Resume Kulwap Parenting "Inner Child, Berdamai dengan Luka Pengasuhan Masa Lalu"

Oleh: Bunda Euis Kurniawati

Materi Pengantar
Dulu sy blm paham kaitan Tazkiyatun nafs maupun inner child dlm pengasuhan. Cuma sempat tiba2 mikir suatu kali saat selesai sholat.
Betapa mendidik anak itu bkn sesuatu yg mudah. Bkn sesuatu yg ringan. Ini ttg membangun peradaban. ini masalah dunia akhirat. Saya mikir, knp kita sholat hajat hanya saat punya kepentingan ttt aja spt mau ujian, mau nikahan, mau promosi jbtn, dsb? Knp koq gak sholat hajat khusus juga untuk mendampingi anak2? Mohon back up-an Allah untuk urusan sebesar ini
Akhirnya kami sholat hajat untuk anak2 plus beristighfar untuk kesalahan2 yg pernah kami lakukan ke anak2 skaligus minta maaf ke mereka
Saya juga menyelesaikan masalah inner child yg pernah menghinggapi dg menumpahkan ke suami sampe dada berguncang keras dan air mata mengalir deras #halah.
Entah, sejak itu, sy merasa akhirnya ada yg berbeda dalam pengasuhan di rumah ini. Cepat sensitif klo ada yg salah saat mendampingi anak, cepat sadar kalau off track, didekatkan dg mereka2 yg bs memberi insight positif di dunia pengasuhan.
Ada yg tanya, mb euis gimana sih kok bisa ikutan training parenting macem2 yg keren itu?
Saya juga gak tau. Tiba2 aja rasanya baca woro2, dan tergerak pengen daftar. Termasuk dapat rejeki kesempatan saat daftarnya susah krn waktunya dibatasi sekian jam untuk daftar dan dg peserta yg juga dibatasi.

Tiba2 aja dapat rejeki agak banyak saat nge-mc dan pada waktu yg sama dpt info ada training neuroparenting yg bayarnya 7 digit jd tinggal nambah dikit sdh bs ikut.
Tiba2 juga baca publikasi acara ust harry di semarang. Pokoknya waktu itu saya pengen belajar portofolio dan design thinking untuk membuat kurikulum personal anak.  Saya gak tau siapa itu ust harry dan sepak terjang beliau. Pokoknya pengen dapat materi itu. Eh ternyata beyond expectation. Pulang bawa harta karun melebihi ekspektasi saya.
Itu yang kami rasakan setelah mencoba membereskan inner child yang terjadi pada masa lalu dan memohon back up Allah khusus untuk mendampingi ananda dg sholat hajat dan doa. Bkn berarti kami lbh sholih, lbh alim, atau lbh apa, tp ini jd pemantap keyakinan dalam hati, bahwa memang Allah-lah murabbi anak2 kita yg sebenarnya.
Baru ngeh saat dtg ke semarang, ketemu ust harry dan bliau menyinggung mslh ini. Allah itu gak akan memberi amanah anak kpd qt tanpa “toolsnya”. *Maka tugas pertama ortu adalah tazkiyatun nafs agar tools ini bs terbaca oleh kita*.
Terbaca bgmn? Bisa diberi rasa sensitif seputar pengasuhan, cpt sadar klo ada yg salah, trmsk mendekatkann kita pd mereka2 yg bs menunjukkan track yg seharusnya.
Mengutip kalimat Ust harry saat diskusi di grup.
Tazkiyatunnafs adalah bahasa  Al Quran untuk mentherapy secara alamiah dan fitriyah apa apa yang menyebabkan kita berperilaku buruk. Tiada cara yang baik dan mengakar kecuali memperbaiki jiwa sebelum memperbaiki fikiran dan amal.

Belum pernah ada surat di dalam alQuran dimana Allah bersumpah begitu banyak, sampai 11 kali, kecuali untuk pensucian jiwa “sungguh beruntung mereka yang mensucikan jiwanya” (surat  As Syams).

Warisan pengasuhan masa lalu dalam dunia psikolog sering disebut Inner Child, kadang sehebat apapun ilmu parenting atau psikologi yang kita pahami, tetap saja di tataran praktis yang kita pakai adalah apa yang pernah kita alami ketika kecil. Misalnya, kita tahu membentak dan menjewer itu buruk, namun ketika kekesalan memuncak maka hilang semua pemahaman, yang ada lagi lagi membentak dan menjewer.
Ada terapinya untuk ini, namun sebaiknya kita menggunakan jalur alamiah dan syar’i yaitu Tazkiyatunnafs, atau pensucian jiwa. Ini perlu waktu, perlu momen, perlu keberanian utk keluar dari zona nyaman dan instan.

AlQuran juga mengingatkan bahwa sebelum ta’lim maka penting untuk tazkiyah lebih dulu. Dalam prakteknya paralel saja, karena begitu kita berniat sungguh2 mendidk anak sesuai fitrahnya maka sesungguhnya kita sedang tanpa sadar mengembalikan fitrah kita atau sedang tazkiyatunnafs.

Dalam buku tarbiyah Ruhiyah, pensucian jiwa itu bisa dilakukan dengan 5 M

1. Mu’ahadah
2. Muroqobah
3. Muhasabah
4. Mu’aqobah
5. Mujahadah

Sumber : bundaeuis.WordPress.com


Sesi Diskusi
Baik teman2 semua...
Kita coba simulasi dulu ya
Silahkan tangan kita seolah2 sedang pegang pensil dan ada papan di depan kita
Dalam hitungan 5 detik,, silahkan teman2 gambar apa yg saya minta
Siap ya. Silahkan gambar *pemandangan*
1
2
3
4
5
Stop

Baik, siapa yg gambar gunung, silahkan angkat tangan
Hampir setiap saya melakukan simulasi ini, sebagian besar selalu menggambar gunung.
Kalau waktunya cukup, malah bs bikin gambar 2 gunung. Ditengah ada jalan. Kanan kiri ada sawah. Tengah gunung ada matahari. Burung bentuk angka 3 terbalik
Betul? :) Teman2,, begitulah inner child
Kenapa kok gambar pemandangan selalu gunung? Padahal kan bisa pohon, orang, bunga, rumah, atau yg lain bukan??
Ya, krn sejak kecil kita terlalu sering diperkenalkan bahwa pemandangan = gunung.
Begitulah innerchild.
Dia memori masa lalu, ketika kita kecil, dan akan muncul saat kita dewasa manakala kondisi terdesak.
5 hitungan tadi, bikin kita "kepepet" dan terdesak bukan?

Innerchild ndak selamanya negatif. Ada jg yg positif. Bu elly risman pernah cerita waktu beliau masih kecil, diajak rapat sama ayahnya ttg mobil yg akan dibeli. Tiap anak ksh ide warna apa yg mereka inginkan. Tp tetap aja warna pilihan ayah yg jd keputusan.
Ini semangat demokrasi. Maka beliau turunkan hal yg sama pada anak2nya.
Ini contoh IC positif.
Yg patut kita waspadai jika ada IC negatif.
Pada kondisi terdesak, ia akan muncul tanpa sadar meski kita sdh dewasa.

Saya pernah semobil bersama ust adriano rusfi. Saat jemput beliau di bandara, beliau cerita.
Bahwa ada seorang ibu 3 anak. Lulusan camlaude dr kampus terkenal. Agamanya jg baik.
Suatu hari, pasca memandikan anak2 dan menidurkannya, ia ambil bantal dan membekap wajah anak pertama hingga meninggal.
Lalu bergeser ke anak kedua, dibekap sampai meninggal.
Lanjut ke anak ketiga. Ia yg tengah tertidur pulas, dibekap juga hingga tak bs bernafas dan akhirnya meninggal.
Ketika didatangi ust adriano (psikolog), ditanya. Apa yg ada dlm pikiranmu saat itu?
Jawabannya mengejutkan :
Saya sudah sering ikut parenting. Saya rajin datang seminar pengasuhan.
Saya paham bentak anak ga boleh. Saya ngerti jewer pukul anak bs memutus sinaps.
Tapi entah mengapa, setiap kali mereka menguji kesabaran saya, semua teori itu seakan lenyap. Menguap entah kemana.
Yg muncul hanya memori masa kecil saya. Memukul, berteriak dsb. Seperti yg ibu sy lakukan saat saya kecil dahulu.
Setelah itu biasanya sy menyesal. Menangis. Hal sepele jd besar.
Saya khawatir ini akan menurun pada anak2 saya ketika mereka jd orang tua nanti.
Saya takut cucu2 sy akan mendapat perlakukan yg sama.
Saya ndak mau ini terjadi. Saya ndak ingin jadi "dosa jariyah"
Maka saya bunuh ketiga anak saya.
Cukuplah saya yg menanggung dosanya.
Masyaallah... sy merinding mendengar cerita ini.
Cerita valid. Sy dengar langsung dr sang psikolog.

Ternyata sekitar 3 bulan lalu, saya dapati hp saya berbunyi. Seorang ibu yg cerita ingin membunuh anaknya.
Sy gali kisahnya mirip dg ibu 3 anak tsb.
Allahu akbar 😭😭
Bunda,,, inilah pentingnya kita mengenal dan mewaspadai IC negatif.
Penting menyadari bahwa bisa saja ada jejak memori pengasuhan masa lalu.
Bismillah, kita berikhtiar menyembuhkannya.
Saya ndak ke pertanyaan dulu ya.
Ada yg merasa punya IC negatif?
Pengen sembuh?
Baik, skrg lita coba diskusi ttg terapinya ya.

Ini murni pengalaman pribadi saya.
Saya bukan psikolog. Sy tdk ada back ground psikiater.
Saya hanya seorang ibu yg sadar punya IC negatif dan atas ijin Allah alhmdlh telah keluar dr fase itu.

Terapi IC ada 2.
Pertama, dg pendekatan psikologi.
*1. RECALL MEMORI*
Nanti malam, bunda silahkan recall memori pengasuhan saat kita kecil yg meninggalkan luka.
Hadirkan bayangan kejadian tsb.
Rasakan emosinya.
Jika bunda ada kawan bercerita, boleh ditemani beliau. Jika tdk ada, silahkan dituliskan.
Saat itu saya cerita sama suami.. sampai dada bergemuruh keras. Air mata mengalir deras.
Salah satu IC sy yg terpendam sampai dewasa salah satunya : saya marah ketika kakak laki2 saya dibelikan bakso sedang saya tidak.
Konyol nampaknya.
Tapi siapa yg bs menebak pikiran euis kecil.
Ternyata menyakitkan.
Saya cerita kejadian demi kejadian. Peristiwa demi peristiwa yg membuat sy marah dan terluka.
Suami hanya mengangguk dan mendengarkan.
Jika sdh dirasa telah keluar semua emosi, dan cukup plong (sy butuh sekitar 30 - 45 mnt untuk menumpahkan semua rasa ini).

*2. REFRAMING*
Ibarat foto, gambarnya gbs diubah. Kita hanya bisa mengganti bingkainya.
Maka kejadian2 yg membuat saya terluka tadi, coba saya beri bingkai baru.
Oh, mungkin mama syg begitu krn ndak paham.
Oh bs jd mama berbuat x krn kondisi ekonomi sedang sulit.
Oh bs jd mama berbuat y krn sedang ada ujian rumah tangga.
Bla bla bla.
Saya cari 1001 alasan untuk coba memahami.
Perlahan namun pasti, ada perasaan lbh lapang.

*3. MEMAAFKAN*
Barulah saya bisa memaafkan kejadian demi kejadian tsb.
Mungkin berat, tapi saya akan mencoba.
Ibarat paku, kalau sdh nembus tembok, saat dicabut akan meninggalkan bekas.
Maka sebisa mungkin saya tembel bekas lubangnya dg frame yg baru.
Memunculkan kebaikan2nya. Menghadirkan memori2 baiknya.
Dulu saya suka memandu muhasabah peserta, ttg memori saat ibu bertaruh nyawa melahirkan kita.
Alhamdulillah banyak membantu. Apalagi kalau ingat pahala menjadi pribadi yg pemaaf.
Toh ibu kita tak seburuk firaun. Toh ibu kita tak sehina kaum quraisy yg memusuhi rasulullah.
Jika allah saja Maha pemaaf, kenapa kita tidak?
Jika allah saja mengampuni umar yg tega mengubur hidup2 anak gadisnya, mengapa kita tidak berusaha memaafkan jg????

Penanya 1: Kalo sewaktu2 kumat lg mb?
Bunda Euis‬: Berarti prosesnya blm selesai

Penanya 2: Bagaimana jika Kita tidak bisa mengingat moment baik/ bahagia?
Bunda Euis: Minimal kita bs membayangkan ilustrasi ibu yg berjuang melahirkan kita dg bertaruh nyawa. Membesarkan kita. Mendidik kita. Membiayai kita

Penanya 3: Seburuk apa prilaku ibux shingga hrs diingat trs
Bunda Euis: Kita gbs bilang begini. Krn tiap org beda.  Beda stimulus, beda respon.
Spt saya, gara2 semangkok bakso bisa bikin IC negatif. Hanya semangkok bakso !!
Tapi siapa yg bs mengendalikan pikiran kita saat kecil?

Penanya 4: Bagaimana dng terpaksa melahirkanπŸ˜‡
Bunda Euis: Tetap saja ada hutang nyawa disana

Penanya 5: bagaimana jika proses recall memori karena lupa, tidak ingat jelas kejadian, yang diingta hanya rasa marah, jengkel.
Bunda Euis: Bikin ilustrasi. Buka album kenangan.
Intinya cari 1001 alasan.
Dan alasan paling tinggi adalah : jika Tuhan saja Maha Pengampun, mengapa kita yg hina dina ini tak bisa memaafkan??

Silahkan dicoba dulu nanti malam.
Sesuai urutan.
*4. SELF TALK*
Kita tahu itu tak benar, kita sdh memaafkan, maka kita *berjanji pada diri sendiri tidak akan melakukan hal serupa pada anak kita kelak suatu hari nanti*.

4 tahapan ini yg saya lakukan..
Dan manjur sekali.
Amarah, dengki, dendam, sakit hati... berubah jd rasa lapaaaangggg.
Masih ada memori itu, tp dia sdh punya makna yg lain.
Gambarnya masih sama. Tp skrg sdh ada bingkai yg baru.
Detik ini saya sangaaaaaatttt bersyukur sekali.
Saya punya IC negatif ke mama. Dulu kalau ketemu ada perasaan bgmn gitu meski sedang tdk ada masalah. Pokoknya ga nyaman..
Skrg qadarullah mama tinggal bersama kami sdh 1 thn lbh.
Saat saya sdh sembuh dr IC tsb.
Tiap hari ketemu. Tiap hari berinteraksi. Tdk ada perasaan2 yg membuat sy tdk nyaman.
Hilang. Menguap. Dg izin allah.
4 jurus ini belakangan baru saya tahu ternyata memamg direkomendasikan oleh para psikolog.
4 urutan ini yg dijadikan terapi healing untuk menyembuhkan IC negatif.
Saya sdh mencoba, kini giliran teman2 semua.

Penanya 6: Bu kalau luka masa lalunya banyak dan ditimbulkan oleh kedua orangtua apakah baiknya bicara langsung ke mereka atau kita dengan pasangan saja?
Bunda Euis: Ada yg bicara ke ortu. Tp saya tdk. Khawatir malah timbul konflik.. takut malah memperkeruh keadaan.
Sy cukupkan dg bicara ke pasangan.

Penanya 7: Kberadaan suami sbg pendukung sngt berperan penting
Bunda Euis‬: Betul. Jika blm memungkinkan krn satu dan lain hal, bs dg menulis.
Krn menulis salah satu terapi yg cukup ampuh jg.

Penanya 8: Apakah sama dengan teknik forgivess therapy?
Bunda Euis: Salah satunya.. point 3 memaafkan.
Karena saya diajarkan dengan menuliskan kenangan yang menjadi *introject* (IC negatif).
Yup, ini fase recall memori tadi.

Penanya 9: Sy trauma bukan karena orang tua, tapi pengasuh yg sangat tidak adil perlakuannya dengan adik saya. Sehingga timbul iri, marah, dendam, hingga menyebabkan perubahan karakter di masa kecil.
Saya banyak lupa perlakuannya, tapi yg justru sy ingat kebencian (iri hati) luar biasa pada adik saya.
Bunda Euis: Iya, IC bisa dg siapa saja.
Ortu, pengasuh, bahkan kawan atau tetangga. Misal saat di bully. Dsb.

Moderator: Teman teman, di sini fokus ya terapi ya.. Jadi insyaallah semua pertanyaan akan terjawab melalui terapi ini, atas izin Allah tentu.. Begitu kah mba @Euis Kurniawati?
Bunda Euis: Betul insyaallah.

Sampai disini. 4 jurus ini bs ditangkap maksudnya nggih?
Ini kalau pakai terapi versi psikologi.
Dan sebaik2 terapi adalah tazkiyatun nafs.


Sesi tanya jawab
Pertanyaan #1
Assalamualaikum mbk wulan,
Sy Putri dr Tulungagung
Pertama, Boleh minta tolong dijelaskan 5M pensucian jika yg sudah ditulis dlm materi?
Kedua, tntg pengasuhan masa lalu, boleh minta tips bagaimana memberikan pengertian ke org sekitar bahwa pola pengasuhan dulu dan sekarang itu jauh berbeda. Percayalah pd ibunya, ibu pasti ingin yg terbaik kok buat anak.
Gimana ya cara ngomongnya kalau itu kurang benar, yg benar seperti ini. Tanpa mereka tersinggung dan malah menyepelekan kita karna kita ibu newbie.

Jawaban: Dalam buku tarbiyah Ruhiyah, pensucian jiwa itu bisa dilakukan dengan 5 M

*1. Mu’ahadah* -mengingat ingat kembali perjanjian kita kepada Allah. Baik syahadah, maksud penciptaan, misi pernikahan, doa doa ketika ingin dikaruniai anak, menyadari potensi2 fitrah dstnya

*2. Muroqobah* – mendekat kepada Allah agar diberikan qoulan sadida, yaitu ucapan dan tutur yang indah berkesan mendalam, idea dan gagasan yang bernas dalam mendidik, sikap dan tindakan yang pantas diteladani.  Allahlah pada hakekatnya Murobby anak anak kita, karena Allahlah yang memahami fitrah anak anak kita. Maka kedekatan dengan Allah adalah agar hikmah hikmah mendidik langsung diberikan Allah untuk anak anak kita melalui diri kita.

*3. Muhasabah* – mengevaluasi terus menerus agar semakin sempurna dan sejalan dengan fitrah dan kitabullah, bukan obsesi nafsu dan orientasi materialisme

*4. Mu’aqobah* – menghukum diri jika tidak konsisten dengan hukuman yang membuat semakin bersemangat dan semakin konsisten untuk tidak melalaikan amanah

*5. Mujahadah* – sungguh sungguh menempuh jalan sukses (fitrah) dengan konsisten, membuat perencanaan dan ukuran2 nya.

Silahkan dipraktekkan yg ini.

Tanggapan: Maaf yg Mu'aqobah-menghukum diri sendiri itu mksdnya gmn ya bun?dgn cara bagaimana?
Bunda Euis: Bs dg apa aja. Misal berinfak. Tilawah. Atau hal2 lain yg positif.
Biar ada efek jera, hukuman yg kita tetapkan untuk diri sendiri jgn terlalu ringan. Khawatir justru kita abai dan menggampangkan.


Pertanyaan #2
Devi, Bekasi
Bagaimana kriteria/cara memanjakan anak yg benar?dalam artian,tetap memanjakan anak tp anak jg bs menjadi pribadi mandiri. Terima kasih.

Jawaban‬: Hati2 dengan konsep sayang.
Kadang atas nama cinta, justru kita berbuat kejam pada anak kita.
Kok bisa?
Misal nih, saat anak2 masih kecil, usia TK. Di sekolah, siapa yg pasangkan sepatu dan kaos kakinya ?
Mereka sendirikan ? Ibu guru hanya mendampingi, memotivasi. Ayo kamu hebat. Pasti bisa.
Saat dirumah. Siapa yg pasangkan sepatu dan kaos kaki saat mereka akan berangkat ke sekolah ?
Mungkin awalnya mereka pasang sendiri. Tp krn kelamaan, dan khawatir telat, maka sang bunda mengambil alih.
Ini kejam..  berbalut cover sayang.
Kita tdk bs 24 jam selalu ada bersama mereka. Jangan egois merebut kesempatan mereka untuk belajar.



Pertanyaan #3
Mutia, semarang
Assalamualaikum
Bunda saya mau bertanya
Jadi saya sekarang sudah mau menikah, tapi saya merasa saya masih menyimpan luka masa lalu atau inner child dari keluarga
Suara bentakan, kata-kata yg menurut saya menyakitkan itu seperti keputar ulang di dalam otak. Hal itu membuat saya sulit tidur, atau kadang kalau tidur tetiba kebangun dan seperti ketakutan.  Saya menjadi seorang yg emosinya sangat labil dan sering marah. Kadang saya menumpahkan kemarahan saya kepada calon pasangan. Saya tahu itu tidak benar tapi saya sulit mengendalikan, apalagi ditambah sikap ibu saya yg diktator, semua masih diatur dan dicampuri oleh ibu saya. Selain itu ibu juga selalu minta diperhatikan. Beliau mengizinkan saya menikah tp tidak mengizinkan saya berubah. Jadi saya harus tetap mengutamakan beliau. Itu membuat saya benar-benar depresi dan bingung menempatkan diri saya harus bagaimana. Disatu sisi luka batin masa kecil saya belum sembuh, disisi lain sudah ditambah keadaan rumit seperti itu.
Jadi bagaimana ya Bund agar saya bisa berdamai minimal dengan diri saya sendiri?
Terima kasih Bunda πŸ™

Jawaban: Jika ada IC negatif, silahkan segera diselesaikan. Gunakan terapi pendekatan psikologi dg 4 jurus tadi. Plus 5M dr sisi tazkiyatun nafs.
Kalimat ibu minfa diprioritaskan saat sdh menikah.
Jika mb mutia bs ngobrol dan diskusi dr hati ke hati, silahkan dicoba. Tahan emosi. Kalau bs suasananya kondusif.
Jika dicoba ternyata blm terlalu berhasil, bs cari bantuan org ke 3 yg dirasa saran2nya bs didengar oleh ibu kita.
Krn bagaimanapun, bg seorang perempuan, saat telah menikah, ia wajib taat dan memprioritaskan suaminya.
Beda dg anak laki2. Meski sdh menikah, laki2 tetap milik ibunya.
Jangan lupa sertakan Allah dalam tiap ikhtiar. Krn Ia Yg Maha Membolak balikkan hati ibu kita. Yg Maha memudahkan apa yg sulit buat kita. Yg Maha memungkinkan apa yg mustahil bagi hambaNya.



Pertanyaan #4
liza nganjuk dan eki madiun
jika kita ingin menyelesaikan inner child kita,tapi maslh tsb sering "kambuh" ketika tiga anak lahir dg jarak berdekatan.sehingga pengelolaan emosi agak kacau,bngung cara membagi ksih sayang dan lelah karena tugas rumh yg menumpuk mjd hambatan.bgmn cara menata diri supaya bs mengendalikannya (pikiran,jiwa/ruhiyah) dg baik? Dan bagaimana caranya mohon dijelaskan lebih detail bagaimana cara kita melakukan tazkiyatun nufus tadi...syukron.

Jawaban: Sama bunda. Jika memang sumbernya krn IC, maka selesaikan.
Kedua, cobalah untuk menempatkan sesuatu dg porsi yg tepat.
Anak ttp prioritas pertama.
Urusan kerjaan rumah dll, bs dinomerduakan.
Berbagilah tugas dg suami.
Jika memang mungkin, outsource apa yg sekiranya bs dikerjakan oleh org lain.
Anak sy 3. Homeschooling. 24 jam sama bunda. Tanpa asisten.
Kebayang repotnya?
Saya msih kekeuh setrika sendiri. Tp lihat tumpukan setrika yg gak tahu kapan nikahnya kok tiba2 udah beranak pinak, saya jg jd emosi.
Maka sy gbs perfect garap semua. Delegasikan apa yg bs didelegasikan. Lempar ke laundry.
Turunkan standar agar kita ga stressssss.
Awas kalau stres otak amygdala bs panas. Gampang emosi, mudah marah.
Nasi tumpah bs jd drama !!

Mau sy ksh tips biar marahnya bs mereda?
Kalau bunda marah, biasanya apa yg dilakukan?
Bunda2 pernah marah yg sangat marah?
Mentok marahnya. Spt tdk bs tertahan.
Ada yg mau satu tips ala rasulullah?
Marah ke siapa saja. Apapun masalahnya.
Pernah dengar hadist nabi ttg marah? Jika kamu marah dlm kondisi berdiri, maka duduklah. Kalau duduk msh marah, maka berbaringlah. Klo berbaring masih marah, maka berwudhulah.
Jd kalau marah buanget, segera duduk ya bun.

Tp duduk spt apa yg bs meredakan marah?
Ada yg tau? 😊
Apakah duduk bersila? Duduk bersandar? Duduk spt tahiyat awal atau akhir?
Ternyata bukan.
Duduk yg bs meredakan rasa marah adalah duduk dg kaki tergantung. Bukan digantung.
Jadi silahkan cari kursi yg tinggi. Yg kalau kita duduk, tanpa perlu menahan kaki/ tanpa perlu diangkat, kaki otomatis tdk menyentuh tanah.
Bayangkan anak kecil duduk di kursi, kakinya tergantung kan ya. Tdk menyentuh tanah.
Kalau kaki kita menyentuh tanah, trus diangkat agar tdk menapak tanah itu msh kategori digantung. Bukan tergantung.
Knapa kok gitu? Krn saat marah tubuh kita mengeluarkan hormon kortisol/hormon stres.
Nah duduk dg posisi kaki tergantung ba menghambat kortisol menyebar ke seluruh tubuh dan akan kembali ke pabriknya. Ini yg akhinrya bs meredakan marah.
Kalau sdh duduk dg kaki tergantung, silahkan lakukan nafas perut. Bukan nafas dada.
Kalau ada bayi sedang tidur, coba dilihat saat dia bernafas. Dia pakai nafas perut.
Baru kmdn barengi dg dzikir agar marah makin reda dan emosi bs terkontrol.
Demikian 😊✅

Coba latihan dulu.
Silahkan duduk tegak.
Tangan kiri pegang dada. Tangan kanan pegang perut.
Tarik nafas panjang. Hembuskan perlahan
Waktu tarik nafas, perutnya mengembang atau mengempis?
Nafas perut = saat tarik nafas, perut mengembang. Buang nafas perut mengempis
Silahkan coba 3x.
Tiap malam mau tidur, coba latihan. Enak banget. Sambil berbaring. Biar terbiasa nafas perut.
Cukup insyaallah. Kita ke pertanyaan berikut.


Pertanyaan #5
Nama : Bunga
Domisili : Surabaya
Pertanyaan :
Saat ini meski kami (saya dan ibu) sudah tinggal di rumah yg berbeda namun intensitas kami untuk bertemu masih sangat sering, mengingat jarak rumah kami masih dalam satu komplek. Sehingga segala hal yg berhubungan dengan pola asuh saya kepada anak selalu mendapat intervensi dari ibu. Beberapa kali saya sudah mengajak ibu untuk bertukar pikiran dengan maksud saya bisa menjelaskan alasan2 mengapa saya melakukan ini itu kepada anak sedangkan hal itu berbeda dengan pola asuh ibu. Hanya saja ibu masih menganggap bahwa apa yg beliau ajarkan dahulu kepada saya adalah yg paling benar. Bagaimana kah sikap saya menghadapi hal tsb? Mengingat kami pun masih tinggal berdekatan?
Terima kasih sebelumnya bunda euis πŸ™

Coba sesekali ketika ada artikel parenting bagus, di share ke ibu.
Kadang ortu lbh mudah melihat "hasil".
Siapa tahu ada contoh yg krg pas di sekitar kita.
Krn efek pola asuh.
Kedua, gak ada salahnya kalau ada seminar2 parenting, ibu diajak.
Ini yg sy lakukan kpd mama dan adek sy.
Alhmdlh it's work !!! Biidznillah.



Pertanyaan #6
Assalamualaikum mb Wulan.
Nama: Mama dan bunda
Domisili: Jombang
Pertanyaan sy untuk ibu narasumber:
1. Bagaimana cara yg ampuh agar pola asuh saya tidak terpengaruh pola asuh yang telah diberikan org tua sy? Karna saat saya  mencoba untuk tidak marah dan berkata kasar pd anak2, dalam sehari dua hari bisa berhasil tapi nanti setelah beberapa hari balik lagi ke pola asuh yang kasar. Mohon pencerahannya. Karna saat ini sy membersamai anak2 saya sendiri sedang suami bekerja di luar kota dan hanya bisa bertemu sabtu-minggu. Saya kasihan kalo anak2 nanti tumbuh dengan pribadi yang buruk karena pola asuh saya yang kurang baik. πŸ™
2. Jika ada rekomendasi buku terkait parenting islami, mohon informasinya.
TrimakasihπŸ™

Jika krn IC negatif, coba lakukan terapi 4 jurus dan tazkiyatun nafs.
Sy ijin jawab pakai VN sebentar.

Baik bunda, pernah denger gak sih tentang anak yang kecanduan pornografi? Ngeri kan ya? Pernah denger tentang anak kecanduan narkoba? Itu juga ngeri. Tapi pernah denger gak ada anak yang kecanduan omelan orang tua?

Kecanduan omelan orang tua itu ternyata ilmiah. Saya dapatkan ketika belajar ke dr. Amir Zuhdi ya, pakar neurosains begitu, di pengasuhan berbasis otak. Eh, misalnya nih kita orang yang baik hati gitu ya kemudian kita melakukan suatu kesalahan, melakukan suatu kemaksiatan. Pertama kali ketika kita melakukan itu pasti ada perasaan tidak nyaman, perasaan merasa bersalah, berdosa, malu jangan-jangan ada yang lihat dan sebagainya. Tapi ketika kesalahan ini kita lakukan berulang kali berulang kali berulang kali maka kita akan berpindah posisi dari yang merasa tidak nyaman akhirnya menjadi perasaan yang biasa saja. Nah, ketika kita berada di posisi perasaan yang biasa saja kita lakukan kesalahan yang sama, lakukan lagi, lagi dan lagi kita akan berpindah ke posisi berikutnya. Apa? Dari yang biasa akhirnya menjadi kecanduan, ketagihan, kalo gak melakukan kejahatan itu gak enak, kalo gak melakukan kemaksiatan yang sama ada hal yang terasa kurang.

Nah, sama itu dengan omelan kita kepada anak kita. Pertama kali ketika anak kita marahin, kita omelin begitu ya, maka akan ada perubahan perasaan pada mereka yang awalnya mungkin mereka merada takut, merasa tidak nyaman, bahkan gestur tubuhnya itu akan terkesan seperti orang ketakutan dan sangat tidak nyaman. Tapi ketika berulang kali kita marahin, marahin, omelin, pukul, jewer gitu ya, maka dari yang merasa tidak nyaman akhirnya mereka akan pindah posisi ke perasaan yang biasa aja gitu. Makanya kenapa kok ada anak ketika dimarahi sama orang tuanya, eh mereka malah bantah gitu. "Awas HP.nya mama buang ya" "Buang aja, buang aja" gitu. Nah, ini tandanya mereka sudah merasa nyaman dengan omelan orang tuanya. Nah, ketika di posisi yang seperti ini perasaan biasa saja trus kita masih ngomelin lagi, masih marahin lagi, masih melakukan kekerasan fisik lagi, mereka akan pindah posisi dari yang merasa biasa saja akhirnya mereka akan ketagihan dengan omelan orang tua.

Nah, itu kenapa ketika saya ngisi training ke Jawa Tengah, ke Makasar, Medan begitu saya selalu dapati orang tua yang mengatakan "Bunda Euis, kenapa ya anak saya ini kok ada aja yang dia lakukan, ada aja yang dia perbuat sampek bikin mamanya itu selalu marah. Gak bisa gitu ya sehari saja bikin mamanya nih aman, damai, tentram sejahtera, sentosa begitu. Ada saja yang bikin dia em mamanya ini marah. Bisa jadi si anak ini sudah di posisi yang ketiga. Apa? Dia sudah kecanduan omelan orang tua. Kalo ibunya gak ngomel, dia merasa gak nyaman. Kalo ibunya gak marah-marah, dia merasa ada yang kurang dalam hidupnya. Maka dia akan berbuat sesuatu biar bisa memenuhi kenikmatan mendengar omelan itu. Nah, ini jangan sampai kita eh anak-anak kita seperti ini. Gitu.

Jadi, eh manusia itu dalam otaknya ada sel-sel otak ya neuron-neuron. Setiap neuron itu akan terhubung sinab atau jembatan gitu. Kalo bahasa orang umum begitu. Nah, ketika ada pembelajaran, ketika ada informasi, ketika ada edukasi, ketika ada value baik yang ditanamkan, karakter baik yang diperkenalkan, itu semua itu memorinya tersimpan dalam sinab atau jembatan antar neuron ini. Nah, eh, pernah ada sebuah penelitian itu dari Lice Glade itu dia neliti, eh apa namanya, dia lagi nyusuin anaknya trus kepalanya itu dihubungkan ke kabel yang dihubungkan ke laptop untuk melihat aktivitas di otaknya. Ini eh, ketika dia lagi menyusu bagus banget gitu ada aliran listrik, sinab-sinabnya terbangun, terhubung begitu ya. Nah, si ibu ini kepo. Apa yang terjadi ketika saya bentak ini anak. Dan ketika dibentak ternyata sinab yang tadi bersambungan tiba-tiba dia menggelembung, membesar seperti balon dan akhirnya putus, pecah. Padahal sinab itu adalah tempat menyimpan memori, tempat menyimpan pembelajaran. Apa jadinya jika dia akhirnya putus begitu.

Pasti nyesek, pasti nyesel, pasti sedih kecewa gitu ya karena bertahun-tahun kita mau berinvestasi buat anak kita. Mendidik anak kita, menyekolahkan anak kita, naruh di TPA dan sebagainya tapi jika sinabnya itu akhirnya terputus begitu. Ini logikanya mirip seperti ini. Misalkan nih ya suami kita gajinya 5 juta. Setiap bulan kita gak boleh tuh ngambil duit 5 juta. Mau bayar sekolah, cari yang lain. Mau bayar cicilan, cari yang lain. Mau buat makan, cari yang lain. Pokoknya gak boleh diotak-atik yang 5 juta dari penghasilan suami ini.  Satu bulan 5 juta. Dua bulan 10 juta. Satu tahun berapa? 60 juta. Ketika sudah terkumpul 60 juta, keluarkan uang itu dari celengan, ambil korek silahkan dibakar. Perasaannya gimana? Nyesek, sedih, nyesel, kecewa, sakitnya disini, gitu ya. Eh, halo bunda, ayah, uni uang yang bisa dicari lagi. Ini harta dunia yang bisa diikhtiarkan kembali. Tapi bagaimana dengan otak anak kita yang rusak karena bentakan, karena jeweran, karena cubitan, gitu ya, karena makian. Gak akan bisa diulang lagi prosesnya. Maka, mudah-mudahan ini menjadi reminder buat kita bahwa anak itu investasi yang berharga gitu.

Reminder berikutnya apa? Nih, misalnya Pak Jokowi nitipin anaknya ke kita gitu ya. Nih anaknya bandel, misalnya, nakal, maka apa yang bisa kita lakukan? Apakah kita berani mukul anaknya Pak Jokowi? Nggak mungkin. Apakah kita berani memaki-maki anaknya Pak Jokowi? Nggak mungkin gitu. Eh, lalu kenapa kemudian eh jika anaknya Presiden saja kita tidak berani melakukan hal demikian, jika titipannya Presiden saja kita nggak berani berbuat demikian. Kita sadar gak sih bahwa sebenarnya anak itu bukan milik kita, tapi dia hanya titipan yang Allah titipkan kepada kita. Maka suatu hari nanti ketika kita dimintai pertanggungjawaban "Kamu apakan titipanku?" bisakah kita menjawabnya gitu. Maka, mudah-mudahan ini menjadi reminder buat kita agar kita bisa lebih eh mengontrol emosi diri, lebih sabar untuk membersamai buah hati kita. Siap gak siap amanah ini akan kita pertanggungjawabkan di akhirat kelak. Mudah-mudahan kita bisa eh lebih rileks dan optimis dalam membersamai anak-anak kita.


Pertanyaan #7 tentang suami dan mertua
Bunda Revi di serang dan beberapa bunda yang pertanyaannya sama
1. Suami saya punya innerchild yg bbrp diantaranya kurang menyenangkan
Seperti, dia sering dimarahi ketika mengerjakan salah sedikit, sehingga trhadap anak kecil di sekitarnya dia sering agak marah ketika anak tersebut berbuat nakal (ambil tisu,numpahin makanan)
*nah, dg kasus tsb bagaimana menyelesaikannya? Sedangkan suami saya merasa itu hal yg wajar?*
 bagaimana carany agar suamj saya menyadari ada cara pengasuhan yg kurang baik di masa lalu, sehingga bisa memperbaikinya ketika mengasuh anaknya?
2. Org tua saya tinggal di lokasi pekerjaan yg berbeda, sehingga anak2 tinggal bersama ibu.
Saat, kondisi keuangan keluarga memburuk ketika ayah jatuh sakit, ibu sangat susah. Harus berjuang sendirian mencari biaya sekolah 4 orang anak dan menjaga suami yg sedang sakit.
Saat itu, ibu selalu curhat kalau dia capek kerja pagi sampe sore, dan di dalam curhatannya sering ada kata penyesalan menikah dgn ayah, atau menjelekkan ayah yg selama masih sehat suka foya2.
Akhirnya, setelah menikah, secara tdk sadar, ak sering banget menuntut suami memenuhi semua keinginanku, kadang sampai marah2. Ak menuntut suamiku sempurna, banyak duit. Ak nggk mau nasibku sama kayam ibu. Alhasil, ak sering marah2 ke suami. Suami salah didik anak, pasti aku komplen. Apa2 suami pasti salah.
Pernah juga aku marah ke suami, sebagai pelampiasan sakit hati ke mertua yg omongannya sangat pedes.
Kalau inget sakit hati ke mertua pasti ak marah ke suami, jdi ak suka marah ke anak juga😭😭
Pertanyaan: bagaimana caranya saya mengatasi luka pengasuhan ini. Menghapus luka ibu terhadap ayah, sehingga aku bisa memperlakukan suami dan anak dengan baik?

Jawaban: Sama ya dg penjelasan di awal.
4 jurus dan 5M.
Mudah2an ada manfaat dari diskusi kita malam ini.
Terima kasih sdh menemani saya belajar.
Mohon maaf jika ada yg krg berkenan πŸ™πŸ˜Š
Sambung sltrhm di
Fb : euis kurniawati
Blog : bundaeuis.wordpress.com
Saya undur diri dulu. Salam hangat untuk keluarga dirumah.
Saling mndoakan moga makin sakinah mawaddah warahmah.
Anak2 tumbuh jd anak shalih mushlih bermanfaat bagi sebanyak2 manusia dan jd pintu surga untuk ayah bundanya.
Saya undur diri dulu.
Wassalamu'alaikum wr wb πŸ™πŸ˜Š❤

0 $type={blogger}:

Posting Komentar