KADO BAYI DI HARI ULTAH KE-17

Kisah nyata Anggi (bukan nama sebenarnya)

Dikutip dari majalah kaWanku

Enggak ada yang pengin sekolahnya tertunda. Enggak ada yang pengin nikah terpaksa karena sudah terlanjur hamil. Enggak ada yang pengin kisah hidupnya kayak aku.


```Digilai cowok paling oke di sekolah
```

Kelas 2 SMA, aku ditaksir sama cowok basket yang digilai satu sekolah. Sebut saja Raka (nama samaran). Dia tinggi, jago basket, dan ganteng. Sampai-sampai aku enggak ngerti apa yang dia lihat dari diri aku. Dibilang cewek gaul saja kayaknya jauh banget. Singkat cerita akhirnya kami jadian. Rasanya bangga jadian sama cowok paling digilai seantero sekolah.

```Malam tahun baru yang tak terlupakan```

Tahun baru 2002, Raka mengajakku merayakan tahun baru dengan keliling Jakarta bersama teman-teman basketnya. Sungguh menyenangkan dan romatis ditemani percikan kembang api. Pulangnya, Raka menginap dirumahku karena hari sudah hampir pagi. Kamarku terpisah dari rumah induk, persis seperti paviliun. Tapi kami berdua tidak bisa tidur. Jadilah menjelang subuh itu kami mengobrol tiada henti. Sampai suasana membawa kami untuk saling bermesraan. Awalnya dia memang hanya memegang tangan sampai akhirnya sesuatu yang tidak seharusnya kami lakukan terjadi.

```Ada yang aneh dengan tubuhku```

Pagi itu jadi pagi yang buruk sepanjang sejarah hidupku. Sadar aku telat menstruasi, Raka membelikan alat tes kehamilan. Hasilnya aku positif hamil dan umurku baru 16 tahun 4 bulan, duduk di kelas 2 SMA. Padahal aku hanya satu kali melakukan zina di malam tahun baru itu. Hiks, akhirnya aku pun menikah dan berhenti sekolah selama satu tahun. Anakku lahir dua hari sebelum ulang tahun sweet seventeen-ku. Ironis banget.

```Pernikahan tak seindah yang dibayangkan```

Sementara teman-teman seangkatanku sudah lulus semua, aku baru kelas 3. Aku tetap punya cita-cita masuk UI jurusan ekonomi. Tapi waktuku tersita untuk mengurus anak dan bangun di malam hari untuk menyusui. Belum lagi direpotkan dengan urusan berantem dengan Raka yang enggak peduli kalau aku sedang UN. Kami masih sama-sama muda, menikah juga karena kecelakaan, hidup berumah tangga sulit sekali rasanya. Mengurus anak, suami, mengatur keuangan, belum lagi cekcok dengan mertua. Rasanya jauuuh lebih enak kalau aku masih bisa hangout sama teman-teman. Sekarang aku sudah kuliah. Tapi aku menyembunyikan identitasku sebagai janda. Ya, sudah setahun ini aku bercerai dengan suamiku yang ternyata selingkuh dengan dua wanita lain. Berat rasanya. Sungguh deh, bagiku menikah itu enggak seindah yang dibayangkan. Mungkin karena dijalankan di waktu yang belum tepat ya. Dan aku sadar, zina sama pacar di usia remaja ruginya beruntun enggak habis-habis. Kalau kalian enggak mau kisah hidup 11-12 sama kisah hidupku, mending enggak usah pacaran dulu, deh. Kalau udah kebawa perasaan ditambah suasana yang sepi berduaan bisa jadi terjerumus zina.

NOTE:
*Cinta dan ketertarikan terhadap lawan jenis memang hal yang alami ada dalam diri manusia. Namun, sepatutnya kita menjaga agar cinta itu tidak berubah petaka seperti yang dialami Anggi. Oleh karenanya, di dalam Islam tidak disyari’atkan berpacaran, demi menjaga agar seseorang terhindar dari zina dan menjaga kesucian diri untuk pasangan halalnya saat menikah. Dalam Al-Qur’an surat Al-Isra' ayat 32 disebutkan:وَلَا تَقْرَبُوا الزّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
(Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan jalan yang buruk.) Selain pacaran, mendekati zina yang sering dilakukan oleh kids zaman now adalah berduaan saling berkirim pesan dengan lawan jenis dan membayangkan lawan jenis. Pacaran itu banyak ruginya, gaes seperti yang dialami oleh Anggi dalam kisah diatas.*

0 $type={blogger}:

Posting Komentar