Di pekan keempat tahap ulat Bunda Cekatan, makanan yang dilahap masih sama yaitu dalam bentuk audio visual.
Ada empat makanan utama yang saya lahap dari sesi go live Facebook.
Bye-bye Momster (Nurul Agustin Widyasmara, IP Tangerang Kota)
Terdiri dari 3 topik utama:
1. Faktor-faktor pemicu emosi
Kondisi di mana kita lebih mudah tersulut:
- Ketika alarm tubuh kita dilanggar (capek, lapar, mengantuk)
- Ketika ekspektasi tidak sesuai harapan. Solusi: sederhanakan ekspektasinya untuk anak. Ketika ekspektasi tidak tercapai, apa sudah cukup stimulasinya?
- Kondisi ketika kita memberikan remote emosi pada orang lain: Tanpa sadar kita meminta orang lain bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada diri kita.
- Ketika kita menyimpan sampah emosi: saat marah, sedih.
2. Faktor-faktor yang mempersulit regulasi emosi, ada 4 faktor yaitu:
- Belum terampil mengelola emosi yang datang.
Yang dilakukan: berdialog dengan diri saya/Allah untuk menangani masalah. Cari ilmunya. Latih.
- Mindset yang salah tentang emosi: melabeli diri pemarah, emosian, nggak sabaran, gampang banget meledak. Padahal labeling itu membuat kita jauh dari progress. Ketika sudah tahu, kita akan lebih sederhana mencerna emosi.
Emosi ini datang dari Allah. Tinggal kita nangkepnya pesan apa yang dibawa.
Sesederhana "Ini loh ada masalah, tinggal diselesaikan."
- Ketika mempunyai unfinished business atau inner child.
- Ketika kita ingin melekatkan sesuatu pada yang di luar kendali kita. "Saya ingin anak saya begini..." Tujuannya baik. Tapi kita malah akan kesulitan mencapai target yang kita buat.
3. Skema yang sehat untuk mengefisienkan emosi
Skema yang sehat saat emosi datang:
- Saya harus pensiun jadi momster, jangan kayak saklar. Ketika ada pemicu datang, rasakan emosinya. Tubuh mengirimkan sinyal apa? Sadari dan saya terima. Ambil jeda, fokus pada diri sendiri, tarik napas, ambil wudu. Relaks, ngobrol sama diri, ada apa, kenapa, yang bikin marah apa, ngobrol sama Allah juga. "Ya Allah, ini nggak enak banget, apa hikmah yang bisa saya ambil?"
Biasanya kalau sudah ambil pesannya jadi anak lebih rileks.
Setelah itu, ambil respons.
Serba-serbi emosi (Anindya Putri, IP Bandung)
Dikutip dari Okina Fitriani, dalam otak manusia, terdapat batang otak sebagai basic survival function. Saat makan, memasukkan makanan ke mulut.
Di atas batang otak, ada limbik sistem. Emosi, kasih sayang, ingatan jangka pendek.
Di atas limbik ada korteks, tempat kecerdasan, pola pikir, menganalisa, dan ingatan jangka panjang.
Hanya satu bagian otak yang dimiliki manusia yaitu pre-frental cortex. Menyentuh ketiga bagian otak lainnya dan menjadi jembatan. Berfungsi mengontrol emosi dan bahasa yang kita keluarkan. Bertugas meregulasi emosi kita. Harusnya kita sebagai manusia tidak langsung merespons tapi mengolah dulu dan memberikan respons terbaik kita. Perbanyak berlatih.
Kita tuliskan respons kita terhadap sesuatu. Misalnya, pertama kita marah saat anak tidak mau makan. Ke depannya bagaimana.
Serba-serbi regulasi emosi (Nurindah FA, IP Jakarta)
Regulasi emosi: bagaimana mengatur emosi kita.
Ada dua poin penting:
- Paham saat kita sedang marah/sedih
- Paham apa itu emosi, yaitu sesuatu yang alamiah sebagai respons apa yang terjadi.
Komponen yang dimiliki emosi:
1. Reaksi fisik.
2. Pemaknaan kognitif: ketika bertemu sesuatu membuat kita berpikir reaksi emosi apa yang muncul.
3. Ekspresi perilaku: apakah marahnya meledak-ledak atau seperti apa.
Yang bermasalah bukanlah emosinya tapi ekspresinya.
Memahami dan mengekspresikan emosi dengan tepat disebut regulasi emosi.
Menurut Kang Asep Khairul Ghani, emosi itu sifatnya adaptif. Emosi itu yang mendorong kita untuk beradaptasi dengan sesuatu.
Ada 6 emosi dasar: marah, sedih, senang, takut, jijik, terkejut.
Ada pengecualian untuk perilaku maladaptif terkait pengalaman masa lalu. Misalnya, saat disentuh pasti senang tapi ada juga yang takut karena sering dipukul.
Emosi maladaptif: saat merasa capek harusnya kita komunikasikan, bukan marah.
Kenali situasi yang membuat kita mengeluarkan emosi maladaptif atau saat merasa tertekan, lelah.
Good habit, good mood (Istihanah Marwan, IP Sulawesi)
- Tidur yang cukup
Hindari penggunaan gawai 40 menit sebelum tidur
Hindari minuman berkafein minimal 5 jam sebelum tidur
Sementara makanan pekan ini, saya peroleh dari kulzoom.
0 $type={blogger}:
Posting Komentar