"Apa itu tahta?" Kalimat itu yang didengungkan Heo Yeon Woo, putri mahkota, pada sang raja saat mereka menghadapi masalah pelik. Kalimat tersebut mencerminkan keresahan sang gadis yang sudah terlalu banyak menanggung derita dan kesedihan akibat perebutan kekuasaan yang mau tak mau melibatkan dirinya.
Serial korea "the Moon that Embraces the Sun" menceritakan mengenai kehidupan kerajaan Korea dimana keluarga kerajaan khususnya raja sebagai otoriter. Perintah raja wajib dipatuhi, jika tidak itu artinya pengkhianat. Keluarga kerajaan yang seolah hidup mewah dan bahagia didalam istana megah, ternyata tidaklah seperti kelihatannya. Apa yang ada di dalam istana semuanya tak lebih dari permainan politik.
Tahta, yang tak jauh dari kata harta, mereka perebutkan. Pemilihan putri mahkota pun tak lepas dari unsur politik. Lihat saja bagaimana perdana menteri yang gila kekuasaan menghalalkan berbagai cara untuk menjadikan putri semata wayangnya sebagai putri mahkota baru atau calon ratu. Termasuk
membunuh putri mahkota terpilih. Pun berkonspirasi dengan para menteri lain yang sama-sama haus jabatan. Menyelewengkan uang negara, menindas rakyat dan bertindak semena-mena. Bahkan tak segan-segan mengorbankan nyawa mereka yang tak berdosa.
membunuh putri mahkota terpilih. Pun berkonspirasi dengan para menteri lain yang sama-sama haus jabatan. Menyelewengkan uang negara, menindas rakyat dan bertindak semena-mena. Bahkan tak segan-segan mengorbankan nyawa mereka yang tak berdosa.
Ah, Heo Yeon Woo pastinya benar-benar tak habis pikir bagaimana perebutan kekuasaan menjadi hal yang serumit ini. Ia hanya ingin hidup damai bersama orang-orang yang dikasihinya. Tak peduli menjadi ratu atau tidak. Itu sama sekali tak penting baginya. Ia hanya tak ingin ada pihak yang tersakiti, terutama kakak dan ibunya. Sudah cukup ia yang menanggung derita akibat percobaan pembunuhan melalui guna-guna yang dialamatkan padanya. Sehingga tak berjumpa dengan keluarganya selama 8 tahun. Bahkan kehilangan ayah dan sahabat tercintanya.
Pangeran Yang Myeong, adik sang raja, juga meyakini hal yang sama. Iming-iming menjadi raja pengganti jika ia berhasil menebas leher sang raja oleh para perdana menteri pengkhianat tak digubrisnya. Ia percaya adik dan sahabatnya lebih penting daripada harta dan tahta.
Sekali lagi, apa itu tahta? Masih tak ada ide untuk mendefinisikan bagaimana ia bisa menjelma menjadi sesuatu yang lebih mengerikan daripada seekor monster raksasa... Tahta, sebenarnya apa itu tahta?
0 $type={blogger}:
Posting Komentar