Subhanallah.. Sungguh luar biasa Allah dalam mengatur manusia berpasang-pasang. Bahkan hal ini dijadikan salah satu tanda-tanda kebesarannya, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Ar-Rum ayat 21. Tentu ada hal-hal yang tak tampak secara fisik yang membuat suami-istri cocok satu sama lain. Seperti sepasang gembok dan kunci yang hanya pas untuk jenisnya saja. Dan kita akan bersyukur pada Allah sebab telah memilihkan pasangan yang tepat untuk menerima kekurangan kita.
Mungkin orang lain yang hanya bertindak sebagai penonton tak akan berhenti berkomentar. Dengar saja celetuk mereka mengomentari kenapa perempuan yang cantik mau menikah dengan laki-laki yang biasa saja. Atau kenapa laki-laki yang luar biasa hebat beristri perempuan sederhana. Sejatinya, kecocokan pasangan itu tidak dilihat dari fisik, harta atau kedudukan semata. Bukankah islam telah memberikan panduan untuk memilih pasangan terutama berdasarkan kriteria agama, disamping tidak melarang pemilihan berdasarkan fisik, harta atau keturunan? Hal ini semata mengajarkan kita agar menjadikan rumah tangga dengan landasan ibadah.
Masih ingatkah kita bahwa tujuan kita menikah adalah menyempurnakan separuh agama? Dan separuhnya lagi adalah menyempurnakan ketakwaan kepada Allah dengan menjadikan rumah tangga sebagai ladang dakwah serta mencetak generasi penerus yang berakhlakul karimah.
Namun terkadang di dalam berumah tangga tentunya ada kesalahpahaman dalam memahami kemauan pasangan, keterkejutan saat mendapati sifat atau karakternya maupun konflik terkait. Sejatinya, jika kerikil-kerikil itu diolah dan dikomunikasikan secara bijak, ia malah akan berubah menjadi kelapangan hati untuk menerima kekurangan pasangan. Pun keikhlasan untuk memahami keinginan satu sama lain. Hal inilah yang pada akhirnya mendorong semakin bertambahnya rasa sayang diantara keduanya. Bukan sebaliknya menjadikan batu persoalan yang akan menggelinding semakin tajam.
Di dalam surat Al-Baqarah ayat 187 disebutkan bahwa suami adalah pakaian bagi istri dan istri adalah pakaian bagi suami. Fungsi pakaian adalah menutup aurat. Hal ini berarti suami-istri wajib saling menutupi kekurangan masing-masing. Pun tidak membeberkan persoalan rumah tangga. Tidak mengumbar aib pasangan di depan orang lain, meski itu orang tua sendiri.
Akan ada masa saat kita kesal dengan kekurangan pasangan. Akan tetapi ingatlah saat dimana kita terpesona dengan kelebihannya. Jadikan Allah sebagai perekat cinta diantara kalian. Cintailah IA, maka cinta diantara kalian akan menguat. Cinta yang dilandasi ketakwaan kepada-Nya. Selebihnya, biarkan Allah yang mengatur. Insyaa Allah berkah menghampiri.
*terinspirasi dari pesan pendek suami yang membuat air mata mengalir haru
Mungkin orang lain yang hanya bertindak sebagai penonton tak akan berhenti berkomentar. Dengar saja celetuk mereka mengomentari kenapa perempuan yang cantik mau menikah dengan laki-laki yang biasa saja. Atau kenapa laki-laki yang luar biasa hebat beristri perempuan sederhana. Sejatinya, kecocokan pasangan itu tidak dilihat dari fisik, harta atau kedudukan semata. Bukankah islam telah memberikan panduan untuk memilih pasangan terutama berdasarkan kriteria agama, disamping tidak melarang pemilihan berdasarkan fisik, harta atau keturunan? Hal ini semata mengajarkan kita agar menjadikan rumah tangga dengan landasan ibadah.
Masih ingatkah kita bahwa tujuan kita menikah adalah menyempurnakan separuh agama? Dan separuhnya lagi adalah menyempurnakan ketakwaan kepada Allah dengan menjadikan rumah tangga sebagai ladang dakwah serta mencetak generasi penerus yang berakhlakul karimah.
Namun terkadang di dalam berumah tangga tentunya ada kesalahpahaman dalam memahami kemauan pasangan, keterkejutan saat mendapati sifat atau karakternya maupun konflik terkait. Sejatinya, jika kerikil-kerikil itu diolah dan dikomunikasikan secara bijak, ia malah akan berubah menjadi kelapangan hati untuk menerima kekurangan pasangan. Pun keikhlasan untuk memahami keinginan satu sama lain. Hal inilah yang pada akhirnya mendorong semakin bertambahnya rasa sayang diantara keduanya. Bukan sebaliknya menjadikan batu persoalan yang akan menggelinding semakin tajam.
Di dalam surat Al-Baqarah ayat 187 disebutkan bahwa suami adalah pakaian bagi istri dan istri adalah pakaian bagi suami. Fungsi pakaian adalah menutup aurat. Hal ini berarti suami-istri wajib saling menutupi kekurangan masing-masing. Pun tidak membeberkan persoalan rumah tangga. Tidak mengumbar aib pasangan di depan orang lain, meski itu orang tua sendiri.
Akan ada masa saat kita kesal dengan kekurangan pasangan. Akan tetapi ingatlah saat dimana kita terpesona dengan kelebihannya. Jadikan Allah sebagai perekat cinta diantara kalian. Cintailah IA, maka cinta diantara kalian akan menguat. Cinta yang dilandasi ketakwaan kepada-Nya. Selebihnya, biarkan Allah yang mengatur. Insyaa Allah berkah menghampiri.
*terinspirasi dari pesan pendek suami yang membuat air mata mengalir haru
0 $type={blogger}:
Posting Komentar