Review Antologi "Luka yang Tak Lara" dan "Sesuatu yang Kami Sebut Rumah"

Alhamdulillah, dua buah antologi berjudul "Luka yang Tak Lara" dan "Sesuatu yang Kami Sebut Rumah" yang didalamnya memuat tulisan-tulisan saya siap menemani selama #dirumahaja.

Dua antologi yang memuat tulisan saya


Antologi pertama diterbitkan Embrio Publisher pada akhir tahun 2019 lalu, merupakan proyek buku keroyokan para anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Sidoarjo yang berjudul "Luka yang Tak Lara". Kumpulan cerita pendek mengenai bangkit dari keterpurukan ini memuat beragam kisah tentang bagaimana para tokoh cerpen berjuang menghadapi keadaan yang mengharuskannya menelan pil pahit. Cerpen karangan saya berjudul "Laki-laki yang Menyisir Rindu", berkisah mengenai suami yang merindukan sosok istri tercintanya yang telah kembali ke haribaan-Nya setelah perjuangan, lika-liku dan pergulatan batin keduanya untuk memiliki momongan. 

"Hanya mereka yang mau berdamai dengan keadaan yang mampu bangkit dari keterpurukan." (Mega Anindyawati) 


Antologi kedua diterbitkan oleh Jwriting Soul Publishing pada Maret 2020. Antologi yang berjudul "Sesuatu yang Kami Sebut Rumah" ini adalah hasil event nubar Jwriting Soul Publishing yang ke-6. Kisah-kisah di dalamnya menceritakan mengenai rumah versi penulis. Ada yang memaknainya sebagai orang tersayang, hati seseorang, tempat yang nyaman, tempat bersimpuh di hadapan-Nya, dll. Cerpen saya yang berjudul "Rumah Air Mata" mengulas sosok ibu muda yang mengalami baby-blues, masalah ekonomi, dan kekerasan dalam rumah tangga. Rumah versi apa yang dirindukannya sebagai tempat kembali dan bermanja? Hmm.. Cerpen ini merupakan cerpen pertama saya yang menggunakan sudut pandang orang kedua. 

" Rumah adalah cinta, rindu, dan kehangatan keluarga." (Mega Anindyawati) 




Buat kamu yang udah bosen selama #dirumahaja dan butuh nutrisi untuk menjaga agar tetap waras, antologi "Luka yang Tak Lara" dan "Sesuatu yang Kami Sebut Rumah" ini bisa jadi cemilan kata yang pas saat puasa. Dijamin aman dan nggak batal puasanya. Kisah-kisah di dalamnya maniiiis banget, cocok untuk dijadiin takjil, hehehe. 

Psst, ada yang mau ditemenin dua antologi kece ini? Yuk, meluncur ke Facebook Mega Anindyawati. 😊

0 $type={blogger}:

Posting Komentar