Please be "Kaffah"

Seperti yang kita ketahui, banyak sekali film atau sinetron yang dikemas secara islami namun pada praktiknya tidak menampilkan hal-hal yang sesuai dengan syariat islam. Ada kalanya pemeran utama wanitanya hanya mengenakan kerudung selempang yang masih menampakkan aurat rambut dan leher. Pun berjilbab tapi pendek dan memakai pakaian yang masih memperlihatkan lekuk tubuh. Padahal jelas sudah Allah memaparkan dalam Al-Qur'an bahwa seluruh tubuh perempuan adalah aurat kecuali wajah dan telapak tangan. Ada juga yang tidak mau bersalaman karena bilangnya bukan muhrim tapi masih pacaran dan berduaan dengan lawan jenis. Belum lagi ta'aruf yang dikemas seperti pacaran islami. Padahal tidak ada yang namanya pacaran islami dalam islam. Ta'aruf sejatinya tidak boleh hanya berduaan dan berkata manis kepada lawan jenis yang belum halal baginya.

Menonton salah satu sinetron remaja islami di salah satu stasiun TV membuat saya kembali termenung. Menurut saya sinetron ini baik. Pemeran utama wanita berpenampilan syar'i (berhijab panjang, berkaos kaki). Pun menampilkan akhlak syar'i (tidak bersalaman dengan lawan jenis, tidak pacaran). Namun, suatu ketika tayangan sampai pada episode dimana gadis ini berboncengan motor dengan teman laki-lakinya dan berduaan di suatu tempat. Saya lantas menyayangkan adegan tersebut. Mari kembali kita renungi ayat Allah yang mengingatkan agar janganlah kita mendekati zina. Mendekati zina disini termasuk  segala sesuatu yang MENGARAH kepada terbukanya kesempatan untuk berzina, seperti berboncengan dan berduaan dengan yang bukan mahram.

Jika memang ingin menampilkan tayangan yang bernuansa islam, tolong sesuaikan seluruh adegan dan tampilan dengan syariat islam. Jadilah kaffah! Jangan parisal. Sebagian syariat ditampilkan tapi yang lain masih dilanggar. Bukankah Allah telah mengingatkan kita dalam surat cintaNya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (Q.S. Al-Baqarah: 208)
Hal ini penting karena apa yang ditayangkan di televisi bisa menjadi asumsi publik dan dianggap benar. Bahwa jika banyak yang melakukannya maka hal itu sah-sah saja dilakukan. Akibatnya banyak orang atau remaja yang meniru gaya hidup hingga cara berpakaian yang ditampilkan. Padahal sejatinya tuntunan yang berdasar pada Al-Qur'an dan hadits itulah yang sebenar-benarnya. Wallahu a'lam.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar