Tips Menyikapi Saat Anak Jatuh Cinta



1. Berikan anak bekal aqidah
Bekal aqidah menjadi hal yang penting untuk ditanamkan kepada anak agar ia memiliki pondasi agama yang kuat. Sebagaimana Nabi Ya'kub yang mengkhawatirkan aqidah anak-anaknya sepeninggalnya nanti.
"Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya'kub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, 'Apa yang kamu sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab, 'Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.'" (Q.S. Al-Baqarah: 133)

2. Bekali pembiasaan ibadah
Selain pembekalan aqidah, anak sejak kecil juga harus dibiasakan beribadah dan memahami hakikat ibadah hanya untuk meraih ridho Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Suruhlah anak-anakmu sahalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika tidak mau shalat) ketika mereka berumur sepuluh tahun; dan pisahkanlah tempat tidur mereka." (HR. Abu Dawud).

3. Berikan bekal akhlak (keteladanan orang tua)
Anak adalah peniru ulung. Maka, sejatinya orang tua memberikan keteladanan dengan terlebih dulu menjadi shalih sebelum meminta anak shalih. Selain memberikan keteladanan, orang tua bisa menceritakan kisah-kisah Rasulullah. Sebab, beliau adalah sebaik-baiknya pemberi teladan.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (Q.S. Al-Ahzab: 21).

4. Komunikasi yang baik
"...Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, ..." (Q.S. Al-Baqarah: 83).
Orang tua, baik ayah maupun ibu, hendaknya membersamai anak dalam setiap tumbuh kembangnya. Sangat baik jika orang tua dapat menjadi sahabat dan tempat curhat anak-anaknya sehingga anak mendapatkan referensi positif dari sumber terpercaya.

Ada beberapa cara berkomunikasi yang baik menurut Al-Qur'an:
- Qaulan Sadida (perkataan yang benar)> Q.S. An-Nisa: 9
- Qaulan Baligha (perkataan yang berbekas pada jiwa)> Q.S. An-Nisa: 63
- Qaulan Ma'rufa (perkataan yang baik)> Q.S. Al-Baqarah: 263
- Qaulan Karima (perkataan yang mulia)> Q.S. Al-Isra: 23
- Qaulan Layina (perkataan lemah lembut)> Q.S. Thaha: 44
- Qaulan Maisura (perkataan yang mudah dipahami)> Q.S. Al-Isra: 28

5. Kenalkan kriteria jodoh yang baik
Islam telah menerapkan kriteria pemilihan pasangan untuk dijadikan suami atau istri. Silahkan memilih seorang perempuan atau laki-laki berdasarkan fisiknya, hartanya atau keturunannya. Tapi sebaik-baiknya pilihlah ia karena agamanya.
Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW, baginda bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara, yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung." (HR. Bukhari no. 4700).

6. Berikan kesibukan positif
Perasaan cinta akan tersalurkan saat anak memiliki kesibukan yang positif. Sebagai contoh, hormon anak laki-laki dapat tersalurkan saat ia memiliki kegiatan fisik (aktivitas yang menguras energi). Sebaliknya, anak yang sedang jatuh cinta akan terus terbayang orang yang disukainya saat ia mempunyai banyak waktu luang. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata: 'Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil." Sejalan dengan hal ini, dalam Al-Qur'an disebutkan: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (Q.S. Al-Hasyr: 18).

Disarikan berdasarkan tausiyah dalam "Islam Itu Indah", Trans TV disertai beberapa tambahan

0 $type={blogger}:

Posting Komentar