Jangan Fanatik?

Budaya millenial kekinian telah banyak bergeser dari nilai-nilai islam. Namun, budaya tersebut dianggap benar. Sebab, berbagai media menyuarakan hal yang sama sehingga memiliki mayoritas pengikut.

Salah satunya adalah hijab. Jilbab tak hanya untuk pengajian. Kerudung lebar dan kaos kaki dipakai dimanapun ada orang yang bukan mahram. Sekalipun di rumah. Itu bukan fanatik, tapi perintah Allah yang jelas tertuang dalam surat Al-Ahzab ayat 59 dan An-Nur ayat 31.

Tidak berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram itu juga perintah-Nya. Bukan fanatik. Rasulullah bahkan mengisyaratkan kepala seseorang yang ditusuk dengan pasak dari besi lebih baik daripada menyentuh lawan jenis yang tidak halal baginya.

Seseorang yang tidak mengikuti tradisi atau perayaan yang diikuti mayoritas, seperti tidak berpacaran atau merayakan tahun baru masehi. Itu juga bukan fanatik. Sebab Rasulullah mengatakan barang siapa yang mengikuti suatu kaum maka ia adalah bagian dari kaum itu. 

Jadi fanatik yang baik bukanlah antik (menyimpang dari tuntunan islam). Allah memerintahkan hamba-Nya untuk masuk islam secara kaffah (menyeluruh). 

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (Q.S. Al-Baqarah: 208) 

Wallahu a'lam

#reminderformyself

0 $type={blogger}:

Posting Komentar