, pikir saya waktu itu. Terlebih saya sangat suka membaca buku-buku parenting dan tertarik dengan ilmu yang satu ini.

Akan tetapi, saya harus menunggu beberapa bulan untuk mendaftar menjadi anggota. Kebetulan saat itu pendaftaran sudah lewat dan harus menunggu sesi selanjutnya. Setelah mendaftar dan masuk grup FB, ternyata saya harus menunggu lagi karena ketinggalan informasi. Berkutat dengan batita membuat saya terkadang lupa dan tak sempat mengikuti informasi terkini di grup. Walhasil, saya tidak bisa mengisi form penjurusan karena sudah lewat tenggat waktu yang telah ditetapkan. Konsekuensinya, saya harus menunggu beberapa bulan lagi untuk ikut kelas awal yang disebut Matrikulasi. Dan di setiap tahapan kelas akan ada Nice Homework yang harus dikerjakan untuk bisa lulus dan naik ke tahapan berikutnya. Beberapa kali absen mengerjakan tugas bisa berakhir pada kegagalan. Dari situ saya belajar bahwa kedisiplinan dan komitmen adalah bekal untuk menjadi mahasiswi Institut Ibu Profesional (IIP).

Apa sih harta karun terpendam setiap ibu? Saya rasa harta karun itu adalah mutiara istimewa berupa potensi yang Allah anugerahkan kepada setiap ibu. Selanjutnya, menjadi tugas kita untuk menemukan potensi diri dan mengaplikasikannya dalam mendidik anak-anak kita. Melakukan apa yang disukai dan mengurangi hal-hal yang tidak disukai, seperti kata Ibu Septi. Nah, diantara tiga komponen yang ada dalam Ibu Profesional, yaitu Institut (perkuliahan mengenai parenting), komunitas (berkarya dalam rumah belajar) dan sejuta cinta (berbagi dan berdaya), saya memilih Institut Ibu Profesional (IIP).



#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah

0 $type={blogger}:

Posting Komentar