Pedagang jujur itu mujur

Ada dua orang pedagang yang membuat saya salut karena kejujurannya. Wanita paruh baya yang biasanya berjalan kaki sambil memanggul bungkusan daster di atas kepalanya dan penjual buah yang berkeliling dengan motor roda tiga.

Emak, panggilan untuk pedagang daster, selalu mengatakan jika ada yang cacat pada dasternya, misal berlubang. Dan emak akan sukarela menurunkan harga dasternya menjadi lebih murah dari harga asal. Sementara abang penjual buah jujur menyampaikan jika ada buah yang sudah hampir busuk atau jelek kualitasnya.

“Jangan yang itu, Nda. Ini aja,” tegurnya mengganti buah yang saya pilih dengan buah yang lebih bagus. Saat suami saya membeli buah dan tidak menghitung uang kembalian yang ternyata kurang, abang itu juga mengembalikannya ke rumah. Pantas saat abang yang satu ini jadi langganan membeli buah ibu-ibu di perumahan.

#KisahInspiratifFLPSidoarjo

0 $type={blogger}:

Posting Komentar