Berkaca dari Dorama Jepang

Meski K-pop sudah seperti jamur di musim hujan, J-pop yang tidak terlalu terlihat sebenarnya tak kalah heboh menyihir para fans fanatik. Beberapa teman saya sudah banyak yang menjadi korban kecanduan boy band mulai dari yang sudah senpai (senior) sampai yang masih kohai (junior). Daan... mau tak mau saya pun terseret dalam arus mereka, hehehe... Tapi selain boy band, dorama atau drama TV jepang pun tak kalah menarik bagi para fans J-pop.

Disini saya tidak akan membahas mengenai boy band dan para member-nya, lhoo... Yang menarik perhatian saya disini adalah tema dari dorama-dorama yang ditayangkan. Beberapa dorama jepang yang saya lihat akhir-akhir ini kebetulan mengangkat tema tentang pendidikan. Bagaimana pendidikan bisa menjadi kunci sukses seseorang. Dorama seperti “My boss my hero”, “Gokusen” dan “Scrap teacher” memiliki kesamaan tema mengenai pendidikan.

Dalam “My boss my hero” misalnya, seorang yakuza atau mafia jepang pun tetap ditampilkan sebagai seseorang yang butuh untuk menuntut ilmu meski ia telah mempunyai kekuatan fisik diatas rata-rata. Disini seolah ditekankan bahwa kekuatan fisik tidaklah cukup, kecerdasan juga dibutuhkan untuk menjadi sukses. Meski ditampilkan dengan atmosfer yang kocak, ibrah (hikmah) dari ceritanya tetap tersampaikan.

Pun demikian halnya dalam “Gokusen”. Dorama ini adalah salah satu favorit saya. Bagaimana tidak, dalam dorama ini ditampilkan bagaimana seorang guru yang begitu luar biasa dalam memberikan kontribusinya. Tidak hanya sekedar menjadi sosok yang memberikan ilmu kepada murid-muridnya, akan tetapi lebih dari itu ia “menyelami” jiwa para muridnya dan memberikan sesuatu yang tidak pernah diberikan oleh guru manapun. Saya salut dengan tokoh utama dalam cerita ini yang dengan semangatnya yang luar biasa dapat menunjukkan kilau mutiara dalam lumpur. Ia dapat membuktikan pada dunia bahwa apa yang dianggap orang lain buruk tidaklah seperti kelihatannya. Hmm... apa saya bisa menjadi guru seperti dia ya...

Yang terakhir adalah “Scrap teacher”. Nah, dorama ini nih yang beken karena pemainnya adalah member boy band yang cute, hehehe... Dorama ini pada dasarnya hampir sama dengan “Gokusen”. Bahwa hanya dengan semangat yang selalu menyala saja semua hambatan dalam dunia pendidikan bisa diatasi. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita gigih berusaha meruntuhkan tembok permasalahan yang kokoh.

Masalahnya sekarang, apakah kita para pendidik, terutama saya, bisa menjadi sosok-sosok hebat yang tidak hanya sekedar menyampaikan materi dalam kelas dan membuat mereka paham lantas beranggapan bahwa tugas kita selesai sampai disitu? Ada hal-hal lain yang kelihatannya remeh tetapi menyimpan sesuatu yang besar didalamnya. Mungkin beberapa guru akan beranggapan bahwa satu orang murid yang celometan, tidak mendengarkan dan selalu seenaknya di dalam kelas sebagai seseorang yang nakal. Terkadang kita tidak melihat bahwa mungkin ada sesuatu yang membuat mereka bertindak seperti itu. Kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan sikap mereka. Tentunya mereka bertingkah seperti itu bukan tanpa sebab. Bisa jadi kitalah penyebabnya. Mungkin cara mengajar kita yang peru diperbaiki, metode yang tidak sesuai atau tugas-tugas yang kita berikan melebihi standar kemampuan mereka. Bisa juga ia mempunyai masalah di luar sekolah, di rumah, masalah dengan teman-temannya, dll. Nah, sudahkah kita bisa menjadi teman yang baik bagi murid-murid kita sehingga mereka yang “terlihat” bermasalah ternyata menyimpan kemilau potensi yang luar biasa?

0 $type={blogger}:

Posting Komentar