Oleh: Savitry 'Iin' Indrawardhany/Bunda Bidadari (Quranic Parenting Motivator)
Salah satu kendala sebagian orangtua dengan anak usia di atas 7 tahun adalah merasa sulit membangunkan anak untuk shalat Subuh dan menjalani latihan shaum Ramadhan.
Berikut beberapa tips dan trik yang bisa dilakukan oleh orangtua agar proses pendampingan berlatih ibadah di atas bisa berjalan lebih mulus.
Baca juga: Resume Kulwap Parenting "Melatih Anak Berpuasa dengan Cara Menyenangkan"
Sebelumnya, mari kita coba bedah bersama penyebab keluhan di atas.
Berdasarkan pengamatan sederhana, saya mencatat beberapa penyebab masalah di atas :
• Anak belum cukup diinspirasi dengan kisah penguat iman tentang keutamaan shalat Subuh dan shaum.
• Anak kurang mendapat eksposure *pamer kesolihan* dari orangtua. Teladan perilaku dari orangtua kurang kuat untuk dicontoh anak.
• Anak kurang dipersiapkan kebutuhan kondisi fisiknya agar nyaman menjalani latihan ibadah shalat dan shaum itu.
Ada beberapa prasyarat yang orangtua perlu persiapkan untuk membantu anak siap berlatih shalat Subuh dan shaum Ramadhan ini. Dan prasyarat yang paling sering diabaikan oleh orangtua adalah *persiapan fisik*dan *asupan nutrisi yang tepat*.
Berikut Tips & Trik untuk membantu anak lebih nyaman menjalani shalat Subuh dan shaum Ramadhan:
*1. Perhatikan jam tidur anak*
Secara umum para ahli sepakat bahwa jam tidur anak sekitar 7-8 jam. Jika anak kita terbiasa tidur sebanyak itu, maka kondisikan waktu tidurnya. Jika anak dipersiapkan sudah tidur paling lambat pukul 9 malam, maka jika ia dibangunkan pukul 4 pagi, ia sudah beristirahat selama 7 jam.
Walau bagi anak Muslim yang kuat, harus mulai dilatih untuk memendekkan jam tidur, agar dia lebih kuat memanjangkan waktu tahajudnya (menghidupkan malamnya) dengan berbagai amal baik.
Namun sebenarnya yang lebih perlu diperhatikan adalah *kualitas tidurnya*.
Pastikan bahwa sebelum tidur, tubuh anak dalam kondisi bersih dan nyaman. Pakaian tidur dan tempat tidurnya dalam kondisi bersih. Ruang tidur dalam kondisi remang-remang/lampu dimatikan, sirkulasi udara harus cukup baik. Hindari kamar yang terlalu padat dengan berbagai barang sehingga membuat kesan sumpek. Antara anak dan barang akan berebut oksigen.
Selain itu, biasakan anak menjalani sunnah Nabi Muhammad saw sebelum tidur:
a. Berwudhu sebelum tidur.
b. Membersihkan tempat tidur 3 kali sebelum dinaiki sembari membaca ta'awudz
c. Ajak anak berniat untuk bangun sebelum Subuh dan mandi sebelum shalat
d. Bimbing anak untuk berdoa sebelum tidur dan melakukan dzikir penjagaan disertai artinya ( Al ikhlas, Al Afalaq, AnNaas, ayat kursi, lalu ditiupkan ke telapak tangan dan diusapkan ke seluruh tubuh).
*2. Perhatikan asupan gizi anak*
Salah satu sebab anak sulit diajak tidur adalah karena kesalahan banyak orangtua dalam memberi makanan sebelum tidur. Kebiasaan anak zaman sekarang yang mengkonsumsi makanan berkadar gula tinggi membuat mereka kesulitan mengatur dirinya sendiri.
Para ahli kesehatan menemukan fakta ilmiah bahwa makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi memberi energi instan yang harus segera dikeluarkan. Sumber makanan dari pati (nasi, mie, tepung-tepungan, umbi-umbian) dan semua makanan manis (gula pasir, buah dan sayuran tertentu) memicu insulin dalam tubuh sehingga 'memaksa' tubuh untuk bergerak, padahal secara kodrati organ-organ tubuh kita sudah ingin memperbaiki diri di malam hari. Di sini terjadi dilema. Anak ingin tidur karena tubuhnya memerintahkannya seperti itu, namun kadar gula instan dalam tubuhnya memaksanya untuk terus bergerak. Ia menjadi sulit tidur.
Jadi, hindari memberi makanan padat atau minuman manis kepada anak sekitar 3 jam sebelum tidur. Hindari memberi susu manis, teh manis, martabak, nasi goreng, goreng tepung, dll. Lebih baik beri anak makanan berprotein tinggi seperti ayam goreng tanpa tepung, seafood, dan sejenisnya. Jika anak lapar/haus, bisa diberi susu tanpa gula atau beri air kaldu daging/ayam yang bisa cukup mengenyangkan anak namun tak membuat tubuh bekerja ekstra untuk mengolah makanan yang baru ditelan.
Untuk persiapan shaum, *perhatikan asupan makanan anak ketika sahur* . Karena inilah kunci sukses latihan shaum bagi anak.
Sebelumnya, orangtua perlu memberi pemahaman bahwa shaum kaum Muslimin itu pada prinsipnya adalah *memindahkan waktu makan*. Jadi orang shaum itu takkan kelaparan. Kuncinya adalah asupan makanan yang tepat gizi dan cukup ketika sahur.
Orangtua perlu paham bahwa makanan berkadar gula tinggi /karbohidrat sederhana (nasi, mie, tepung2an, umbi2an, gula pasir, kue2 manis, minuman manis, es krim, dll) waktu cernanya dalam tubuh hanya memakan waktu sekitar 3 jam. Bahkan ada yang kurang dari 2 jam. Jadi, jika anak terbiasa makan karbohidrat sederhana, ia akan cepat kenyang DAN cepat lapar. Ia akan terus menerus merasa lapar setiap 2-3 jam. Selain itu, asupan karbo tinggi akan membuat anak mudah mengantuk dan malas bergerak. Makanya efeknya adalah tubuh mudah gemuk. Makanan dengan kadar gula sederhana harus 100% dikeluarkan saat itu juga. Jika tubuh tak banyak bergerak maka yang muncul adalah rasa begah dan mengantuk. Timbul rasa malas. Otak pun sulit bekerja optimal.
Sedangkan sumber makanan dari protein hewani (daging-dagingan, ayam, seafood) waktu cernanya sekitar 8 jam. Jadi, anak yang terbiasa makan makanan dengan kadar protein tinggi akan tak mudah lapar. Ia lama kenyang. Dan tenaganya akan cukup kuat. Ia juga tak mudah mengantuk.
Makanan protein tinggi akan menyimpan 50% energinya dalam tubuh dan akan dikeluarkan ketika tubuh meminta. Inilah 'tabungan' energi ketika shaum. Badan pun tak terasa lemas. Otak bisa bekerja optimal.
Orang yang dominan makan makanan berprotein tinggi takkan kegemukan. Postur tubuhnya cenderung seimbang dan atletis.
Inilah salah satu alasan mengapa para atlit dianjurkan makan protein tinggi, dan dilarang makanan berkadar gula tinggi yang akan melemahkan otot.
Itulah sebabnya juga Rasulullah saw lebih banyak mengonsumsi daging daripada makanan dengan sumber karbo sederhana. Jika beliau makan roti gandum pun, itu bersumber dari gandum asli, bukan dalam bentuk tepung seperti yang kita konsumsi selama ini. Jenis sayuran pun biasanya beliau konsumsi dalam bentuk acar. Bukan dalam kondisi segar.
Jadi, ketika sahur, latih anak untuk lebih banyak makan berprotein tinggi. Seperti daging, ayam,dll. Hindari banyak memberi nasi, gorengan bertepung apalagi mie.
Beri pemahaman bahwa tubuhnya takkan kelaparan karena sudah diberi asupan gizi yang tepat. Ia takkan sakit karena shaum. Sebaliknya malah tubuh akan sehat dan terasa lebih kuat.
Secara ilmiah ini bisa dijelaskan dengan cara sederhana kepada anak. Ketika shaum, tubuh berhenti bekerja mengolah makanan, sehingga tubuh mengambil energi dari simpanan di dalam tubuh. Tubuh dalam kondisi ketosis. Tubuh juga bisa optimal memperbaiki berbagai sel dan organ tubuh yang ada, karena tidak dibebani harus mengolah makanan yang masuk tubuh.
Melihat kondisi anak yang kebanyakan masih dalam kondisi mengantuk ketika sahur, siasati kebutuhan gizi anak dengan mengolah bahan makanan berprotein tinggi itu dalam bentuk yang lebih mudah dicerna tubuh. Misal dalam bentuk soto/sop/ dll. Selain anak mudah menelannya, kebutuhan cairan tubuh juga terpenuhi.
Menu paling sederhana adalah kaldu ceker ayam. Ditemani 1-2 potong ayam, tempe/tahu dan sedikit sayuran akan membantu anak untuk kuat shaum sepanjang hari.
*3. Biasakan anak mandi sebelum Subuh*
Ketika tidur tubuh anak bekerja memperbaiki sel yang rusak dan menggantinya dengan sel yang baru. Organ tubuh juga diperbaiki. Jadi ketika bangun, pasti memang tubuh terasa lemas, lebih berminyak dan cenderung berkeringat. Sel-sel kulit mati pun menempel dimana-mana Itu semua adalah buangan dari dalam tubuh. Jadi, terbayang betapa 'berat' membawa tubuh dengan banyak ' sampah' di sepanjang badan?Akhirnya badan terasa lemas, malas bangun, dll.
Anak perlu diajak mandi DENGAN AIR SEGAR untuk membersihkan kotoran yang menempel di kulit itu. Pancuran air segar juga akan memberi oksigen kepada kulit sehingga memberi efek segar pada tubuh. Mata jadi terbuka. Otak terasa lebih segar.
Pastikan anak memakai pakaian bersih dan wangi setelah mandi.
*4. Perhatikan jam krusial anak shaum*
Bagi anak yang baru belajar shaum, ada masa-masa kritis ketika tubuhnya menyesuaikan diri. Yaitu sekitar di antara pukul 10.00 hingga 15.30 wib. Biasanya di jam-jam itu ia akan 'merasa kelaparan'. Saat itu sebenarnya tubuhnya sedang bekerja menyesuaikan diri. Jadi orangtua perlu paham agak tak ketakutan sehingga membatalkan shaum anak. Bantu anak untuk bisa melewati masa kritis inim Biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 hari bagi anak untuk menyesuaikan diri.
Setelah itu tubuh anak akan terkondisi, jadi lebih mudah menjalani latihan shaum dalam kondisi beraktivitas seharian.
Di jam-jam itu, orangtua perlu mendampingi total anak agar kuat melewati masa kritis latihan tubuhnya. Sibukkan anak agar tak berpikir tentang makanan. Sering peluk, temani, jauhkan dari jangkauan makanan/minuman. Tenangkan anak dengan menggunakan Alquran, membacakan buku, dibawa ke masjid yang adem, bermain yang tidak menyita energi, ajak bicara tentang kehebatan rasulullaah saw dan para sahabat juga para mujahid di Palestina yang bahkan pergi berperang ketika shaum dll.
Jelaskan secara ilmiah tentang cara kerja tubuh ketika shaum malah sedang menabung tenaga.
Bahwa menurut ilmu kedokteran bahkan tenaga orang yang shaum bisa 10 x lebih kuat dibanding orang yang tidak shaum. Karena ia dalam kondisi ketosis. Ada tabungan tenaga luar biasa dalam tubuhnya karena dia shaum.
Cerita bahwa di dunia binatang pun, Allah membuat fase puasa jika mereka ingin menyembuhkan/menguatkan diri (misal singa) atau mau berubah jadi lebih baik. Kisah metamorfosis ulat yang puasa selama 40 hari untuk berubah menjadi kupu yang indah akan menjadi contoh nyata yang sangat bisa menginspirasi anak.
Hanya anak kuat yang bisa shaum.
Hanya anak hebat yang bisa shaum.
Anak yang sakit tak perlu shaum.
Anak yang lemah boleh tidak shaum.
*5. Perhatikan asupan menu berbuka anak*
Ajarkan anak untuk tidak terjebak menjadi lemah ketika berbuka.
Biasakan anak berbuka dengan minum air putih mengikuti sunnah nabi. (BUKAN DENGAN MINUMAN MANIS apalagi es).
Sunnah nabi berbuka dengab kurma ruthab (muda dan agak asam), tamr (kurma kering tak terlalu manis) atau air putih. Bisa juga kurma ajwa yang tak terlalu manis dan mengenyangkan. Namun ketiga jenis kurma ini mahal harganya. Kalau kurma yang biasa kita makan adalah kurma yang sudah diberi pemanis agar awet. Jadi itu seperti makan permen. Makanya air putih adalah pilihan paling mudah bagi kita. Atau bisa juga diberi air kaldu hangat yang langsung bisa memberi efek mengenyangkan. Biasakan minum minuman hangat ketika berbuka agar perut tidak kaget.
Pada prinsipnya, setelah anak berhasil melalui masa kritis berpuasa, tubuh sudah menyesuaikan diri. Ia takkan merasa kelaparan lagi. Jadi ketika berbuka ia pun takkan 'celamitan'. Anak yang sudah biasa shaum pun biasanya makannya lebih sedikit.
Makanya orangtua perlu bantu dengan menyediakan makanan berprotein tinggi agar mudah kenyangnya bertahan lama.
Latih anak agar tidak mudah tergoda dengan berbagai makanan bergula tinggi yang biasa disuguhi dimana-mana untuk menu berbuka.
Kondisi tubuh yang sudah kuat karena shaum, menjadi mudah dihancurkan dengan diberi asupan gula berlebih ketika berbuka.
Latih anak untuk cerdas memilih asupan makanan berkualitas. Karena ia berlatih shaum AGAR MENJADI KUAT. Bukan malah kembali menjadi celamitan dengan makanan.
Kualitas makanan anak sebelum tidur juga menentukan kemudahannya dibangunkan sebelum Subuh.
Jadi, jika ingin anak mudah bangun Subuh dalam kondisi segar dan kuat, juga bertenaga dalam menjalani aktivitas hariannya, pastikan asupan gizi anak lebih banyak mengandung sumber protein hewani. Hindari memberi makanan dan minuman dengan kadar gula /karbo tinggi, karena itu akan melemahkan anak.
Hindari semaksimal mungkin unsur 4 P dalam asupan makanan/minuman di keluarga : pewarna, pemanis, pengawet, pemutih.
Jadi, ternyata, berdasarkan pengalaman kami, selain memberi pemahaman akan pentingnya bangun sebelum subuh dan sahur bergizi, kita sangat butuh *ilmu nutrisi makanan yang memadai bagi keluarga* . Kita sangat butuh menguatkan ilmu dan pemahaman tentang *makanan halalan thoyyiban* : makanan yang tak cukup hanya *halal* tapi harus *baik bagi kesehatan*.
Makanan yang akan membantu kita mudah melakukan kebaikan-kebaikan yang Allah perintahkan dan Rasul saw contohkan.
Memahami dan menerapkan ilmu nutrisi makanan yang memenuhi unsur halalan thayyiban di dalam keluarga adalah bagian dari nilai-nilai karakter *SHIDDIQ* dan *FATHONAH*.
Pada akhirnya, ketika anak-anak berhasil kita latih untuk menjalani ibadah shalat dan shaum dengan benar dan bahagia, kita juga mereka sedang mengamalkan nilai-nilai karakter *AMANAH* dari dalam keluarga, yang akan berefek ke kualitas karya kota di masyarakat kelak. Penyebaran informasi seperti ini pun, agar lebih banyak keluarga muslim menyadari pentingnya menjaga asupan gizi di keluarga, adalah bagian dari penerapan nilai-nilai karakter *TABLIGH*
Jadi, pada akhirnya, dengan cara yang sederhana, kita semua sedang menerapkan semua nilai kebaikan yang ada di *karakter FAST* . Itulah empat karakter utama Nabi Muhammad saw yang sangat perlu diteladani oleh kita semua.
Selamat mengamalkan ilmu yang dirasa bermanfaat, sahabat. Semoga Allah memudahkan keluarga kita masuk golongan orang-orang yang diberi hikmah dan senantiasa beramal solih. Aamiin.
Allahu a'lam bishshawab.
Sesi tanya jawab:
1. ❓ Assalamualaikum, mbak.. Sy klo bangunin anak untuk sholat subuh susah banget, kadang ia jd marah, atau bahkan nangis krn masih ngantuk katanya...lama di rayu baru bangun tp dengan menggerutu, kayk tdk ikhlas gt... Nah dst kadang mancing emosi sy jg mbak..gmna solusinya...?
Lanjut.. Cuma lucunya klo hari libur skolah dianya jd cepat bangunnya
❤ Hehe, kalau anak mudah bangun pagi ketika libur, tetapi sulit bangun ketika sekolah, itu satu pertanda bahwa anak kurang suka sekolah. Dia agak tertekan dg tuntutan di sekolah.
Mba perlu banyak ngobrol untuk mengetahui PERASAAN dia ttg sekolah.
Kemudian, coba cek kondisi di bawah ini:
🔸Mba cek juga jam tidurnya. Apakah anak kurang istirahat? tidur gelisah? Badan kotor ketika tidur(tdk segar?)..
🔸Bisa dicoba dia disuruh mandi sebelum tidur.
🔸Perhatikan makanannya juga. Hindari konsumsi makanan bergula tinggi sebelum tidur. Itu membuat tubuhnya tak nyaman dan tidur tak nyenyak. Wajar dia jadi 'ngamuk' ketika dibangunkan.
🔸Cek bahasa mba ketika membangunkan. Apakah memakai pendekatan kasih sayang? Dipeluk dicium didoakan bangun tidur dituntun bangun ke dapur dan kamar mandi?
Hindari bahasa negatif (menyuruh,memerintah, memaksa, labeling,dll)
🔸Apakah kondisi hati mba tak tenang ketika membangunkan anak karena terburu2 dan disambi berbagai aktivitas rumah?
🔸Setting diri mba agar bisa fokus urus anak bangun Subuh. Amalan ini jauh lebih penting dan BESAR PAHALAnya di sisi Allah dibanding amalan lain lho.
Allahu a'lam ✅
2. ❓mbak, mau nanya nih... klo kondisi siam, sebaiknya menu makannya yg mengandung protein tinggi. nah klo hari2 biasa apakah pola makan yg baik untuk anak juga demikian mbak. dlam artian tetap ada nasi tpi komplit dgn yg berprotein tinggi.
terkadang sebagai ibu kan qt suka khawatir klo anak lagi g doyan makan nasi.
justru nasi itu sesuatu yg dipandang wajib menu utama
❤ Pola makan dominan asupan nutrisi dari sumber protein hewani itu sebaiknya memnag menjadi pola.makan sehari2, mba
Keuntungannya banyak:
Anak jadi tak terlalu sering kelaparan sehingga sering minta jajan.
Anak tidak gendut
Tenaga anak kuat dan daya tahan tubuhnya lebih bagus
Anak tak mudah lelah atau mengantuk
Bukan berarti ga boleh karbo ya.
Singkatnya begini, porsi makan ideal itu seperti makanan orang bule: sepotong daging cukup besar, ssdikit sayur.
Dan kita tak perlu khawatir anak ga doyan nasi. Itu bukan sumber energi utama yang dibutuhkan tubuh. Bisa ditutupi dengan makan tempe tahu, sayur, buah secukupnya.
Tapi kalau untuk daya tahan, lebih optimal konsumsi protein hewani.
Rasul saw sudah memberi contoh terbaik bagi kita ttg pola makan beliau ya. Lebih banyak konsumsi daging karena bisa lebih lama kenyang...
Bisa dibuat ujicoba saja di rumah, perhatikan kualitas kesehatan anak ketik lebih byk mengkonsumsi protein hewani dibanding karbo sederhana...
Allahu a'lam bishshawab ✅
3. ❓Gimana caranya supaya anak disiplin menjalankan shalat 5 waktu. Ngk subuh aja.. Ssuai Di jadwalnya? Jazakillah khairan ukht.
-Fazlun-
❤ Ada tips cara asyik mengajak anak belajar shalat dg lebih santai dan enjoy. Panjang nih materinya:
*MENGAJARKAN ANAK SHOLAT*
(Oleh: *Iin Savitry Indrawardhany, Bunda Bidadari* )
Sebagai hasil renungan saya ketika mencari cara untuk bisa mengajarkan shalat secara bertahap, santai dan cukup menyenangkan bagi anak, saya membuat tahapan latihan shalat seperti ini :
*0-7 Tahun*
7 tahun ---- Shalat Subuh
8-9 tahun ---- + shalat magrib dan isya
9-10 tahun ---- + shalat zhuhur dan ashar
10 tahun ---- rutin shalat 5 waktu
Jika anak sudah cukup ajeg pembiasaan shalat 5 waktunya, ditambahkan *latihan shalat sunnah utama* .
Saya bagi 3 shalat sunnah yang perlu dilatih oleh anak berdasarkan *tingkat manfaat* :
1. *Shalat rawatib*--- fungsinya untuk menutupi kekurangan dalam pelaksanaan shalat wajib
2. *Shalat tahajud*--- fungsinya untuk menguatkan jiwa anak dan tahan banting dalam menjalani perannya sebagai khalifatullaah fil al 'ardh
3. *Shalat Dhuha* ---- fungsinya untuk memperkuat ghirah anak menjalani peran keqowwamannya di keluarga besar dan lingkungan.
Untuk tahapannya, karena jumlah shalat rawatib sunnah muakad cukup banyak dan akan sangat berat (secara fisik dan batin) dilaksanakan oleh anak, maka saya buat target-target:
*a. 10 tahun* ---- rutinkan shalat sunnah qobla Subuh dan shalat tahajud minimal 2 rakaat dengan membaca surah hafalannya sendiri atau langsung memegang mushaf Alquran
*b. 11- 12 tahun* --- setiap 6 bulan tambahkan shalat sunnah ba'da zhuhur/ba'da magrib/ba'da isya sesuai kesepakatan anak + tahajud diperpanjang bacaannya
*c. 13-14 tahun* --- ditambahkan shalat qobla zhuhur. Tahajud dirutinkan minimal 1 juz/malam.
*d.14 tahun* ---- dilatih shalat dhuha minimal 2 rakaat.
Diharapkan di usia 14 tahun ia sudah terbiasa merutinkan shalat sunnah rawatib dan tahajud. Saya menggunakan tokoh Muhammad Al Fatih sebagai contoh pemimpin yang tak pernah meninggalkan shalat sunnah rawatib dan tahajud begitu dia aqil baligh. Berarti latihannya sudah dimulai sebelum dia baligh.
Shalat dhuha dibelakangkan karena berurusan dgn karakter amanah dan tabligh. Berhubungan dengan program pribadi anak untuk meningkatkan kemampuan memberi nafkah dan berdakwah di luar keluarga inti.
Dengan memberikan DAN menjelaskan tahapan belajar shalat seperti di atas ke anak, saya berusaha mempersiapkan wawasan dan mental mereka dulu. Jadi mereka diajak untuk _merencanakan proses belajar shalat_ dengan bermodalkan pikiran kritis dan bertahap.
Saya menjelaskan *MENGAPA* dan *UNTUK APA* saya membuat tahapan belajar di atas dengan menggunakan berbagai buku utama seperti terjemah Alquran, asbabunnuzul ayat&surah, tafsir, buku SIROH NABI MUHAMMAD Saw, hadits2 terkait shalat, juga buku2 fiqih dan buku2 mukjizat sains alquran dan hadits.
Plus saya jelaskan tahapan cara kerja otak manusia, cara kerja organ tubuh manusia, dan perkembangan anak.
Semua penjelasan itu sebenarnya adalah modal ilmu2 dasar (fiqih qowwamah, fiqih pengasuhan keluarga dll) yang dibutuhkan anak untuk bisa menjalani perannya dengan optimal kelak.
Beberapa manfaat dari pemberian tahapan belajar shalat seperti di atas:
1. Anak diajak berpikir kritis, harus ada dalil dan tahapan belajar yang jelas dan terukur (secara wawasan, fisik dan mental) sebelum melakukan suatu amal ibadah mahdhoh.
2.Anak diajak merencanakan dan mempersiapkan program belajar shalatnya dengan santai
3. Anak merasa santai dan tidak diburu-buru karena ada cukup banyak waktu untuk berlatih pembiasaan shalat
4. Anak dilatih untuk bisa menilai sendiri batas kekuatan dirinya dalam berlatih, dan dilatih untuk memotivasi dirinya agar bisa 'lulus belajar shalat' tepat pada waktunya.
5. Anak dilatih untuk membuat sendiri target-target belajarnya asal tidak melanggar standar dasar yang telah ditetapkan. Jadi anak bisa mengakselerasi sendiri tahapan belajar shalatnya.
6. Anak dilatih untuk memperhatikan syarat2 yang harus dipenuhi agar dia bisa menjalani tahapan belajar shalat dgn benar (ilmu nutrisi, olah tubuh, pengaturan waktu, pembiasaan tilawah alquran dll)
7. Ortu juga jadi lebih tenang karena tak menggesa anak untuk langsung 'jago' dan
'hebat' dalam berlatih shalat
Allahu a'lam bishshawab. ✅
4. ❓Sya mau tnya ukhti. Sya punya anak 2, nah yg ke 2 ini emng agak lambat tuk bisa bicaranya, jadi syapun telat training toilet smpe hmpir usia 3 th. Nah skitar 2 atau 3 mingguan ini dh dilatih, kalo pipis sudah mulai bisa, nah tpi klo Pups blm bs, itu gmn caranya ya...
❤ Toilet training terus lakukan mba...untuk pup memang normalnya anak baru di usia 4-5 tahun bisa mencebok sendiri.
Ini berhubungan dg pertumbuhannya. Jangkauan tangannya baru bisa menyentuh daerah anus dengan nyaman di usia sekitar 4 thn.
Jadi wajar kalau mba masih harus dampingi anak ketika pup ya.
🔸Ajarkan anak wudhu wajib ( buka surah Al Maidah QS 5 ayat 6 untuk beritahu tahapan2nya) sejak kecil. Biasakan anak berwudhu ketika keluar dari kamar mandi atau mau main.
Ini mengajarkan kebersihan dan bersuci.
🔸Jaga agar *kuku jemari kirinya* bersih dan pendek. Beritahu bahwa kuku tak boleh panjang dan kotor karena ada alasannya untuk beribadah. (Jadi bukan sekedar mengajarkan kesehatan).
Ajarkan membersihkan anus menggunakan *jari tengah tangan kiri*. Ini bagian dari pengajaran fiqih thoharoh lho.
Arah menyiram air juga harus hati2. Bagi anak perempuan apalagi, perlu memberitahu tentang 3 lubang utama wanita. Kalau pria 2 lubang utama. Ini ada kajian khusus untuk mengajar anak praktek bersuci sejak usia dini.
🔸Anak terlambat bicara biasanya karena kurang stimulasi dari ortu. Jadi orangtua kurang meluangkan waktu untuk membacakan buku dan berbicara ke anak. Anak butuh mendengar banyak kosakata agar perbendaharaan katanya kaya.
_Speech delay_ bisa diatasi dengan dua cara mudah:
1. biasakan tilawah alquran dengan tartil dan suara kencang di depan anak. Ajar anak huruf hijaiyah. Ada banyak flash card huruf hijaiyah yang bisa dipakai. Pastikan anak *Mendengar dan Melihat* ibu/ayahnya yang mengucapkan huruf hijaiyah... BUKAN dari e-pen atau film kartun.
Keistimewaan mengajar bahasa Arab adalah mengasah area mulut anak agar fasih. Jadi anak cadel pun bisa dilatih memperbaiki kondisi fisiologisnya dengan diajarkan membaca alquran..Dimulai dengan bisa mengucapkan huruf hijaiyah dgn benar.
2. Biasakan membacakan buku ke anak, SETIAP HARI. Utamakan membacakan kisah di Alquran dan buku siroh nabi. Saya merekomendasikan para orangtua untuk rutin membacakan buku siroh *Muhammad Teladanku* terbitan Sygma sejak anak masih bayi. Buku siroh itu paling bagus bahasa Indonesianya, dan bahasa bertuturnya paling cocok digunakan oleh para orangtua untuk menstimulasi kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar ke anak. Ditambah lagi, isi pesan buku ini menumbuhkan fitrah iman ke anak. Anak akan mudah jatuh cinta ke Allah, rasulullaah, ajaran agama Islam, dengan rutin dibacakan buku ini, insyaAllah.
Selain itu, anak yang biasa dibacakan buku dengan kualitas bahasa yang baik, akan tumbuh menjadi anak dengan kemampuan berbahasa yang baik dan santun.
Banyak anak yang telah dibacakan buku ini telah membuktikan hal itu.
Untuk anak mba, rutinkan membaca board booknya yang berisi kalimat puitis yang mudah dicerna anak.
Allahu a'lam ✅
5. ❓assalamualaikum mba, sy mw tax, mngajarkan shaum pd anak, baiknya dimulai dari umur brpa yah?? trus tahapannya itu langsung shaum full atw diajarkan shaum stengah hari? makasih
❤ Pengalaman saya melatih anak2 shaum, dibagi berdasarkan adzan, mba
🔸Saya bagi level shaum menjadi 3 :
1 adzan : sampai adzan zhuhur. Level anak hebat.
2 adzan : sampai adzan ashar. Level anak kuat
3 adzan : sampai adzan magrib. Level anak LUARBIASA ISTIMEWA.
🔸Jadi sejak awal saya tekankan bahwa shaum itu latihan menahan makan. Karena makannya *sudah didahulukan waktu sahur*.
Berarti dia 'wajib sahur' agar kuat shaum.
🔸Setiap anak bisa melewati satu level, kita beri hadiah.
Tiap anak beda model apresiasi. Untuk Silmi, cukup saya beri ciuman pelukan khusus dan doa2 bertebaran.Lalu tantangan untuk naik level. Ia suka tantangan.
Untuk 'Ulya, dia minta baju muslimah. Saya suruh dia *berdoa ke Allah agar diberi hadiah*. Jika rezekinya, akan Allah beri entah dsri mana, bukan dari saya/ayahnya. Jika tidak rezeki, dis takkan dapat. Tapi Allah mengikuti prasangka hambaNya. Dia dilatih untuk sungguh2 berdoa. Dan Allah beri banyak pelajaran kepadanya melalui doa itu.
🔸Tapi saya tekankan, kalau dia BISA shaum penuh saja, itu sudah HADIAH dari Allah. Karena hanya anak hebat, kuat dan luar biasa istimewa yang akan diberi bikmat bisa shaum penuh. Itu tanda Allah sayang dia.
Intinya, saya sengaja menanamkan imaji bahwa bisa shaum itu keren.
🔸Lalu, kapan anak naik level? Ajak anak berdiskusi, kapan mau latihan naik level. Biarkan dia yang *menentukan* kapan dan bagaimana caranya. Kita arahkan tapi bust dia merasa ini adalah *perjuangan* dia. Jadi kita beri selamat jika dia berhasil mengerjakan rencana ya sendiri.
🔸Kapan anak bisa dilatih shaum?
Menurut dokter Agus Rahmadi dari Klinik Sehat, anak ssjak usia 2,5-3 tahun bisa mulai dilatih shaum. Anak kuat.
Saya membuktikan, Silmi latihan shaum ramadhan usia 2,5 tshun. Dia kuat shaum full selama 4 hari.
Usia 3,5 tahun Silmi sudah shaum full ramadhan selama 20 hari. 10 harinya setengah hari.
Usia 4 tahun Silmi sudah biasa shaum senin kamis dan shaum muharram. Usia 5 tahun dia melatih kekuatan tubuhnya, berlatih olahraga dalam keadaan shaum.
Ia pernah dan terbiasa berlatih lomba speed ketika menjadi atlit sepatu roda dalam keadaan shaum penuh.
Hingga sekarang kebiasaan shaum sunnah senin kamis sedang dia hidupkan lagi, dengan aktivitas yang padat hingga malam. Sementara ini dia berolahraga panahan, karate dan silat.
Kalau 'Ulya baru mau latihan shaum usia 4 tahun, 1-2 adzan.
Dia baru full shaum ramadhan di usia 5 tahun..Usia 7 tahun baru mau latihan shaum sunnah..Sekarang usia 10 thn dia sudah biasa shaum senin kamis juga.
Mengapa mereka mau latihan shaum? Karena mereka sudah membuktikan berkali-kali kalau shaum badan terasa lebih segar dan tak kelaparan/kehausan walau sedang berolahraga berat 😅
Selamat mencoba, mba.
allahu a'lam ✅
6. ❓Mbak, ini ttg putra sulung saya
Kl diminta shalat, dijawab iya
Tp sy hrs srg ngingatkan ya nya itu
Kl ga, lbh srg tdk dikerjakan
Putra sulung saya, sdh mhs smtr 2 diugm.
Bgmn ya mbak, utk memotivasi dia agar ya nya itu bnr dilakukan?
Tksh mbak
-ummu faisal
❤Anak mba sudah baligh, tapi ternyata belum aqil ya.
Ini masalah umat, memang.
Itu tandanya anak mba fitrah imannya kurang tersemai dengan baik. Fitrah iman dan fitrah belaajr itu optimalisasinya di usia 0-7 thn. Berarti di fase itu dahulu kemungkinan besar mba dan suami kurang menstimulasi fitrah itu.
Apalagi jika sudah baligh, ada fitrah peradaban yang mendorong anak untuk berperan sebagai pemimpin bagi diri sendiri, keluarga & umat.
Cara menghidupkan kedua fitrah di atas hanya dengan dua jalan:
*pamer kesolihan*, dan *berkisah inspiratif*.
Tugas utama ayah di rumah adalah menjadi *teladan aqidah* dan *teladan syariat agama* bagi anak. Sepertinya kedua tugas utama ini lalai dikerjakan oleh suami mba dahulu, dan mba juga ga ngeh.
Jadi, yang mba&suami bisa lakukan skrg adalah.
1. taubatan nasuha. Mohon ampun pada Allah karena lalai menjaga fitrah anak di usia dini. Orangtua yang bertobat akan dimudahkan menemukan jalan keluar dari segala permasalahannya.
2. Mohon pertolongan kepada Allah untuk bisa memperbaiki keadaan dan menyelamatkan aqidah anak.
3. Perbaiki waktu shalat wajib dan dawamkan shalat tahajud. Biasakan tilawah Alquran ketika waktu tahajud. Lantunkan doa agsr Allah bimbing anak mba untuk merasakan nikmatnya menjadi hamba Allah yang taat. Minta Allah beri lingkungan yang solih kepada anak.
4. Ketika anak ada di sisi, biasakan mba shalat wajib atau tahajud di sisi anak yng tertidur. Suaranya dikencangkan. Biasakan tilawah dg suara kencang di sisi anak.
Ini bagian dari pelaksanaan perintah Allah di surah Al Baqarah QS:151. Ortu diperintahkan untuk rutin *membacakan Alquran* dan *menyampaikan kisah2 imani (kitab Alquran dan sunnah)* ke keluarga.
Nanti Allah yang akan menyucikan jiwa pendengarnya dan mengajarkan ilmu yang sebelumnya ia tak tahu.
5. Sering2 ajak anak ngobrol santai. Momen ini bisa dipakai untuk 'curhat' ttg kisah2 imani yng mba tahu selama ini.
Bahas kondisi dia skrg. *Minta maaf ke anak* atas kesalahan mba dan suami krn gs membiasakan kebaikan itu sjak kecil. *Ajak* anak untuk sama2 berusaha agar dia bisa kembali menjadi muslim taat yang tak meninggalkan shalat.
Yakin mba, Allah MahaMenolong
Anak adalah titipanNya. Jadi Allah akan memberikan petunjuk langsung ke dada anak, insyaAllah
Selamat mencoba. Semoga Allah mudahkan.
Allahu a'lam ✅
7. ❓Assalamualaikum..mba...anak saya usia 17 bulan baru bisa bicara 'abaaa, ummaa, neeee, aaaa, maamam'.
Ini normalkah mb?
Bagaimana cara stimulasinya?
Terima kasih mba
-Ummu A-
❤Ini normal. Sering-sering saja tilawah Alquran di smping anak. Sering-sering shalat di samping anak dengan suara kencang. Sering-sering membacakan buku siroh dsn kisah dalam alquran ke anak.
Sejak dalam kandungan, biasakan kebiasaan yang kita mau dia lakukan ketika sudah lahir.
Biasakan mengkhatamkan alquran minimal sebulan sekali selama hamil. Latihan shaum full selama hamil. Biasakan berolahraga ketika hamil. Biasakan makanan halalan thoyyiban selama hamil.'Perkenalkan' berbagai jenis makanan baik ke anak. Biasakan membacakan buku ke anak. Biasakan datang ke majelis ilmu ketika hamil. Biasakan berbuat kebaikan ketika hamil. DAN 'laporkan' setiap perbuatan kita kepada si jabang bayi. Perkenalkan waktu shalat ke anak. Ketika terdengar adzan, ajak jabang bayi untuk menjawab, jelaskan itu tand shalat apa. Jelaskan ciri2 waktunya.
Saya lakukan itu juga ketika hamil. Jadi alhamdulillaah anak-anak relatif lebih mudah diajak berlatih kebaikan hingga sekarang.
Karena saya rela 'membayar harganya' ketika hamil dan hingga mereka berusia 7 tahun.
Saya setting diri saya menjadi wanita hamil yang bahagia dan menerima semua kondisi yang ada. Saya fokus mempersiapkan karakter anak menjadi pejuang agama Allah kelak.
Saya jaga sumber makanan dan jenis makanan saya, dominan protein hewani, dgn target anak2 jadi kuat beramal solih dan tahan banting kelak.
Saya rela total mendampingi tumbuh kembang mereka sejak saya tahu sedang hamil. Saya rela naik gunung ketika hamil mereka hanya agar kelak nereka tumbuh jadi anak yang kuat dan tahan banting ketika lahir.
Jika kita sudah rela bayar DPnya di awal, sisanya serahkan saja ke Allah. Allah Maha Menjaga dan tak pernah ingkar janji 😍.
Allahu a'lam. ✅
8. ❓Gimana caranya supaya anak yang hiperaktif / dikategorikan nakal bisa mjd anak yg santun dan penurut?
-Fazlun-
❤Pertama, definisikan dahulu ama maksud dari *hiperaktif* *nakal*, *penurut* . kemungkinan besar definisi2 itu berbeda2 dari sudut pandang anak dan ortu 😅.
Anak yang dianggap hiperaktif biasanya butuh olah tubuh ektra di alam bebas, tspi tak difasilitasi oleh ortu. Ia dipaksa untuk diam, pdhl tubuhnya butuh bergerak. Begitu jugs nakal. Biasanya karena tak ada orang dewas yang mau menemaninya mengeksplorasi byk hal.
Tapi pada intinya, *kondisi anak itu adalah refleksi kondisi jiwa orangtua*
Energi kita sangat besar untuk memengaruhi perilaku anak.
Jadi, kunci mengasuh anak adalah *orangtua mengendalikan kondisi kejiwaannya* saja, anak pasti akan mengikuti.
Orangtua yang hatinya tenang, cenderung memiliki anak yang 'mudah diatur', bahagia dan tak rewel.
Orangtua yang hatinya rusuh, resah, gelisah, cenderung memiliki anak yang sering sakit, terlihat sulit diatur dll.
Jadi, sebagai orangtua, cara paling mudah untuk 'mengendalikan anak' adalah mengendalikan dan menjaga kualitas hubungan kita dgn Allah.
Menurut ustadz Lukmanul Hakim al hafizh, orangtua yang sering lalai dalam shalatnya, cenderung menjadi ortu yang pemarah, sering mengeluh dan berefek ke anak yang terlihat 'sulit diatur'.
Bahagianya kita adalah bahagianya anak😇.
Allahu a'lam bishshawab✅
Salah satu kendala sebagian orangtua dengan anak usia di atas 7 tahun adalah merasa sulit membangunkan anak untuk shalat Subuh dan menjalani latihan shaum Ramadhan.
Berikut beberapa tips dan trik yang bisa dilakukan oleh orangtua agar proses pendampingan berlatih ibadah di atas bisa berjalan lebih mulus.
Baca juga: Resume Kulwap Parenting "Melatih Anak Berpuasa dengan Cara Menyenangkan"
Sebelumnya, mari kita coba bedah bersama penyebab keluhan di atas.
Berdasarkan pengamatan sederhana, saya mencatat beberapa penyebab masalah di atas :
• Anak belum cukup diinspirasi dengan kisah penguat iman tentang keutamaan shalat Subuh dan shaum.
• Anak kurang mendapat eksposure *pamer kesolihan* dari orangtua. Teladan perilaku dari orangtua kurang kuat untuk dicontoh anak.
• Anak kurang dipersiapkan kebutuhan kondisi fisiknya agar nyaman menjalani latihan ibadah shalat dan shaum itu.
Ada beberapa prasyarat yang orangtua perlu persiapkan untuk membantu anak siap berlatih shalat Subuh dan shaum Ramadhan ini. Dan prasyarat yang paling sering diabaikan oleh orangtua adalah *persiapan fisik*dan *asupan nutrisi yang tepat*.
Berikut Tips & Trik untuk membantu anak lebih nyaman menjalani shalat Subuh dan shaum Ramadhan:
*1. Perhatikan jam tidur anak*
Secara umum para ahli sepakat bahwa jam tidur anak sekitar 7-8 jam. Jika anak kita terbiasa tidur sebanyak itu, maka kondisikan waktu tidurnya. Jika anak dipersiapkan sudah tidur paling lambat pukul 9 malam, maka jika ia dibangunkan pukul 4 pagi, ia sudah beristirahat selama 7 jam.
Walau bagi anak Muslim yang kuat, harus mulai dilatih untuk memendekkan jam tidur, agar dia lebih kuat memanjangkan waktu tahajudnya (menghidupkan malamnya) dengan berbagai amal baik.
Namun sebenarnya yang lebih perlu diperhatikan adalah *kualitas tidurnya*.
Pastikan bahwa sebelum tidur, tubuh anak dalam kondisi bersih dan nyaman. Pakaian tidur dan tempat tidurnya dalam kondisi bersih. Ruang tidur dalam kondisi remang-remang/lampu dimatikan, sirkulasi udara harus cukup baik. Hindari kamar yang terlalu padat dengan berbagai barang sehingga membuat kesan sumpek. Antara anak dan barang akan berebut oksigen.
Selain itu, biasakan anak menjalani sunnah Nabi Muhammad saw sebelum tidur:
a. Berwudhu sebelum tidur.
b. Membersihkan tempat tidur 3 kali sebelum dinaiki sembari membaca ta'awudz
c. Ajak anak berniat untuk bangun sebelum Subuh dan mandi sebelum shalat
d. Bimbing anak untuk berdoa sebelum tidur dan melakukan dzikir penjagaan disertai artinya ( Al ikhlas, Al Afalaq, AnNaas, ayat kursi, lalu ditiupkan ke telapak tangan dan diusapkan ke seluruh tubuh).
*2. Perhatikan asupan gizi anak*
Salah satu sebab anak sulit diajak tidur adalah karena kesalahan banyak orangtua dalam memberi makanan sebelum tidur. Kebiasaan anak zaman sekarang yang mengkonsumsi makanan berkadar gula tinggi membuat mereka kesulitan mengatur dirinya sendiri.
Para ahli kesehatan menemukan fakta ilmiah bahwa makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi memberi energi instan yang harus segera dikeluarkan. Sumber makanan dari pati (nasi, mie, tepung-tepungan, umbi-umbian) dan semua makanan manis (gula pasir, buah dan sayuran tertentu) memicu insulin dalam tubuh sehingga 'memaksa' tubuh untuk bergerak, padahal secara kodrati organ-organ tubuh kita sudah ingin memperbaiki diri di malam hari. Di sini terjadi dilema. Anak ingin tidur karena tubuhnya memerintahkannya seperti itu, namun kadar gula instan dalam tubuhnya memaksanya untuk terus bergerak. Ia menjadi sulit tidur.
Jadi, hindari memberi makanan padat atau minuman manis kepada anak sekitar 3 jam sebelum tidur. Hindari memberi susu manis, teh manis, martabak, nasi goreng, goreng tepung, dll. Lebih baik beri anak makanan berprotein tinggi seperti ayam goreng tanpa tepung, seafood, dan sejenisnya. Jika anak lapar/haus, bisa diberi susu tanpa gula atau beri air kaldu daging/ayam yang bisa cukup mengenyangkan anak namun tak membuat tubuh bekerja ekstra untuk mengolah makanan yang baru ditelan.
Untuk persiapan shaum, *perhatikan asupan makanan anak ketika sahur* . Karena inilah kunci sukses latihan shaum bagi anak.
Sebelumnya, orangtua perlu memberi pemahaman bahwa shaum kaum Muslimin itu pada prinsipnya adalah *memindahkan waktu makan*. Jadi orang shaum itu takkan kelaparan. Kuncinya adalah asupan makanan yang tepat gizi dan cukup ketika sahur.
Orangtua perlu paham bahwa makanan berkadar gula tinggi /karbohidrat sederhana (nasi, mie, tepung2an, umbi2an, gula pasir, kue2 manis, minuman manis, es krim, dll) waktu cernanya dalam tubuh hanya memakan waktu sekitar 3 jam. Bahkan ada yang kurang dari 2 jam. Jadi, jika anak terbiasa makan karbohidrat sederhana, ia akan cepat kenyang DAN cepat lapar. Ia akan terus menerus merasa lapar setiap 2-3 jam. Selain itu, asupan karbo tinggi akan membuat anak mudah mengantuk dan malas bergerak. Makanya efeknya adalah tubuh mudah gemuk. Makanan dengan kadar gula sederhana harus 100% dikeluarkan saat itu juga. Jika tubuh tak banyak bergerak maka yang muncul adalah rasa begah dan mengantuk. Timbul rasa malas. Otak pun sulit bekerja optimal.
Sedangkan sumber makanan dari protein hewani (daging-dagingan, ayam, seafood) waktu cernanya sekitar 8 jam. Jadi, anak yang terbiasa makan makanan dengan kadar protein tinggi akan tak mudah lapar. Ia lama kenyang. Dan tenaganya akan cukup kuat. Ia juga tak mudah mengantuk.
Makanan protein tinggi akan menyimpan 50% energinya dalam tubuh dan akan dikeluarkan ketika tubuh meminta. Inilah 'tabungan' energi ketika shaum. Badan pun tak terasa lemas. Otak bisa bekerja optimal.
Orang yang dominan makan makanan berprotein tinggi takkan kegemukan. Postur tubuhnya cenderung seimbang dan atletis.
Inilah salah satu alasan mengapa para atlit dianjurkan makan protein tinggi, dan dilarang makanan berkadar gula tinggi yang akan melemahkan otot.
Itulah sebabnya juga Rasulullah saw lebih banyak mengonsumsi daging daripada makanan dengan sumber karbo sederhana. Jika beliau makan roti gandum pun, itu bersumber dari gandum asli, bukan dalam bentuk tepung seperti yang kita konsumsi selama ini. Jenis sayuran pun biasanya beliau konsumsi dalam bentuk acar. Bukan dalam kondisi segar.
Jadi, ketika sahur, latih anak untuk lebih banyak makan berprotein tinggi. Seperti daging, ayam,dll. Hindari banyak memberi nasi, gorengan bertepung apalagi mie.
Beri pemahaman bahwa tubuhnya takkan kelaparan karena sudah diberi asupan gizi yang tepat. Ia takkan sakit karena shaum. Sebaliknya malah tubuh akan sehat dan terasa lebih kuat.
Secara ilmiah ini bisa dijelaskan dengan cara sederhana kepada anak. Ketika shaum, tubuh berhenti bekerja mengolah makanan, sehingga tubuh mengambil energi dari simpanan di dalam tubuh. Tubuh dalam kondisi ketosis. Tubuh juga bisa optimal memperbaiki berbagai sel dan organ tubuh yang ada, karena tidak dibebani harus mengolah makanan yang masuk tubuh.
Melihat kondisi anak yang kebanyakan masih dalam kondisi mengantuk ketika sahur, siasati kebutuhan gizi anak dengan mengolah bahan makanan berprotein tinggi itu dalam bentuk yang lebih mudah dicerna tubuh. Misal dalam bentuk soto/sop/ dll. Selain anak mudah menelannya, kebutuhan cairan tubuh juga terpenuhi.
Menu paling sederhana adalah kaldu ceker ayam. Ditemani 1-2 potong ayam, tempe/tahu dan sedikit sayuran akan membantu anak untuk kuat shaum sepanjang hari.
*3. Biasakan anak mandi sebelum Subuh*
Ketika tidur tubuh anak bekerja memperbaiki sel yang rusak dan menggantinya dengan sel yang baru. Organ tubuh juga diperbaiki. Jadi ketika bangun, pasti memang tubuh terasa lemas, lebih berminyak dan cenderung berkeringat. Sel-sel kulit mati pun menempel dimana-mana Itu semua adalah buangan dari dalam tubuh. Jadi, terbayang betapa 'berat' membawa tubuh dengan banyak ' sampah' di sepanjang badan?Akhirnya badan terasa lemas, malas bangun, dll.
Anak perlu diajak mandi DENGAN AIR SEGAR untuk membersihkan kotoran yang menempel di kulit itu. Pancuran air segar juga akan memberi oksigen kepada kulit sehingga memberi efek segar pada tubuh. Mata jadi terbuka. Otak terasa lebih segar.
Pastikan anak memakai pakaian bersih dan wangi setelah mandi.
*4. Perhatikan jam krusial anak shaum*
Bagi anak yang baru belajar shaum, ada masa-masa kritis ketika tubuhnya menyesuaikan diri. Yaitu sekitar di antara pukul 10.00 hingga 15.30 wib. Biasanya di jam-jam itu ia akan 'merasa kelaparan'. Saat itu sebenarnya tubuhnya sedang bekerja menyesuaikan diri. Jadi orangtua perlu paham agak tak ketakutan sehingga membatalkan shaum anak. Bantu anak untuk bisa melewati masa kritis inim Biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 hari bagi anak untuk menyesuaikan diri.
Setelah itu tubuh anak akan terkondisi, jadi lebih mudah menjalani latihan shaum dalam kondisi beraktivitas seharian.
Di jam-jam itu, orangtua perlu mendampingi total anak agar kuat melewati masa kritis latihan tubuhnya. Sibukkan anak agar tak berpikir tentang makanan. Sering peluk, temani, jauhkan dari jangkauan makanan/minuman. Tenangkan anak dengan menggunakan Alquran, membacakan buku, dibawa ke masjid yang adem, bermain yang tidak menyita energi, ajak bicara tentang kehebatan rasulullaah saw dan para sahabat juga para mujahid di Palestina yang bahkan pergi berperang ketika shaum dll.
Jelaskan secara ilmiah tentang cara kerja tubuh ketika shaum malah sedang menabung tenaga.
Bahwa menurut ilmu kedokteran bahkan tenaga orang yang shaum bisa 10 x lebih kuat dibanding orang yang tidak shaum. Karena ia dalam kondisi ketosis. Ada tabungan tenaga luar biasa dalam tubuhnya karena dia shaum.
Cerita bahwa di dunia binatang pun, Allah membuat fase puasa jika mereka ingin menyembuhkan/menguatkan diri (misal singa) atau mau berubah jadi lebih baik. Kisah metamorfosis ulat yang puasa selama 40 hari untuk berubah menjadi kupu yang indah akan menjadi contoh nyata yang sangat bisa menginspirasi anak.
Hanya anak kuat yang bisa shaum.
Hanya anak hebat yang bisa shaum.
Anak yang sakit tak perlu shaum.
Anak yang lemah boleh tidak shaum.
*5. Perhatikan asupan menu berbuka anak*
Ajarkan anak untuk tidak terjebak menjadi lemah ketika berbuka.
Biasakan anak berbuka dengan minum air putih mengikuti sunnah nabi. (BUKAN DENGAN MINUMAN MANIS apalagi es).
Sunnah nabi berbuka dengab kurma ruthab (muda dan agak asam), tamr (kurma kering tak terlalu manis) atau air putih. Bisa juga kurma ajwa yang tak terlalu manis dan mengenyangkan. Namun ketiga jenis kurma ini mahal harganya. Kalau kurma yang biasa kita makan adalah kurma yang sudah diberi pemanis agar awet. Jadi itu seperti makan permen. Makanya air putih adalah pilihan paling mudah bagi kita. Atau bisa juga diberi air kaldu hangat yang langsung bisa memberi efek mengenyangkan. Biasakan minum minuman hangat ketika berbuka agar perut tidak kaget.
Pada prinsipnya, setelah anak berhasil melalui masa kritis berpuasa, tubuh sudah menyesuaikan diri. Ia takkan merasa kelaparan lagi. Jadi ketika berbuka ia pun takkan 'celamitan'. Anak yang sudah biasa shaum pun biasanya makannya lebih sedikit.
Makanya orangtua perlu bantu dengan menyediakan makanan berprotein tinggi agar mudah kenyangnya bertahan lama.
Latih anak agar tidak mudah tergoda dengan berbagai makanan bergula tinggi yang biasa disuguhi dimana-mana untuk menu berbuka.
Kondisi tubuh yang sudah kuat karena shaum, menjadi mudah dihancurkan dengan diberi asupan gula berlebih ketika berbuka.
Latih anak untuk cerdas memilih asupan makanan berkualitas. Karena ia berlatih shaum AGAR MENJADI KUAT. Bukan malah kembali menjadi celamitan dengan makanan.
Kualitas makanan anak sebelum tidur juga menentukan kemudahannya dibangunkan sebelum Subuh.
Jadi, jika ingin anak mudah bangun Subuh dalam kondisi segar dan kuat, juga bertenaga dalam menjalani aktivitas hariannya, pastikan asupan gizi anak lebih banyak mengandung sumber protein hewani. Hindari memberi makanan dan minuman dengan kadar gula /karbo tinggi, karena itu akan melemahkan anak.
Hindari semaksimal mungkin unsur 4 P dalam asupan makanan/minuman di keluarga : pewarna, pemanis, pengawet, pemutih.
Jadi, ternyata, berdasarkan pengalaman kami, selain memberi pemahaman akan pentingnya bangun sebelum subuh dan sahur bergizi, kita sangat butuh *ilmu nutrisi makanan yang memadai bagi keluarga* . Kita sangat butuh menguatkan ilmu dan pemahaman tentang *makanan halalan thoyyiban* : makanan yang tak cukup hanya *halal* tapi harus *baik bagi kesehatan*.
Makanan yang akan membantu kita mudah melakukan kebaikan-kebaikan yang Allah perintahkan dan Rasul saw contohkan.
Memahami dan menerapkan ilmu nutrisi makanan yang memenuhi unsur halalan thayyiban di dalam keluarga adalah bagian dari nilai-nilai karakter *SHIDDIQ* dan *FATHONAH*.
Pada akhirnya, ketika anak-anak berhasil kita latih untuk menjalani ibadah shalat dan shaum dengan benar dan bahagia, kita juga mereka sedang mengamalkan nilai-nilai karakter *AMANAH* dari dalam keluarga, yang akan berefek ke kualitas karya kota di masyarakat kelak. Penyebaran informasi seperti ini pun, agar lebih banyak keluarga muslim menyadari pentingnya menjaga asupan gizi di keluarga, adalah bagian dari penerapan nilai-nilai karakter *TABLIGH*
Jadi, pada akhirnya, dengan cara yang sederhana, kita semua sedang menerapkan semua nilai kebaikan yang ada di *karakter FAST* . Itulah empat karakter utama Nabi Muhammad saw yang sangat perlu diteladani oleh kita semua.
Selamat mengamalkan ilmu yang dirasa bermanfaat, sahabat. Semoga Allah memudahkan keluarga kita masuk golongan orang-orang yang diberi hikmah dan senantiasa beramal solih. Aamiin.
Allahu a'lam bishshawab.
Sesi tanya jawab:
1. ❓ Assalamualaikum, mbak.. Sy klo bangunin anak untuk sholat subuh susah banget, kadang ia jd marah, atau bahkan nangis krn masih ngantuk katanya...lama di rayu baru bangun tp dengan menggerutu, kayk tdk ikhlas gt... Nah dst kadang mancing emosi sy jg mbak..gmna solusinya...?
Lanjut.. Cuma lucunya klo hari libur skolah dianya jd cepat bangunnya
❤ Hehe, kalau anak mudah bangun pagi ketika libur, tetapi sulit bangun ketika sekolah, itu satu pertanda bahwa anak kurang suka sekolah. Dia agak tertekan dg tuntutan di sekolah.
Mba perlu banyak ngobrol untuk mengetahui PERASAAN dia ttg sekolah.
Kemudian, coba cek kondisi di bawah ini:
🔸Mba cek juga jam tidurnya. Apakah anak kurang istirahat? tidur gelisah? Badan kotor ketika tidur(tdk segar?)..
🔸Bisa dicoba dia disuruh mandi sebelum tidur.
🔸Perhatikan makanannya juga. Hindari konsumsi makanan bergula tinggi sebelum tidur. Itu membuat tubuhnya tak nyaman dan tidur tak nyenyak. Wajar dia jadi 'ngamuk' ketika dibangunkan.
🔸Cek bahasa mba ketika membangunkan. Apakah memakai pendekatan kasih sayang? Dipeluk dicium didoakan bangun tidur dituntun bangun ke dapur dan kamar mandi?
Hindari bahasa negatif (menyuruh,memerintah, memaksa, labeling,dll)
🔸Apakah kondisi hati mba tak tenang ketika membangunkan anak karena terburu2 dan disambi berbagai aktivitas rumah?
🔸Setting diri mba agar bisa fokus urus anak bangun Subuh. Amalan ini jauh lebih penting dan BESAR PAHALAnya di sisi Allah dibanding amalan lain lho.
Allahu a'lam ✅
2. ❓mbak, mau nanya nih... klo kondisi siam, sebaiknya menu makannya yg mengandung protein tinggi. nah klo hari2 biasa apakah pola makan yg baik untuk anak juga demikian mbak. dlam artian tetap ada nasi tpi komplit dgn yg berprotein tinggi.
terkadang sebagai ibu kan qt suka khawatir klo anak lagi g doyan makan nasi.
justru nasi itu sesuatu yg dipandang wajib menu utama
❤ Pola makan dominan asupan nutrisi dari sumber protein hewani itu sebaiknya memnag menjadi pola.makan sehari2, mba
Keuntungannya banyak:
Anak jadi tak terlalu sering kelaparan sehingga sering minta jajan.
Anak tidak gendut
Tenaga anak kuat dan daya tahan tubuhnya lebih bagus
Anak tak mudah lelah atau mengantuk
Bukan berarti ga boleh karbo ya.
Singkatnya begini, porsi makan ideal itu seperti makanan orang bule: sepotong daging cukup besar, ssdikit sayur.
Dan kita tak perlu khawatir anak ga doyan nasi. Itu bukan sumber energi utama yang dibutuhkan tubuh. Bisa ditutupi dengan makan tempe tahu, sayur, buah secukupnya.
Tapi kalau untuk daya tahan, lebih optimal konsumsi protein hewani.
Rasul saw sudah memberi contoh terbaik bagi kita ttg pola makan beliau ya. Lebih banyak konsumsi daging karena bisa lebih lama kenyang...
Bisa dibuat ujicoba saja di rumah, perhatikan kualitas kesehatan anak ketik lebih byk mengkonsumsi protein hewani dibanding karbo sederhana...
Allahu a'lam bishshawab ✅
3. ❓Gimana caranya supaya anak disiplin menjalankan shalat 5 waktu. Ngk subuh aja.. Ssuai Di jadwalnya? Jazakillah khairan ukht.
-Fazlun-
❤ Ada tips cara asyik mengajak anak belajar shalat dg lebih santai dan enjoy. Panjang nih materinya:
*MENGAJARKAN ANAK SHOLAT*
(Oleh: *Iin Savitry Indrawardhany, Bunda Bidadari* )
Sebagai hasil renungan saya ketika mencari cara untuk bisa mengajarkan shalat secara bertahap, santai dan cukup menyenangkan bagi anak, saya membuat tahapan latihan shalat seperti ini :
*0-7 Tahun*
7 tahun ---- Shalat Subuh
8-9 tahun ---- + shalat magrib dan isya
9-10 tahun ---- + shalat zhuhur dan ashar
10 tahun ---- rutin shalat 5 waktu
Jika anak sudah cukup ajeg pembiasaan shalat 5 waktunya, ditambahkan *latihan shalat sunnah utama* .
Saya bagi 3 shalat sunnah yang perlu dilatih oleh anak berdasarkan *tingkat manfaat* :
1. *Shalat rawatib*--- fungsinya untuk menutupi kekurangan dalam pelaksanaan shalat wajib
2. *Shalat tahajud*--- fungsinya untuk menguatkan jiwa anak dan tahan banting dalam menjalani perannya sebagai khalifatullaah fil al 'ardh
3. *Shalat Dhuha* ---- fungsinya untuk memperkuat ghirah anak menjalani peran keqowwamannya di keluarga besar dan lingkungan.
Untuk tahapannya, karena jumlah shalat rawatib sunnah muakad cukup banyak dan akan sangat berat (secara fisik dan batin) dilaksanakan oleh anak, maka saya buat target-target:
*a. 10 tahun* ---- rutinkan shalat sunnah qobla Subuh dan shalat tahajud minimal 2 rakaat dengan membaca surah hafalannya sendiri atau langsung memegang mushaf Alquran
*b. 11- 12 tahun* --- setiap 6 bulan tambahkan shalat sunnah ba'da zhuhur/ba'da magrib/ba'da isya sesuai kesepakatan anak + tahajud diperpanjang bacaannya
*c. 13-14 tahun* --- ditambahkan shalat qobla zhuhur. Tahajud dirutinkan minimal 1 juz/malam.
*d.14 tahun* ---- dilatih shalat dhuha minimal 2 rakaat.
Diharapkan di usia 14 tahun ia sudah terbiasa merutinkan shalat sunnah rawatib dan tahajud. Saya menggunakan tokoh Muhammad Al Fatih sebagai contoh pemimpin yang tak pernah meninggalkan shalat sunnah rawatib dan tahajud begitu dia aqil baligh. Berarti latihannya sudah dimulai sebelum dia baligh.
Shalat dhuha dibelakangkan karena berurusan dgn karakter amanah dan tabligh. Berhubungan dengan program pribadi anak untuk meningkatkan kemampuan memberi nafkah dan berdakwah di luar keluarga inti.
Dengan memberikan DAN menjelaskan tahapan belajar shalat seperti di atas ke anak, saya berusaha mempersiapkan wawasan dan mental mereka dulu. Jadi mereka diajak untuk _merencanakan proses belajar shalat_ dengan bermodalkan pikiran kritis dan bertahap.
Saya menjelaskan *MENGAPA* dan *UNTUK APA* saya membuat tahapan belajar di atas dengan menggunakan berbagai buku utama seperti terjemah Alquran, asbabunnuzul ayat&surah, tafsir, buku SIROH NABI MUHAMMAD Saw, hadits2 terkait shalat, juga buku2 fiqih dan buku2 mukjizat sains alquran dan hadits.
Plus saya jelaskan tahapan cara kerja otak manusia, cara kerja organ tubuh manusia, dan perkembangan anak.
Semua penjelasan itu sebenarnya adalah modal ilmu2 dasar (fiqih qowwamah, fiqih pengasuhan keluarga dll) yang dibutuhkan anak untuk bisa menjalani perannya dengan optimal kelak.
Beberapa manfaat dari pemberian tahapan belajar shalat seperti di atas:
1. Anak diajak berpikir kritis, harus ada dalil dan tahapan belajar yang jelas dan terukur (secara wawasan, fisik dan mental) sebelum melakukan suatu amal ibadah mahdhoh.
2.Anak diajak merencanakan dan mempersiapkan program belajar shalatnya dengan santai
3. Anak merasa santai dan tidak diburu-buru karena ada cukup banyak waktu untuk berlatih pembiasaan shalat
4. Anak dilatih untuk bisa menilai sendiri batas kekuatan dirinya dalam berlatih, dan dilatih untuk memotivasi dirinya agar bisa 'lulus belajar shalat' tepat pada waktunya.
5. Anak dilatih untuk membuat sendiri target-target belajarnya asal tidak melanggar standar dasar yang telah ditetapkan. Jadi anak bisa mengakselerasi sendiri tahapan belajar shalatnya.
6. Anak dilatih untuk memperhatikan syarat2 yang harus dipenuhi agar dia bisa menjalani tahapan belajar shalat dgn benar (ilmu nutrisi, olah tubuh, pengaturan waktu, pembiasaan tilawah alquran dll)
7. Ortu juga jadi lebih tenang karena tak menggesa anak untuk langsung 'jago' dan
'hebat' dalam berlatih shalat
Allahu a'lam bishshawab. ✅
4. ❓Sya mau tnya ukhti. Sya punya anak 2, nah yg ke 2 ini emng agak lambat tuk bisa bicaranya, jadi syapun telat training toilet smpe hmpir usia 3 th. Nah skitar 2 atau 3 mingguan ini dh dilatih, kalo pipis sudah mulai bisa, nah tpi klo Pups blm bs, itu gmn caranya ya...
❤ Toilet training terus lakukan mba...untuk pup memang normalnya anak baru di usia 4-5 tahun bisa mencebok sendiri.
Ini berhubungan dg pertumbuhannya. Jangkauan tangannya baru bisa menyentuh daerah anus dengan nyaman di usia sekitar 4 thn.
Jadi wajar kalau mba masih harus dampingi anak ketika pup ya.
🔸Ajarkan anak wudhu wajib ( buka surah Al Maidah QS 5 ayat 6 untuk beritahu tahapan2nya) sejak kecil. Biasakan anak berwudhu ketika keluar dari kamar mandi atau mau main.
Ini mengajarkan kebersihan dan bersuci.
🔸Jaga agar *kuku jemari kirinya* bersih dan pendek. Beritahu bahwa kuku tak boleh panjang dan kotor karena ada alasannya untuk beribadah. (Jadi bukan sekedar mengajarkan kesehatan).
Ajarkan membersihkan anus menggunakan *jari tengah tangan kiri*. Ini bagian dari pengajaran fiqih thoharoh lho.
Arah menyiram air juga harus hati2. Bagi anak perempuan apalagi, perlu memberitahu tentang 3 lubang utama wanita. Kalau pria 2 lubang utama. Ini ada kajian khusus untuk mengajar anak praktek bersuci sejak usia dini.
🔸Anak terlambat bicara biasanya karena kurang stimulasi dari ortu. Jadi orangtua kurang meluangkan waktu untuk membacakan buku dan berbicara ke anak. Anak butuh mendengar banyak kosakata agar perbendaharaan katanya kaya.
_Speech delay_ bisa diatasi dengan dua cara mudah:
1. biasakan tilawah alquran dengan tartil dan suara kencang di depan anak. Ajar anak huruf hijaiyah. Ada banyak flash card huruf hijaiyah yang bisa dipakai. Pastikan anak *Mendengar dan Melihat* ibu/ayahnya yang mengucapkan huruf hijaiyah... BUKAN dari e-pen atau film kartun.
Keistimewaan mengajar bahasa Arab adalah mengasah area mulut anak agar fasih. Jadi anak cadel pun bisa dilatih memperbaiki kondisi fisiologisnya dengan diajarkan membaca alquran..Dimulai dengan bisa mengucapkan huruf hijaiyah dgn benar.
2. Biasakan membacakan buku ke anak, SETIAP HARI. Utamakan membacakan kisah di Alquran dan buku siroh nabi. Saya merekomendasikan para orangtua untuk rutin membacakan buku siroh *Muhammad Teladanku* terbitan Sygma sejak anak masih bayi. Buku siroh itu paling bagus bahasa Indonesianya, dan bahasa bertuturnya paling cocok digunakan oleh para orangtua untuk menstimulasi kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar ke anak. Ditambah lagi, isi pesan buku ini menumbuhkan fitrah iman ke anak. Anak akan mudah jatuh cinta ke Allah, rasulullaah, ajaran agama Islam, dengan rutin dibacakan buku ini, insyaAllah.
Selain itu, anak yang biasa dibacakan buku dengan kualitas bahasa yang baik, akan tumbuh menjadi anak dengan kemampuan berbahasa yang baik dan santun.
Banyak anak yang telah dibacakan buku ini telah membuktikan hal itu.
Untuk anak mba, rutinkan membaca board booknya yang berisi kalimat puitis yang mudah dicerna anak.
Allahu a'lam ✅
5. ❓assalamualaikum mba, sy mw tax, mngajarkan shaum pd anak, baiknya dimulai dari umur brpa yah?? trus tahapannya itu langsung shaum full atw diajarkan shaum stengah hari? makasih
❤ Pengalaman saya melatih anak2 shaum, dibagi berdasarkan adzan, mba
🔸Saya bagi level shaum menjadi 3 :
1 adzan : sampai adzan zhuhur. Level anak hebat.
2 adzan : sampai adzan ashar. Level anak kuat
3 adzan : sampai adzan magrib. Level anak LUARBIASA ISTIMEWA.
🔸Jadi sejak awal saya tekankan bahwa shaum itu latihan menahan makan. Karena makannya *sudah didahulukan waktu sahur*.
Berarti dia 'wajib sahur' agar kuat shaum.
🔸Setiap anak bisa melewati satu level, kita beri hadiah.
Tiap anak beda model apresiasi. Untuk Silmi, cukup saya beri ciuman pelukan khusus dan doa2 bertebaran.Lalu tantangan untuk naik level. Ia suka tantangan.
Untuk 'Ulya, dia minta baju muslimah. Saya suruh dia *berdoa ke Allah agar diberi hadiah*. Jika rezekinya, akan Allah beri entah dsri mana, bukan dari saya/ayahnya. Jika tidak rezeki, dis takkan dapat. Tapi Allah mengikuti prasangka hambaNya. Dia dilatih untuk sungguh2 berdoa. Dan Allah beri banyak pelajaran kepadanya melalui doa itu.
🔸Tapi saya tekankan, kalau dia BISA shaum penuh saja, itu sudah HADIAH dari Allah. Karena hanya anak hebat, kuat dan luar biasa istimewa yang akan diberi bikmat bisa shaum penuh. Itu tanda Allah sayang dia.
Intinya, saya sengaja menanamkan imaji bahwa bisa shaum itu keren.
🔸Lalu, kapan anak naik level? Ajak anak berdiskusi, kapan mau latihan naik level. Biarkan dia yang *menentukan* kapan dan bagaimana caranya. Kita arahkan tapi bust dia merasa ini adalah *perjuangan* dia. Jadi kita beri selamat jika dia berhasil mengerjakan rencana ya sendiri.
🔸Kapan anak bisa dilatih shaum?
Menurut dokter Agus Rahmadi dari Klinik Sehat, anak ssjak usia 2,5-3 tahun bisa mulai dilatih shaum. Anak kuat.
Saya membuktikan, Silmi latihan shaum ramadhan usia 2,5 tshun. Dia kuat shaum full selama 4 hari.
Usia 3,5 tahun Silmi sudah shaum full ramadhan selama 20 hari. 10 harinya setengah hari.
Usia 4 tahun Silmi sudah biasa shaum senin kamis dan shaum muharram. Usia 5 tahun dia melatih kekuatan tubuhnya, berlatih olahraga dalam keadaan shaum.
Ia pernah dan terbiasa berlatih lomba speed ketika menjadi atlit sepatu roda dalam keadaan shaum penuh.
Hingga sekarang kebiasaan shaum sunnah senin kamis sedang dia hidupkan lagi, dengan aktivitas yang padat hingga malam. Sementara ini dia berolahraga panahan, karate dan silat.
Kalau 'Ulya baru mau latihan shaum usia 4 tahun, 1-2 adzan.
Dia baru full shaum ramadhan di usia 5 tahun..Usia 7 tahun baru mau latihan shaum sunnah..Sekarang usia 10 thn dia sudah biasa shaum senin kamis juga.
Mengapa mereka mau latihan shaum? Karena mereka sudah membuktikan berkali-kali kalau shaum badan terasa lebih segar dan tak kelaparan/kehausan walau sedang berolahraga berat 😅
Selamat mencoba, mba.
allahu a'lam ✅
6. ❓Mbak, ini ttg putra sulung saya
Kl diminta shalat, dijawab iya
Tp sy hrs srg ngingatkan ya nya itu
Kl ga, lbh srg tdk dikerjakan
Putra sulung saya, sdh mhs smtr 2 diugm.
Bgmn ya mbak, utk memotivasi dia agar ya nya itu bnr dilakukan?
Tksh mbak
-ummu faisal
❤Anak mba sudah baligh, tapi ternyata belum aqil ya.
Ini masalah umat, memang.
Itu tandanya anak mba fitrah imannya kurang tersemai dengan baik. Fitrah iman dan fitrah belaajr itu optimalisasinya di usia 0-7 thn. Berarti di fase itu dahulu kemungkinan besar mba dan suami kurang menstimulasi fitrah itu.
Apalagi jika sudah baligh, ada fitrah peradaban yang mendorong anak untuk berperan sebagai pemimpin bagi diri sendiri, keluarga & umat.
Cara menghidupkan kedua fitrah di atas hanya dengan dua jalan:
*pamer kesolihan*, dan *berkisah inspiratif*.
Tugas utama ayah di rumah adalah menjadi *teladan aqidah* dan *teladan syariat agama* bagi anak. Sepertinya kedua tugas utama ini lalai dikerjakan oleh suami mba dahulu, dan mba juga ga ngeh.
Jadi, yang mba&suami bisa lakukan skrg adalah.
1. taubatan nasuha. Mohon ampun pada Allah karena lalai menjaga fitrah anak di usia dini. Orangtua yang bertobat akan dimudahkan menemukan jalan keluar dari segala permasalahannya.
2. Mohon pertolongan kepada Allah untuk bisa memperbaiki keadaan dan menyelamatkan aqidah anak.
3. Perbaiki waktu shalat wajib dan dawamkan shalat tahajud. Biasakan tilawah Alquran ketika waktu tahajud. Lantunkan doa agsr Allah bimbing anak mba untuk merasakan nikmatnya menjadi hamba Allah yang taat. Minta Allah beri lingkungan yang solih kepada anak.
4. Ketika anak ada di sisi, biasakan mba shalat wajib atau tahajud di sisi anak yng tertidur. Suaranya dikencangkan. Biasakan tilawah dg suara kencang di sisi anak.
Ini bagian dari pelaksanaan perintah Allah di surah Al Baqarah QS:151. Ortu diperintahkan untuk rutin *membacakan Alquran* dan *menyampaikan kisah2 imani (kitab Alquran dan sunnah)* ke keluarga.
Nanti Allah yang akan menyucikan jiwa pendengarnya dan mengajarkan ilmu yang sebelumnya ia tak tahu.
5. Sering2 ajak anak ngobrol santai. Momen ini bisa dipakai untuk 'curhat' ttg kisah2 imani yng mba tahu selama ini.
Bahas kondisi dia skrg. *Minta maaf ke anak* atas kesalahan mba dan suami krn gs membiasakan kebaikan itu sjak kecil. *Ajak* anak untuk sama2 berusaha agar dia bisa kembali menjadi muslim taat yang tak meninggalkan shalat.
Yakin mba, Allah MahaMenolong
Anak adalah titipanNya. Jadi Allah akan memberikan petunjuk langsung ke dada anak, insyaAllah
Selamat mencoba. Semoga Allah mudahkan.
Allahu a'lam ✅
7. ❓Assalamualaikum..mba...anak saya usia 17 bulan baru bisa bicara 'abaaa, ummaa, neeee, aaaa, maamam'.
Ini normalkah mb?
Bagaimana cara stimulasinya?
Terima kasih mba
-Ummu A-
❤Ini normal. Sering-sering saja tilawah Alquran di smping anak. Sering-sering shalat di samping anak dengan suara kencang. Sering-sering membacakan buku siroh dsn kisah dalam alquran ke anak.
Sejak dalam kandungan, biasakan kebiasaan yang kita mau dia lakukan ketika sudah lahir.
Biasakan mengkhatamkan alquran minimal sebulan sekali selama hamil. Latihan shaum full selama hamil. Biasakan berolahraga ketika hamil. Biasakan makanan halalan thoyyiban selama hamil.'Perkenalkan' berbagai jenis makanan baik ke anak. Biasakan membacakan buku ke anak. Biasakan datang ke majelis ilmu ketika hamil. Biasakan berbuat kebaikan ketika hamil. DAN 'laporkan' setiap perbuatan kita kepada si jabang bayi. Perkenalkan waktu shalat ke anak. Ketika terdengar adzan, ajak jabang bayi untuk menjawab, jelaskan itu tand shalat apa. Jelaskan ciri2 waktunya.
Saya lakukan itu juga ketika hamil. Jadi alhamdulillaah anak-anak relatif lebih mudah diajak berlatih kebaikan hingga sekarang.
Karena saya rela 'membayar harganya' ketika hamil dan hingga mereka berusia 7 tahun.
Saya setting diri saya menjadi wanita hamil yang bahagia dan menerima semua kondisi yang ada. Saya fokus mempersiapkan karakter anak menjadi pejuang agama Allah kelak.
Saya jaga sumber makanan dan jenis makanan saya, dominan protein hewani, dgn target anak2 jadi kuat beramal solih dan tahan banting kelak.
Saya rela total mendampingi tumbuh kembang mereka sejak saya tahu sedang hamil. Saya rela naik gunung ketika hamil mereka hanya agar kelak nereka tumbuh jadi anak yang kuat dan tahan banting ketika lahir.
Jika kita sudah rela bayar DPnya di awal, sisanya serahkan saja ke Allah. Allah Maha Menjaga dan tak pernah ingkar janji 😍.
Allahu a'lam. ✅
8. ❓Gimana caranya supaya anak yang hiperaktif / dikategorikan nakal bisa mjd anak yg santun dan penurut?
-Fazlun-
❤Pertama, definisikan dahulu ama maksud dari *hiperaktif* *nakal*, *penurut* . kemungkinan besar definisi2 itu berbeda2 dari sudut pandang anak dan ortu 😅.
Anak yang dianggap hiperaktif biasanya butuh olah tubuh ektra di alam bebas, tspi tak difasilitasi oleh ortu. Ia dipaksa untuk diam, pdhl tubuhnya butuh bergerak. Begitu jugs nakal. Biasanya karena tak ada orang dewas yang mau menemaninya mengeksplorasi byk hal.
Tapi pada intinya, *kondisi anak itu adalah refleksi kondisi jiwa orangtua*
Energi kita sangat besar untuk memengaruhi perilaku anak.
Jadi, kunci mengasuh anak adalah *orangtua mengendalikan kondisi kejiwaannya* saja, anak pasti akan mengikuti.
Orangtua yang hatinya tenang, cenderung memiliki anak yang 'mudah diatur', bahagia dan tak rewel.
Orangtua yang hatinya rusuh, resah, gelisah, cenderung memiliki anak yang sering sakit, terlihat sulit diatur dll.
Jadi, sebagai orangtua, cara paling mudah untuk 'mengendalikan anak' adalah mengendalikan dan menjaga kualitas hubungan kita dgn Allah.
Menurut ustadz Lukmanul Hakim al hafizh, orangtua yang sering lalai dalam shalatnya, cenderung menjadi ortu yang pemarah, sering mengeluh dan berefek ke anak yang terlihat 'sulit diatur'.
Bahagianya kita adalah bahagianya anak😇.
Allahu a'lam bishshawab✅
0 $type={blogger}:
Posting Komentar