Resume Kulwap Parenting "Membangun Konsep Diri Seorang Pemuda"

(Disiapkan sebagai bahan KulWhap Depok HEbAT Community)
Narasumber: Teh Kiki Barkiah


_*“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.  sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa : 9).*_

Ayat ini menunjukkan bahwa kita dilarang meninggalkan generasi lemah❗

Islam menaruh perhatian besar tentang mempersiapkan pemuda.

Rasulullah SAW bersabda, “Diangkatkan pena (tidak dibebani hukum) atas tiga (kelompok manusia), yaitu anak-anak hingga baligh, orang tidur hingga bangun, dan orang gila hingga sembuh." (HR Abu Dawud).

Kapan kita mulai mendidik pemuda❓

Sebagian orang tua memulainya saat:
✍🏻 Anak-anak menjelang akan baligh;
✍🏻 Anak-anak sudah masuk usia baligh;
✍🏻 Sudah muncul permasalahan yang khas seputar pemuda usia baligh.
_(Bahkan ketika mulai menyesali hasil pendidikan setelah anak-anak berusia dewasa)_

Mempersiapkan pemuda yang mencapai akil di saat ia mencapai baligh itu membutuhkan *proses*.
Bahkan proses dimulai ketika mereka terlahir kedunia. Mari bergerak dari titik akhir.

Apa yang perlu dicapai saat anak-anak sudah baligh?

*Saat anak mencapai baligh anak diharapkan mencapai akil* yaitu dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah, mengetahui kewajiban, memahami apa yang dibolehkan dan yang dilarang, serta mampu membedakan hal yang bermanfaat dengan hal yang tidak bermanfaat apalagi yang merusak. Tidak semua anak baligh saat ini mencapai akil.

✍🏻 Harapan kita  ketika anak akil baligh, anak telah:
1⃣ Mengetahui tujuan hidupnya;
2⃣ Rampung mengetahui garis besar hukum-hukum Allah;
3⃣ Siap melaksanakan perintah dan larangan Allah.

Tidak ada kamus remaja dalam pendidikan islam. Mari kita pangkas fase remaja anak!! Fase yang memberi ruang untuk labil dan melakukan kesalahan.

Mari kita didik anak menjadi *syabab/pemuda*!!! dan memperlakukan mereka sebagai pemuda ketika masa baligh telah tiba.

✅ Proyek besar ini kita mulai dari rumah.
✅ Menanam benih unggul di lahan yang unggul kemudian secara istiqomah menyiram tanaman keimanan, agar tumbuh kokoh dan menjulang tinggi dan pada akhirnya akan berbuah kemanfaatan.

Beberapa upaya yang dapat kita lakukan agar anak-anak siap memiliki beban taklif saat ia baligh kelak, diantaranya:

1. Tanamkan pondasi keimanan dan ketakwaan sejak dini sehingga di usia baligh mereka telah siap melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah;

2. Hidupkan keteladanan Rasulullah SAW, para nabi, sahabat dan biografi orang-orang shalih dalam keseharian mereka sehingga membantu mematangkan proses berfikir agar saat baligh ia juga mencapai akil serta memiliki konsep diri yang baik sebagai seorang Muslim;

3. Berusaha menjaga pandangan dan pendengaran mereka dari sesuatu yang merusak akal mereka termasuk hal-hal yang dapat membangkitkan syahwat mereka;

4. Mendukung program pendidikan anak yang mengantarkan mereka memahami agama dan siap menjalankan hukum Allah di usia baligh termasuk fiqh yang berkaitan dengan munculnya tanda baligh;

5. Berusaha untuk menjaga mereka dari segala sesuatu yang merusak fitrah jiwa agar anak memiliki konsep diri seorang muslim yang kuat;

6. Menghembuskan berbagai visi, misi dan mimpi  dengan memperlihatkan kondisi umat ini, agar ia memiliki cita-cita besar dalam hidup sehingga selalu menyibukkan diri dalam hal positif;

7. Menjadi tempat yang nyaman bagi ananda untuk bercerita dan berbagi rasa agar kita terus dapat membantu mereka menyaring mana yang baik dan mana yang buruk;

8. Memperkaya pengalaman masa kecil mereka dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat, serta meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat agar mereka menemukan kesibukan diri yang produktif sehingga tidak lagi memiliki ketertarikan pada hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi bermaksiat kepada Allah;

9. Berusaha membantu mereka untuk mengenali potensi mereka,dan memberi kesempatan untuk mengembangkannya agar mereka bersemangat mempersiapkan masa depan mereka lebih awal;

10. Mendukung dan memfasilitasi agar anak dapat menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan produktif agar energi mereka senantiasa terkuras pada hal-hal besar yang mereka siapkan untuk mengabdi pada ummat ini;

11. Mendukung program pendidikan yang mempersiapkan mereka menjadi istri/suami dan orang tua;

12. Mendukung dan mengarahkan agar mereka  memiliki kemandirian finansial sejak muda sehingga saat syahwat bergejolak dan tak mampu tertahan lagi dengan memperbanyak shaum, maka mereka telah siap mengucap ijab qabul dan membangun rumah tangga.

Sesi tanya jawab
Pertanyaan:

1⃣. *Ciri Aqil & Tujuan Hidup* :

✅Nama : Hanisah
Asal Kota : Bogor
Pertanyaan (singkat dan jelas) :
1. Apa saja ciri-ciri anak yg sudah dianggap aqil?

2. Benarkah usia maksimal seorang anak kita nafkahi adalah usia 15 tahun dan selebihnya adalah sedekah?
Jazakumullah khairan

✅Nama : Nita
Asal Kota : Bekasi

Bagaimana menerangkan ttg tujuan hidup pd anak akil baligh ?
Terimakasih🙏🏻

Jawaban🧕🏻:

 1. Aqil-baligh adalah sebuah keadaan di mana seorang manusia telah mencapai kedewasaan secara fisik, terutama kemampuan seksual-reproduktif, dan kedewasaan secara mental. Dalam konsep Islam, idealnya kedua keadaan ini dicapai secara berbarengan. Seseorang yang telah mencapai aqil-baligh, ia disebut mukallaf, yang artinya “siap memikul beban kehidupan seutuhnya”

Maka selayaknya, manusia yang telah aqil-baligh adalah manusia yang telah sanggup bertanggung jawab atas diri sendiri, memecahkan masalah, mengambil keputusan, mengelola resiko, menjalankan fungsi sosial, bahkan sudah siap memikul tanggung jawab berkeluarga, baik dalam tinjauan fisik yaitu kesiapan reproduksi maupun tinjauan tanggung jawab moril seperti menjadi orang tua, mencari nafkah dll.

2. Usia setiap orang dalam mencapai Aqil baligh tentu berbeda-beda. Tetapi intinya ketika mereka telah mencapai Aqil baligh sesungguhnya mereka bertanggung jawab atas dirinya. Mereka telah diminta pertanggungjawaban atas semua amal perbuatannya. Bahkan dada masa ini orang tua tidak lagi memiliki kewajiban menanggung nafkah bagi diri mereka, kecuali terhitung sebagai sedekah.

Jawaban untuk Bu Nita

Menerangkan tentang tujuan hidup, bukan sebuah proses instan yang kita lakukan pada anak-anak setelah mencapai Aqil baligh atau menjelang persiapannya. Seharusnya hal ini dilakukan dalam sebuah proses berkesinambungan yang dilakukan sejak anak-anak berada dalam masa keemasan merawat dan mengembangkan fitrah keimanan. Sehingga pada saat mencapai akil baligh mereka sudah dapat memahami tujuan hidup bahkan diharapkan tulang memilih secara spesifik peran kekhalifahan yang akan mereka ambil dalam kehidupan. Salah satu upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan mengenalkan kisah-kisah teladan dari manusia-manusia terbaik sepanjang zaman. Dari kisah mereka kita dapat memaknai kemuliaan tujuan hidup mereka serta implementasinya dalam kehidupan. Semakin sering kita memberikan keteladanan dan kisah teladan, maka semakin terinternalisasi nilai-nilai tersebut dalam jiwa seorang anak. Insya Allah hasilnya pun akan lebih melekat dan lebih mudah untuk Istiqomah.

Namun bila komunikasi seperti ini jarang dilakukan dalam kehidupan anak, tentu membutuhkan energi yang besar untuk mengarahkan mereka kepada tujuan hidup yang mulia. Terlebih bila hari ini mereka terlanjur memiliki konsep diri yang jauh dari nilai-nilai Islam. Namun tentunya tidak ada kata terlambat, perlakukanlah mereka sebagai objek dakwah yang kita ajak untuk berhijrah. Kenalkan mereka kepada Allah dan Rasulullah SAW, Insya Allah sedikit demi sedikit mereka akan memperbaiki tujuan hidup mereka. Semakin terlambat memperkenalkan tujuan hidup semakin besar energi yang dibutuhkan untuk meluruskannya, oleh karena itu jangan tunda sampai anak terlanjur jauh dari nilai-nilai Islam. Manfaatkan momen-momen berharga dalam kehidupan mereka untuk mengajak mereka lebih dekat kepada Allah. Biasanya pada momen-momen tertentu seseorang lebih membutuhkan pertolongan Allah, seperti saat kenaikan jenjang sekolah, ujian masuk perguruan tinggi, saat mencari jodoh, saat memiliki buah hati, dll. Momen-momen spesial bisa menjadi kesempatan emas bagi kita untuk mengajak mereka lebih dekat dengan Allah sekaligus meluruskan dan menyempurnakan tujuan hidup mereka.


Resume: *Momen² spesial bisa menjadi kesempatan emas bagi kita untuk mengajak mereka lebih  dekat dengan Allah sekaligus meluruskan dan menyempurnakan tujuan hidup mereka*


2⃣ *Perihal mimpi basah*

✅Nama : Nita
Asal Kota : Bekasi

1. Mohon cerita teh Kibar saat menjelaskan ttg menemani anak lelaki menjelang dan saat mimpi basah?
Terimakasih🙏🏻

✅Nama : Ummu Rasyid
Asal Kota : jakarta

Punten teh, utk anak laki2. Usia brp sebaikny di jelaskan ttg mimpi basah?

✅Nama : Rahayu Rahmawati
Asal Kota : Bekasi

Dalam hal aqil baligh ternyata banyak hal yang harus dipersiapkan.
Salah satunya dalam hal fikih.
Terkait itu juga menyinggung tentang kesehatan reproduksi dan hal yang terkait. Hal ini sangat penting terutama tentang kesehatan reproduksi.
Menurut saya harus disampaikan.
Namun bagi saya pribadi akan jadi lebih "sulit" dan "sensitif" karena belum pernah atau belum tahu bagaimana cara menyampaikannya kepada anak saya laki laki berumur 13 tahun.
Walaupun di sekolah saat kelas 6 sudah sedikit dipelajari, namun tetap kami orang tua harus memberikan informasi yang memadai dan sesuai porsinya.

Tolong berikan saran cara penyampaian untuk menerangkan fungsi dan cara menjaga kesehatan reproduksi kepada remaja ambang baligh atau baru baligh agar tidak menimbulkan hal hal yang tidak kita inginkan

Jawaban untuk Bu nita

Diskusi seperti ini sebaiknya dijelaskan oleh ayahnya. Bila ayahnya bukan tipe yang pandai mengelola komunikasi  secara verbal, bunda bisa menjelaskan dengan pendampingan ayah saat forum diskusi. Pengalaman kami, kami membahas kemungkinan  apa yang dirasakan, membahas kemungkinan keluarnya cairan dari kemaluan, membahas perumpamaan dan warna cairan yang bisa keluar, serta mengajarkan tata cara mandi wajib bila hal tersebut ia rasakan.

Kadang tidak semua anak mencapai baligh dengan melewati pengalaman seperti ini, tapi kita bisa melihat dari tanda-tanda sekundernya. Bila firasat ibu mengatakan Ananda sudah baligh, ingatkan ia terus tentang statusnya sebagai mukallaf beserta konsekuensinya.

Jawaban untuk ummi Rasyid

Mengenai usia terbaik kapan dijelaskannya tentang mimpi basah, akan sangat tergantung pada kekritisan Ananda dan momentum terbaik dalam menyampaikannya. Masalahnya saat ini banyak sekali anak-anak yang memiliki kematangan fisik lebih cepat daripada usia saat kita saat dulu mencapai baligh. Ada banyak faktor yang mendorong anak-anak saat ini lebih cepat mencapai baligh, salah satunya faktor gizi maupun tontonan. Pada beberapa kasus anak yang terpapar pornografi sejak usia SD, mereka akan cenderung lebih cepat merasakan mimpi basah.

Namun salah satu momentum berharga yang bisa kita manfaatkan untuk menjelaskan tentang mimpi basah adalah pada saat pelajaran fiqih thoharoh. Biasanya saat anak mencapai usia 9 atau 10 tahun mereka telah memiliki keingintahuan yang besar terhadap hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi. Dari pelajaran fiqih thaharah biasanya akan membuka kesempatan untuk membahas tentang mimpi basah dan tata cara mandi wajib.

Mintalah selalu petunjuk kepada Allah agar Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk mengajarkan kepada anak-anak pada waktu yang tepat dan dengan bahasa yang tepat. Namun demikian jangan lewatkan momentum berharga saat anak-anak ingin memuaskan rasa ingin tahunya. Meskipun begitu, dalam pembahasannya kita perlu mengatur pilihan kata agar hal yang kita jelaskan tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak kita berada pada situasi yang sulit untuk menjelaskan kepada anak-anak. Namun apabila kekritisan anak-anak cenderung mendorong kita untuk membahas sesuatu yang sangat vulgar untuk disampaikan kepada anak-anak, maka kita bisa memberikan pengertian kepada mereka untuk menunda beberapa jawaban sampai mereka memiliki kesiapan usia untuk menerimanya.

Jawaban untuk Bu Rahayu Rahmawati

Membahas tema-tema spesial akan lebih mudah apabila ayah dan bunda sering memiliki forum diskusi dengan anak-anak. Bila kondisi keluarga cenderung kaku dan jarang berkomunikasi terhadap pembahasan yang serius, maka tentu akan lebih sulit membuka pembahasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi dan tanda-tanda baligh. Maka langkah pertama, biasakan memiliki forum forum diskusi bersama anak-anak terutama saat makan keluarga. Khusus untuk tema yang berkaitan dengan akil baligh, maka orang tua harus membuat forum diskusi yang lebih intim tanpa banyak didengar oleh anggota keluarga lainnya. Misalnya mengajak anak jalan-jalan berdua atau berdiskusi di dalam kamar secara lebih private. Orang tua tidak perlu ragu untuk membuka komunikasi tersebut, sebab ini adalah bagian dari pendidikan yang harus dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Kita bisa membuka pembicaraan kepada mereka, bahwa kita sebagai orang tua perlu menerangkan beberapa hal yang penting kepada semua anak yang telah mencapai usia tertentu. Kita bisa membahas tentang masalah perubahan-perubahan fisik yang dialami Ananda sebelum masuk pada bahasan fiqih thoharoh. Lalu kemudian bertanya hal-hal yang lebih privat tentang peristiwa-peristiwa yang dialami oleh anak-anak. Tentunya pembicaraan seperti ini akan sangat sulit jika bapak ibu memiliki hubungan yang renggang dengan anak-anak. Jangankan diminta terbuka untuk hal-hal yang sangat pribadi seperti ini, kalau selama ini mereka sendiri jarang bercerita. Oleh karena itu pastikan kita telah memperbaiki hubungan komunikasi kita dengan anak-anak sebelum momen-momen berharga ini wajib kita lakukan. Jika bapak ibu masih kesulitan untuk membuka komunikasi yang sangat intim terkait tema ini, kita bisa mencari buku-buku yang berkaitan dengan fiqih thoharoh, kemudian mengajak mereka untuk membahas dengan menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Namun sesulit apapun komunikasi ini wajib kita lakukan agar anak-anak tidak sampai mengalami kondisi junub setelah mereka mimpi basah tanpa mereka memahami hukum syara yang berkaitan dengan hal tersebut. Namun yang jauh lebih penting adalah pentingnya kesadaran anak sebagai seorang yang telah mencapai mukallaf dengan segala konsekuensinya.


Resume: *Sesulit apapun komunikasi ini wajib kita lakukan agar anak² tidak sampai mengalami kondisi junub setelah mereka mimpi basah tanpa mereka memahami hukum syara yang berkaitan dengan hal tersebut*

Ini peer terbesar nya ya Teh.

Sebaiknya perihal mimpi basah ini diterangkan oleh Ayah atau bisa oleh Bunda Teh?

🧕🏻 : Ayah

Bila ayah kaku berarti ayah ditemani bunda🤭

🎙: Ayah kaku ya teh😄

Memang para Bunda yang harus lentur menemani sana sini ya Teh😄


3⃣ *Haid dan aurat*

✅Nama : Shanti Wijayanti
Asal Kota : Indramayu

Bismillah, Assalamu'alaykum.
Putri sy berusia 11th, selain sudah ada bbrp perubahan pd tubuhnya sy rasa perlu utk memberikan hal penting seputar masa balighnya.
Pertanyaannya: *mulai dari mana kah sy memberikan penjelasan seputar menutup aurat dan menstruasi.*
Jazakillah khoir.
Wassalamu'alaykum.

Jawaban untuk Bu shanti

Bunda bisa mulai membahas terhadap perubahan tubuh yang terlihat secara fisik dari Ananda, seperti payudara yang mulai tumbuh.  Sampaikan bahwa kita pun pernah mengalami hal tersebut. Kemudian ceritakan perubahan-perubahan fisik lainnya yang akan dialami setelah itu. Kita dapat membahas tentang ciri-ciri menstruasi serta apa yang harus anda lakukan pada saat ia mengalami menstruasi. Namun yang jauh lebih penting adalah menerangkan bahwa menstruasi sebagai tanda primer Ananda mencapai kondisi baligh. Lanjutkan dengan pembahasan mukallaf beserta konsekuensi seorang manusia yang telah mencapai mukallaf. Termasuk di dalamnya tentang aturan menutup aurat yang telah menjadi kewajiban dan bukan lagi pembiasaan.✅

Resume: *Menerangkan bahwa menstruasi sebagai tanda primer ananda mencapai kondisi baligh*

Ijin mencatat lagi Teh

Teteh, kami ga berani menawarkan suguhan virtual makanan ke Teh Kiki khawatir mau repot nanti Bapak diminta nyariin malam gini😄

Mohon doanya AyahBunda HEbAT Teh Kiki saat ini sedang hamil muda doakan beliau sehat dan kuat,, masyaaAllah banget ya lagi mengandung tapi masih bisa produktif menemani kita disini😍


4⃣ *fitrah keimanan*

✅Assalamu'alaikum.
Nama : Fukky Anis
Kota : Bandung
Bagaimana teknis atau contoh konkrit menanamkan pondasi keimanan dan ketakwaan sejak dini?

Mangga teteh😍

Jawaban untuk mbak fukky Anis

Membangkitkan dan merawat fitrah keimanan
Pada masa keemasan 0-7 tahun

Konsep agama yang ditekankan di usia 0-7 tahun adalah
membangkitkan kesadaran Allah sebagai Rabb (kholiqon, Raziqwon, malikan)


Apa yang kita harus lakukan pada masa keemasan ini?
* Menciptakan atmosfir keshalihan dalam lingkungan sekitar. Role model akan menjadi kunci kesuksesan
* Diawali dengan membangun gambaran positif tentang Allah, tentang Rasulullah, tentang ibadah, tentang Al-quran
* Jangan mengawali dengan pemaksaan pelaksaan syariatnya, tumbuhkan kecintaan terhadap agamanya
* tumbuhkan kecintaan kepada Allah sebelum memintanya beribadah
* tumbuhkan kecintaan kepada Al-Quran sebelum memintanya belajar iqro dan menghafal Al-quran


Masa ini hanya masa pengenalan, belum masa pembiasaan atau pelatihan yang serius.
Pengenalan yang paling sederhana adalah melihat lingkungan sekitar, misalnya:

1. Membiasakan anak berada dalam suasana kegiatan beribadah
2. Membangun imajinasi positif tentang ibadah
3. Mengajak anak terlibat dalam kegiatan beribadah tanpa paksaan
4. Mengajarkan mereka untuk menghargai orang yang sedang beribadah dengan penuh kebijaksanaan
5. Memperdengarkan Al-quran secara berulang
6. Membacakan kisah dalam membangun imajinasi positif tentang Allah, Rasulullah, Al-quran dan ibadah
7. Mengajarkan sikap kasih sayang terhadap makhluk Allah (hewan, tumbuhan manusia)
8. Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik secara langsung dalam kehidupan sehari-hari
9. Memperkenalkan berbagai kebaikan, perilaku baik dan kebiasaan baik melalui buku, permainan pura-pura atau cerita
10.  Memberikan pengertian tentang perilaku buruk, salah, atau tidak sopan saat mengalami peristiwa yang berkaitan dengan hal tersebut atau dengan menggunakan kisah dari buku
11. Memperkenalkan kisah nabi melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
12. Memperkenalkan kisah nabi melalui film kartun
13. Memperkenalkan cuplikan kisah keteladanan dari sirah Rasulullah SAW dan sahabat melalui buku cerita singkat atau menceritakan kembali dengan bahasa sederhana dengan bantuan ilustrasi buku
14. Memberikan konsep agama melalui penggalian hikmah dan membaca buku dengan bahasa yang sedehana
15  Menumbuhkan kecintaan anak terhadap mesjid dengan sering mengajaknya shalat berjamaah, tanpa paksaan
16 Mencontohkan doa-doa singkat langsung dalam keseharian.



Resume: *Konsep agama yang ditekanka di usia 0-7 tahun adalah membangkitkan kesadaran Allah sebagai Rabb (Khoiqon, Raziqwon, Malikan)*

MasyaaAllah😍

Dapat banyak catatan malam ini


5⃣ *fitrah belajar*

Nama : Nita
Asal Kota : Bekasi

Skill bagi pemuda apakah perlu diajari misal menjahit dan memasak?
Terimakasih

Nama : meta
Asal Kota : depok
Pertanyaan (singkat dan jelas) :
Anak pertama saya laki2, 12th, kls 6SD. Bagaimana menumbuhkan rasa percaya diri anak yg cenderung tdk menyukai tantangan dan cepat surut semangatnya saat menghadapi kesulitan?
Saya ikutkan anak saya di kegiatan luar sekolah (bukan kegiatan bimbel dsb), tp setiap plg kegiatan ceritanya lbh bnyk ttg kesulitan yg ketidaknyamanannya. Seperti tdk ada hal positif yg anak saya rasakan.
Saya berusaha dengarkan ceritanya dan lain hari saya ajak bicara santai sambil terus berusaha menceritakan hal2 positif pd anak saya.

Seharusnya bgm sikap saya?

Nama : ummi Adzkia
Asal Kota : depok

Bagaimana menyikapi talent atau passion anak yg berlawanan dgn syariat spt menari, bernyanyi khususnya utk anak prempuan.
Terimakasih 🙏

Andi hermiyati, dari Soppeng :

bagaimana cara efektif mengajarkan kepada anak (usia anak saya 10tg,8thn ,dan 3th)untuk mengenal potensi yg mereka miliki sejak dini.

Mangga Teh pertanyaan kelima😘

Jawaban untuk Bu Nita
Silahkan mengajari Ananda baik pemuda dan pemudi skill dasar keterampilan hidup seperti memasak dan menjahit sebab Rasulullah Saw pun pernah melakukannya. Bahkan bila benar kelak suatu saat semua teknologi tidak akan dapat digunakan, maka keterampilan dasar secara tradisional tanpa mesin akan sangat dibutuhkan oleh manusia di akhir zaman.

Jawaban untuk Bu meta
Ada banyak faktor yang membuat anak tidak percaya diri untuk melakukan sesuatu, diantaranya:

1. Usia Ananda belum mencapai usia yang tepat untuk menguasai skill tersebut. Sehingga pengalaman "tidak bisa" yang pernah dirasakan membuat Ananda menjadi kurang percaya diri untuk mencoba kembali.
2. Kurang bertahapnya proses belajar dalam penguasaan skill, sehingga Ananda cenderung merasa gagal pada kali pertama mencobanya. Padahal bila berawal pada tahapan yang mudah dan bertahap menuju tingkat yang lebih sulit, maka kepercayaan diri ananda akan tumbuh secara bertahap.
3. Fitrah bakat Ananda bukan pada bidang yang sedang Ia coba. Maka pada bidang tersebut, prestasinya tidak akan secemerlang anak-anak lain yang berbakat atau tidak akan secemerlang saat ia diasah pada bidang dimana ia sangat berbakat.
4. Ananda tumbuh dalam suasana pengasuhan yang cenderung memiliki pola komunikasi yang negatif. sehingga Ananda merasa takut untuk gagal, takut untuk salah, takut untuk mencoba sesuatu hal yang baru dll.

Silakan dicek kembali kemungkinan faktor yang menyebabkan Ananda kurang percaya diri terhadap apa yang sedang dia lakukan.

Jawaban untuk ummi Adzkia

Arahkan pada sesuatu yang lebih dicintai oleh Allah. Jangan membuka peluang pada sesuatu yang akan bersinggungan dengan jalannya setan. Jika memiliki bakat pada motorik kasar dan gerak tubuh arahkan pada olahraga dan beladiri, jika memiliki kemampuan pada olah suara silakan arahkan pada Tilawatil Quran.
Pendapat pribadi ya yang mungkin akan berbeda karena masalah ekspresi seni adalah masalah khilafiyah.
FYI saya adalah mantan penyanyi yang sudah tidak lagi menyanyi dihadapan audience pria🤭
Pernah sesekali saja menyanyi nasyid pada acara dengan audience perempuan

Jawaban untuk mbak andi
Merawat dan Mengembangkan Fitah Bakat

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya (bakat pembawaannya) masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. Al isro 84

 Albert einstein "setiap anak itu jenius, tapi jika anda manilai ikan dari kemampuannya memanjat pohon, seumur hidup ia akan dianggap bodoh

Seseorang yang dapat mengenali fitrah bakatnya dan mendapatkan kesempatan untuk mengasah fitrah bakat tersebut, insya Allah akan memiliki kesempatan untuk berbuat, berjuang, dan berkontribusi dalam peradaban ini dengan lebih baik. Oleh karena itu peran orang tua sangat besar dalam merawat dan mengembangkan fitrah bakat yang dimiliki oleh anak-anak kita.

Masa keemasan firah bakat adalah saat anak berusia 10-14 tahun. Bantu anak menemukan minat bakat anak dengan melakukan tour the talent di rentang usia 7-10 tahun. Caranya dengan memperkaya wawasan dan memperkaya pengalaman.

Dengan observasi yang dilakukan secara terus-menerus sejak anak berusia dini, kita dapat membantu melakukan pemetaan bakat diusia 10 tahun. Perhatikan pada bidang apa saja anak-anak memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan yang sangat kuat untuk mencoba. Kemudian pada saat ia mencobanya, ia merasakan kemudahan untuk melakukannya dan dapat mencapai hasil yang baik. Kita juga bisa menggunakan tools-tools tambahan seperti tes pemetaan bakat atau personal genetik untuk memperkuat observasi kita.

Setelah mengetahui kecenderungan minat dan bakat anak, dekatkan anak dengan para maestro (pembimbing bakat). Orang tua dapat menjadi maestro atau pembimbing bakat anaknya, tetapi dapat juga bekerja sama dengan pihak lain.
Selanjutnya, berikan kesempatan seluas-luasnya bagi mereka untuk mengasah bakat. Misalnya dengan menyediakan sarana prasarana yang dapat mendukung proses pengasahan bakat atau mengikutsertakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bakatnya.

Tugas yang lebih penting setelah itu adalah membimbing akhlak anak-anak agar bakat yang dimilikinya dapat menjadi rahmatan lil Alamin. Sebab bila hal ini tidak diimbangi, maka banyak orang-orang yang memiliki performa hebat dalam bidang tertentu tetapi memiliki akhlak yang buruk. Bahkan dengan keahliannya, ia dapat melakukan kerusakan di muka bumi.

Setelah usia baligh, dorong anak untuk mulai merancang startup bisnis atau memperbanyak proyek real. Bantu ia untuk membangun networking  yang berkaitan dengan peran peradaban yang dicita-citakan. mudah-mudahan dengan beberapa upaya di atas kita dapat mengantarkan fitrah bakat yang merupakan karunia Allah subhanahu wa ta'ala menjadi jalan untuk mempersembahkan ibadah terbaik di muka bumi.


Resume: *Fitrah bakat yang merupakan karunia Allah SWT menjadi jalan untuk mempersembahkan ibadah terbaik di muka bumi*

Catet lagi


6⃣ *finansial*

🔅 Nama : Nia Nio
Asal Kota : Depok

Bagaimana tahapan melatih kemandirian finansial, sejak balita hingga Akil baligh?

🔅Nama : ummi Adzkia
Asal Kota : depok

Bagaimana melatih anak utk belajar mengelola uang bila sdh terlanjur besar usia 16 thn. Sementara sdh lama dia tdk diberi uang saku krn kondiai ekonomi orang tua ? Terimakasih 🙏

Pertanyaan keenam Teh, mangga

Enam yang beranak pinak

Jawaban untuk Bu Nia Nio

🎙: Iyaa teteh☺
Saking semangatnya bertanya


Mungkin ada banyak buku yang lebih khusus mengupas masalah cerdas finansial sejak dini. Namun semoga sharing pengalaman keluarga kami dapat diambil manfaatnya. Berikut beberapa prinsip yang kami anut, yang cukup mewarnai kehidupan finansial anak-anak:

1. Anak-anak bersekolah di sekolah dasar yang tidak membutuhkan uang saku, sehingga tidak jajan setiap hari di sekolah. Mereka makan dengan catering sekolah. Kami hanya membekali mereka uang saat ada market day, dengan jumlah terbatas, sekedar untuk merasakan pengalaman berbelanja di sekolah.

2. Terkadang, sesekali anak-anak merasakan pengalaman jajan dari jatah uang yang kami berikan. Sekedar untuk belajar memutuskan, namun dalam batasan jumlah dan pilihan produk yang boleh dibeli sesuai kesepakatan. Kami menegur mereka saat mereka jajan dengan traktiran orang lain untuk produk yang tidak kami setujui. Biasanya kami akan turut campur dalam jadwal penghabisan produk untuk menghindari penumpukan konsumsi yang berlebihan. Pernah juga tidak sengaja membeli produk tanpa label halal, dan akhirnya kami putuskan untuk tidak dikonsumsi.

3. Meski sangat jarang, tapi sesekali anak pernah merasakan jajan makanan tidak sehat, hehehe. Sekedar untuk tahu rasa, dan biasanya dilakukan dalam keadaan terpaksa, seperti sangat lapar dan tidak membawa bekal. Biasanya kami sering memasak sendiri makanan ala  jajanan tidak sehat yang biasa dijual di jalanan. Selain lebih murah, kita dapat mengatur bahan dan isi serta menjadikan kegiatan tersebut sebagai kegiatan keluarga.

4. Anak-anak lebih banyak mendapatkan pengalaman jajan snack saat kita melakukan perjalanan ke luar kota. Itupun seperlunya dan hanya membeli yang relatif murah atau yang sedang promo. Anak-anak jarang  mengkonsumsi makanan sekedar untuk memuaskan nafsu belaka. Jarang mengkonsumsi jajanan mewah, kecuali rezeki anak-anak karena pemberian atau oleh-oleh. Karena terbiasa membeli snack seperlunya dan sesederhana mungkin, pada saat belanja bekal perjalanan anak-anak sering bertanya “apakah ini murah?” atau berkata “gak usah mi, yang ini aja yang lebih murah” misalnya.

5. Keluarga kami terbiasa makan diluar saat perlu, bukan saat ingin. Terutama bila kami melakukan perjalanan  keluar kota. Dan terbiasa mencari yang sederhana diantara yang ada. Sekedar untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sehingga anak-anak tidak pernah meminta kami makan di restoran mahal atau mewah. Pengalaman makan di restoran mewah hanya bila diundang atau saat menjamu tamu.

6. Anak-anak memiliki tabungan, terkadang bila sangat ingin jajan mereka akan meminta ijin untuk menggunakan uang tabungan mereka untuk jajan dan mentraktir saudaranya. Namun tetap dalam batasan dan konten jajan yang kami sepakati. Kecuali untuk yang sudah berusia baligh, biasanya hanya meminta ijin pada pengeluaran-pengeluaran besar.

7. Anak-anak lebih banyak menggunakan tabungan mereka untuk keperluan belajar atau membeli mainan berkualitas. Itupun melalui proses pengajuan kepada orang tua.

8.  Porsi terbesar dalam menghabiskan tabungan mereka biasanya dikeluarkan untuk sedekah fisabilillah. Mereka tidak segan mengeluarkan tabungan saat saya mengundang mereka untuk ikut berkontribusi dalam bersedekah. Namun yang paling banyak adalah bersedekah pada orang tua mereka saat saya membutuhkan pinjaman. Terkadang mereka pun tak ingin saya ganti. Pernah suatu ketika kas kami benar-benar kosong, karena beberapa klien belum membayar kewajibannya. Anak-anak begitu mudah menawarkan tabungan mereka, sampai akhirnya kami memecahkan celengan salah satu anak. “Gak apa-apa ummi, kan ummi bilang kata Rasulullah SAW harta anak adalah harta orang tua” begitu katanya saat saya tanya perasaanya.

9. Anak yang pesantren diberikan uang saku yang terbatas sekedar  untuk memenuhi  keperluan dirinya bila persediaan sudah habis. Namun terkadang ia memiliki kelebihan uang dari hasil kerja dalam proyek-proyek kami. Biasanya untuk mendapat uang lebih, mereka terlibat membantu pekerjaan kami.

10. Sejak kecil anak-anak mendapatkan pengalaman menjual sesuatu untuk mendapat tambahan tabungan. Biasanya setelah mereka membuat kue atau karya seni, mereka belajar menjualnya walau hanya pada nenek atau saudara-saudara kami.

11. Meski masih melalui diskusi dan persetujuan kami, anak-anak sering kami ijinkan untuk membeli barang spesial dengan uang tabungan atau hasil kerja mereka. Tentu barang yang dibeli harus bermanfaat dan bernilai sebanding dengan harga yang dikeluarkan. Alhamdulillah anak-anak tidak memaksa kami untuk membeli barang atau mainan karena sekedar mengikuti trend. Mereka biasanya menerima keputusan kami bila kami tidak sepakat untuk membeli karena beragam alasan. Namun terkadang, bila mainan yang sedang trend itu bermanfaat dan terjangkau, anak-anak kami dorong untuk berbuat sesuatu, mencapai prestasi tertentu, atau berjualan untuk bisa mendapatkannya.

12. Anak-anak terbiasa membeli barang bukan karena merk, tetapi karena butuh dan cukup layak untuk digunakan. Mereka terbiasa untuk tidak selalu membeli yang baru bila yang lama masih ada. Contohnya membeli tas bila sudah usang, membeli sepatu bila sudah usang dll. Kami juga tidak membiasakan mereka untuk mengkoleksi barang dengan gambar figur tertentu apalagi membeli yang tidak perlu hanya karena ada figur tertentu. Bahkan mereka terbiasa menggunakan barang turun temurun dari kakak-kakaknya selama masih bisa digunakan.

13. Anak-anak sering terlibat dalam usaha keluarga, dan mendapat upah berupa uang atau traktiran edutrip setelah bersabar membantu orang tua bekerja. Biasanya belanja loyal kami terhadap anak-anak justru dilakukan dalam hal membeli buku dan melakukan perjalanan belajar.

14. Kami juga membantu merintiskan start up bisnis untuk ananda yang sudah terlihat bakat dan minatnya dalam hal kewirausahaan. Meski masih dilakukan oleh orang tua, tapi Ananda dilibatkan dalam perjalanan merintis dan belajar langsung bagaimana keputusan-keputusan dalam usaha diambil. Sebab beberapa usaha kami dirintis untuk diwariskan pada mereka.

15. Saat usia 12 tahun, anak-anak lebih dituntut untuk terlibat membantu usaha orang tua. Sementara untuk usia dibawah itu masih bersifat undangan sukarela. Tapi seringnya mereka cukup bersemangat membantu. Bagi kami, hal ini merupakan pengalaman untuk membuat mereka menghargai uang.

16. Kami memiliki harapan anak-anak disiapkan sedemikian hingga agar dapat membayar kuliah dengan biaya sendiri atau minimal mencari uang saku tambahan sendiri.


Bagaimana perilaku anak terhadap uang sedikit banyak akan diwarnai oleh bagaimana perilaku orang tua terhadap uang. Prinsip terbesar kami dalam membelanjakan harta adalah konsep rezeki dalam Islam. Yaitu, sesuatu yang dipakai sampai usang, yang dimakan habis dan yang disedekahkan di jalan Allah. Begitu pula, kami melihat perlahan-lahan anak-anak mengikuti kebiasaan tersebut. Bagaimana kami sekeluarga berjuang untuk memindahkan tabungan di dunia ke rekening tabungan di surga, sementara untuk kami sekedar cukup untuk menjalani kehidupan.

Dalam  keluarga kami, anak-anak lebih cenderung meminta hal-hal diluar apa yang diberikan orang tua kepada neneknya, sebab neneknya membuka ruang untuk itu. Pengalaman jajan yang sedikit lebih mahal dan banyak, lebih cenderung mereka lakukan saat bersama nenek. Selama masih dalam batas wajar dan produk yang tidak melanggar visi misi keluarga kami, biasanya kami memberikan kebebasan kepada nenek untuk mengungkapkan perhatiannya dengan cara yang ia mampu. Salah satunya dengan mentraktir cucu jajan atau memberikan angpau. Apalagi nenek yang sudah tidak memiliki tanggungan, cenderung lebih lapang untuk mentraktir cucu-cucu dibanding saat dulu mereka berjuang sebagai orang tua. Bagi saya itu adalah rezeki anak-anak, kelak kami pun insya Allah akan lebih lapang untuk mentraktir cucu-cucu kami. Selama perkara nenek kakek yang loyal mentraktir ini, tidak berujung pada kehilangan respek dan otoritas penegakan aturan orang tua, insya Allah akan baik-baik saja. Namun bila hal itu terjadi, maka komunikasi pun biasanya kami buka kepada sang nenek agar dapat bekerjasama untuk tetap sejalan dengan visi misi dan aturan keluarga dalam urusan berbelanja.


*Kiki Barkiah*

Barusan dapat pertanyaan kulwap selanjutnya 76 pertanyaan lho. Katanya panitia gak tega seleksi🤭

Insya Allah jadi bahan buku itu mah

Jawaban ummi Adzkia

Untuk usia 16 tahun sudah sebaiknya didorong untuk belajar mengelola uang, caranya dengan tidak memberikan uang saku secara harian. Misal mingguan dan bulanan. Namun di usia ini seharusnya anak sudah memiliki pengalaman terlibat dalam mencari finansial atau minimal pengalaman mendapatkan uang dari hasil kerja sendiri. Baik itu dengan berjualan atau membantu pekerjaan kita.



 Ijin posting pertanyaan ketujuh yg beranak 3 juga😅
7⃣ *kurikulum*

🔅Nama : Hanny
Asal Kota : Bangkok, Thailand

Bisakah diberikan contoh lesson plan pengajaran persiapan usia baligh? materi2 apa saja yang harus disampaikan dari awal-paripurna?

🔅Nama : icha
Asal Kota : tangsel

 Bagaimana cara menyusun kurikulum pendidikan yang cocok utk anak..
Terimakasih teh🙏🏻

🔅Nama : sri
Asal Kota : pekanbaru

Di keluarga teh kiki selain melalui mengenalkan anak dngan berbagai aktivitas/kreativitas, membuat porto folio, langkah apa lagi yang teh kiki dan suami ambil?ada test yg rekomended kah?

Jazakillah

Mangga teteh☺

Untuk mbak hanny
Lesson plan pengajaran usia baligh tidak diberikan saat menjelang usia baligh, tapi bagaimana target pendidikan rumah kita sejak anak terlahir kedunia sampai anak mencapai baligh adalah siap menjadi seorang mukallaf.

Harapan dari proses ini, ketika anak akil baligh anak telah:
1. Mengetahui tujuan hidupnya
2. Rampung mengetahui garis besar hukum-hukum Allah
3. Siap melaksanakan perintah dan larangan Allah

Sehingga di usia >15 anak menjadi personal yang berakhlak mulia, sera tunduk dan taat terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.

Sebuah perjalanan panjang dengan ilmu agama sebagai lesson plan paling utama

Namun tentunya sebagai manusia, sehebat apapun persiapan ilmu yang dimiliki seorang anak sebelum Akil baligh, proses nasihat menasihati dan saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran akan menjadi aktivitas parenting seumur hidup bagi para orang tua


Untuk mbak icha

Bagaimana cara membuat kurikulum pendidikan keluarga?

Kurikulum pendidikan keluarga harus berawal dari visi misi yang telah dirancang oleh keluarga. Darinya kita akan mengetahui ilmu apa saja yang kira-kira dibutuhkan oleh anggota keluarga kita. Kita pun perlu mengetahui kapan waktu yang tepat bagi mereka untuk mendapatkan ilmu-ilmu tersebut.

Langkah-langkah strategis untuk mencapai visi misi keluarga dapat kita break down dengan membuat perencanaan dalam tahapan waktu tertentu. Dalam kurikulum pendidikan keluarga kami biasanya tahapan waktu tersebut, kami bagi dalam usia-usia yang sangat spesial dalam pandangan Islam. Seperti usia 0 sampai 2 tahun, 2 sampai 7 tahun, 7 sampai 10 tahun, 10 sampai usia baligh dan di atas usia baligh. Ketika kita telah merancang target yang ingin kita ikhtiarkan untuk dicapai pada setiap tahapan usia tersebut, insya Allah kegiatan pendidikan keluarga diupayakan   dalam jalur yang memiliki titik tujuan yang jelas. Sehingga kegiatan harian yang dilakukan berada dalam sebuah grand design yang bertuju pada titik tertentu.

Banyak para orang tua yang menjalankan pendidikan didalam keluarga mengalir apa adanya. Mencoba memberikan berbagai kegiatan apapun yang terlihat baik, meski terkadang tidak sesuai dengan tahapan usianya. Tidak sedikit dari mereka yang menghabiskan banyak stupid cost untuk biaya yang dikeluarkan untuk sesuatu yang tidak penting atau tidak cocok dengan potensi bawaan seorang anak. Ada ada juga keluarga yang merinci sangat detail kegiatan homeschooling dengan penuh kreativitas, tetapi tidak memiliki picture besar kemana arah pendidikan yang ingin dicapai.

Bagi para orang tua yang memiliki kemampuan untuk merencanakan secara detil kegiatan belajar anak dalam bentuk lesson plan harian, pastikan bahwa semua lesson plan yang kita lakukan berawal dari sebuah gambaran besar cita-cita yang ingin kita capai. Saya pribadi bukan termasuk orang yang cukup kuat untuk mendetailkan kegiatan belajar harian anak. Karena bagi saya merancang lesson plan dan menuliskannya secara rapi membutuhkan waktu tersendiri. Bahkan menyita waktu pengasuhan. Sebagai orang yang memiliki personal genetic intuiting, saya lebih nyaman bergerak spontanitas dari gambaran besar yang telah dituliskan. Saya cukup menentukan apa saja yang perlu dilakukan setiap hari oleh anak-anak sementara secara rinci tema di dalamnya akan sangat bebas ditentukan pada saat di lapangan. Bahkan anak-anak pun boleh memilih tema spesifik yang ingin dipelajari. Waktu pelaksanaan pun sangat fleksibel sesuai dengan keadaan saat itu. Kita bisa memulai dari kegiatan manapun yang paling memungkinkan untuk dilakukan saat itu yang terpenting semua rincian kegiatan diupayakan selesai dalam hari tersebut.

Kami cenderung bebas memilih tema ilmu yang ingin dibedah. Bagi kami yang terpenting semua ilmu atau kegiatan yang kami lakukan dalam rangka pendidikan anak-anak adalah ilmu dan kegiatan apa saja yang dapat memberikan:

1. Peningkatan kapasitas intelektual yang membuat kita semakin mengenal kebesaran Allah sehingga  dengan itu kecintaan kepada Allah semakin bertambah. Dengan kata lain apabila ilmu tersebut tidak menambah kecintaan kita kepada Allah maka tidak perlu memadatkan kurikulum pembelajaran kami. Sebaliknya, setiap ilmu yang dipelajari sebaiknya dibahas secara mendalam dalam sudut pandang nilai ilahiah sehingga dengannya kecintaan kita kepada Allah akan bertamba
2. Tambahan pengetahuan yang membuat kita semakin merasa kerdil dihadapan Allah, sehingga dengannya kalian semakin tunduk dan khusuk dalam beribadah kepada Allah. Dengan kata lain apabila ilmu tersebut membuat kita semakin sombong, tidak semakin khusuk dan tunduk kepada Allah, maka ilmu tersebut harus kita tinggalkan. Sebagai contoh, di dunia maya banyak sekali ilmu yang bermanfaat tapi disampaikan oleh lagu-lagu yang nadanya membuat kita lalai dari mengingat Allah. Maka metode seperti ini lebih baik ditinggalkan.
3. Tambahan ilmu yang menumbuhkan kepekaan diri terhadap sebuah masalah, sehingga dengannya muncul kecerdasan sosial dalam diri kita untuk mengambil sebuah peran kekhalifahan dalam kehidupan. Dengan kata lain ilmu yang kita gali tidak sebatas hanya tambahan wawasan dan wacana, tambahkan point materi sedemikian hingga ilmu tersebut bisa diterapkan untuk memecahkan masalah. Sebagai contoh, anak-anak kami dapat lebih menjiwai mata pelajaran "living and non living thing" apa saja yang menjadi kebutuhan dasar makhluk hidup karena setiap hari mereka memiliki tugas mengurus tumbuhan dan hewan peliharaan.
4. Tambahan informasi yang berbuah keluhuran moral, sehingga dengannya bertambah derajat kita di sisi Allah. Dengan kata lain perbanyak pula wawasan yang menjadikan kita semakin baik akhlaknya dan semakin suci jiwanya seperti wawasan dalam meneladani Rasulullah SAW, para sahabat dan salafus sholeh. Sebagai contoh saat anak-anak mempelajari grammar atau vocabulary konteks kalimat bisa diambil setelah kita membaca cerita yang memuat nilai moral. Dalam homeschooling keluarga kami, setiap hari kami membedah buku yang bercerita tentang hikmah-hikmah seputar kehidupan.
5. Tambahan pengetahuan yang meningkatkan kualitas kinerja dalam profesi yang kalian emban, sehingga dengannya keberkahan mengalir dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. Dengan kata lain mengasah keahlian untuk membuat kita semakin ahli dalam bidang kita. Pelajaran ini lebih serius dilakukan saat anak-anak sudah mulai terlihat memiliki kecenderungan minat dan bakat pada bidang tertentu. Sementara untuk usia dini dan sekolah dasar kami lebih fokus pada memperkaya wawasan dan memberi sekian banyak pengalaman sambil mengamati tipe kecerdasan dan bidang yang diminati anak-anak.
6. Proses pembelajaran yang mampu memicu perubahan dalam diri kita, sehingga dengannya kalian bersemangat melakukan perubahan sosial. Dengan kata lain setiap kali membahas ilmu sentuhlah jiwa kepemimpinan mereka sehingga mereka memiliki ide dan semangat untuk melakukan perbaikan. Ajak mereka untuk melakukan perubahan kecil di sekitar mereka. harapannya keal mereka bisa menjadi agent of chance
7. Tambahan bekal kehidupan yang membuat kita dapat hidup lebih bermartabat dalam sebuah peradaban, sehingga dengannya kita bersemangat membangun peradaban yang bersendikan bilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan. Dengan kata lain kita Ilmu yang bisa meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Hal ini yang kami harapkan dari sebuah proses melahirkan manusia pembelajar dalam homeschooling keluarga kami. Bagaimana anak-anak tidak pernah berhenti belajar tentang ilmu yang dibutuhkan untuk membuat mereka semakin bermanfaat bagi umat manusia dan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.

Adapun pilihan tema yang dipelajari dapat spontanitas dipilih dari berbagai sumber yang memang sudah kami sediakan. Baik itu berupa buku-buku, akses internet, bahan-bahan eksplorasi di rumah, dan waktu serta budjet untuk pertualangan belajar ke luar.

*Kiki Barkiah*
Yang homeschooling nya free style


Untuk mbak Sri

Langkah angkah strategisnya terpapar di jawaban sebelumnya. Untuk masalah test, maksudnya test apa? Ijazah atau test minat bakat? Kalo test untuk membantu melihat potensi, kami menggunakan test personal genetik STIFIn sekeluarga. Untuk anak yang sudah usia 12 tahun biasanya saya bantu dengan psikotest yang lebih memetakan minat bakat mereka.



8⃣ *pergaulan*

🔅Nama : septy
Asal Kota : depok

Bagaimana menyikapi anak usia 8th yg setiap bersosialisasi selalu posesif terhadap 1 atau 2 temannya, dan suka membalikkan cerita (misal disekolah dia membujuk teman utk ga main sama yg lain, tapi kpd ibunya dia cerita sebaliknya, seolah dia yg menjadi korban)
Saya khawatir saat usia baligh nanti pengaruh teman bs semakin lebih kuat. Apa kemungkinan yg terlewat dr proses mendidik hingga anak usia ini lebih takut kehilangan teman dan mampu memanipulasi keadaan?

🔅Nama : dini
Asal Kota : tasikmalaya

bagaimana mengatur emosi pada anak yg sering bertengkar

🔅Nama : icha
Asal Kota : tangsel

Bagaimana cara menanamkan prinsip yang kuat pd anak sehingga ananda tidak mudah terpengaruh perilaku yg tidak baik ataupun tidak mudah di “bully” teman..

Terimakasih teh

🔅Rahayu dari Bekasi

Anak anak jelang dan sedang akil baligh sudah mulai lebih menunjukkan eksistensinya, merasa sudah besar dan mulai tertarik lawan jenis lebih jauh.
Yang ditanyakan bagaimana mengarahkan agar anak anak jelang akil baligh / yang masuk usia baligh lebih tangguh dan tidak mudah terpengaruh ke arah yg negatif. Mengarahkan tanpa membuat mereka merasa terkekang dan dibatas-batasi.
Karena biasanya bila mulai merasa tertekan tidak sedikit yanh protes dan memberontak.
Mohon arahannya
Terima kasih

Anaknya 4 sekarang mah Teh😅☺


Untuk Bu septy

Fitrahnya gak seperti ini Bu, coba cek apakah ananda ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan emosi dalam keluarga. Sehingga anak cenderung mencari perhatian untuk mendapatkan pengakuan?

Penuhi 3P (penerimaan, penghargaan pujian) Mengapa?  Karena 3P adapah salah satu kebutuhan anak


3P Penerimaan, penghargaan, pujian


* jika tidak dapat dirumah dia akan mencari di tempat lain


* Jika anak tidak merasa di terima apa adanya di dalam rumah

Ia akan bertindak yang tidak apa adanya agar diterima dilingkungannya

* Jika anak tidak pernah mendapatkan penghargaan di dalam rumah

Ia akan berperilaku yang tak biasa demi mendapatkan penghargaan di lingkungannya

* Jika ia tidak pernah mendapatkan perhatian berupa pujian di dalam rumah

Ia akan mencari perhatian demi mendapatkan pujian dilingkungannya

* Jika anak tidak terpenuhi cintanya di dalam rumah

Ia akan mencari pihak lain yang memuaskan rasa hausnya akan cinta

* Jika anak tidak mendapatkan sosok yang melindungi, mengayomi dan mengasihi di dalam rumah

Ia akan mecari sosok lain yang memebuhi kebutuhannya di lingkungannya


Untuk Bu dini anaknya usia berapa ya
Terus yang mau diatur emosi ibu atau emosi anak

Dini tasikmalaya saya.. Usia 33 th.. Atur emosi ibu dan anak


Teh Kiki: Pahami penyebab anak bertengkar:
1. Masih perlu belajar untuk berbagi
2. Adanya kecemburuan antara kakak dan adik
3. Masih berproses untuk bisa bersikap bijaksana dalam menyelesaikan persoalan
4. Mencuri atensi orang tua yang sedang memiliki kesibukan sendiri. Karena ia merasa hanya dengan membuat onar, atensi orang tua bisa mereka dapatkan.

Setelah mengetahui penyebab kita bisa lebih bijak menyelesaikannya. Atasi akar masalahnya agar frekuensi bertengkar berkurang. Sehingga emosi ibupun tidak terkuras untuk mendamaikan mereka.

Usia anak ibu yang emosi umur berapa?

Dan bertengkar dgn usia berapa

Bu Dini:  6 th maret nanti

Teh Kiki: Berebut makanan kah?
Mainan

Bu Dini: Suka berteriak dan marah sensitif

Teh Kiki: Oh kalo marah sangat agresif begitu.

Mudah-mudahan artikel ini bisa membantu



Sudah besar tapi masih sering menunjukkan emosi ekstrim, bagaimana cara menghadapinya?

Oleh Kiki Barkiah


Setiap Anak berusia balita pasti mengalami masa dimana ia sering menunjukkan emosi negatif yang ektrim. Meskipun kadar Dan intensitas mereka berbeda-beda. Namun sejalan dengan usia, emosi ekstrim ini biasanya jauh berkurang. Namun pada beberapa anak dengan tempramen dasar tertentu, tantangan orang tua dalam menghadapi emosi ekstrim anak masih terus berkepanjangan. Dalam teori personal genetik STIFin biasanya yang sangat berpotensi memiliki masalah kesulitan mengelola emosi adalah ananda yang bermesin kecerdasan Feeling, Insting dan Thinking.

Anak Feeling lebih banyak merespon dunia dengan perasaan dibanding logika mereka. Sehingga mereka terkadang kurang logis dalam melihat permasalahan. Kadang mereka lebih banyak mempertimbangkan segala sesuatu dengan subjektif. Akhirnya mendorong diri mereka untuk meluapkan emosi dengan cara yang tidak diharapkan oleh orang dewasa di sekitar mereka.

Dalam teori personal genetik STIFIn, anak yang bermesin kecerdasan Feeling, tidak boleh kekurangan cinta dan perhatian. Maka banyak diantara mereka yang tidak cerdas dalam mengelola emosi berawal dari kurangnya perhatian. Bahasa cinta mereka adalah kedekatan  Sehingga apabila bahasa cinta ini tidak terpenuhi sering sekali mereka mencari perhatian dengan menunjukkan emosi negatif. Meskipun begitu, dengan kesabaran dan bimbingan yang baik, anak bermesin kecerdasan Feeling sesungguhnya memiliki potensi kecerdasan emosi yang paling menonjol diantara tipe lainnya

Selanjutnya anak yang berpotensi mudah mengamuk adalah anak yang bermesin kecerdasan Insting. Belahan otak yang memimpin anak insting adalah otak tengah atau yang sering disebut dengan otak reptil. Sebagaimana reptil, dalam keadaan normal ia adalah orang yang sangat tenang dan mencari kedamaian. Namun apabila ia diganggu dan merasa tidak nyaman, ia sangat responsif sehingga mudah marah. Oleh karena itu anak-anak insting harus di jaga kondisinya agar tetap berada di lingkungan yang tenang damai dan tidak rawan konflik. Biasanya anak-anak Insting menjadi lebih mudah marah ketika ia berada dalam tekanan atau pola asuh yang juga penuh emosi. Tetapi terhadap orang yang tenang dan lemah lembut ia pun akan berlaku demikian.

Selanjutnya anak yang berpotensi mudah marah adalah yang bermesin kecerdasan Thinking.  Anak-anak dengan mesin kecerdasan thinking biasanya sangat keras kepala. Mereka merasa bahwa pengalaman, pandangan dan pendapatnya yang paling benar. Sehingga terkadang mereka punya keinginan yang kuat dan tidak mau berkompromi dengan orang lain atau keadaan. Sehingga hal ini bisa memicu emosi negatif mereka. Mereka cenderung raja tega dan kurang mempertimbangkan segala sesuatu dengan perasaan. Namun berbeda dengan anak Feeling, mereka lebih mudah untuk kita beri pengertian karena cenderung mempertimbangkan dan merespon dunia dengan logika mereka. Sementara anak yang bermesin kecerdasan Feeling biasanya kurang logis. Mereka sangat moody dalam bersikap, tergantung kondisi perasaan mereka. Oleh karena itu mereka lebih mudah tersulut emosi.

Secara umum, upaya yang dapat kita lalukan agar anak-anak semakin memiliki kecerdasan emosi adalah sbb:

1. Latihlah anak memeiliki emosi yang wajar dengan melibatkan kisah-kisah teladan baik dari Kisah nabi, Sirah, maupun hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Tujuannya tidak hanya mengenalkan apa yang tidak wajar namun sekaligus memotivasi mereka untuk berbuat apa yang seharusnya dilakukan serta meneladani kebaikan.

2. Kita bisa menunda memberi pengertian dalam suasana yang lebih santai dan serius agar hikmah yang diperoleh bisa lebih dalam, hindari menasihati dalam keadaan emosi memuncak serta pada saat anak-anak masih dalam suasana perasaan yang enggan untuk diberi nasihat.

3. Beri anak ruang dan waktu sebagai kesempatan untuk menenangkan diri pada saat emosi yang ekstrim sedang berlangsung.

4. Istikomahlah dalam membangun komunikasi tentang nilai dan aturan, manfaat dari nilai dan aturan, serta konsekuensi logis dan natural dari pelanggaan nilai dan aturan, sehingga pada saat anak-anak menunjukkan emosi yang ekstrim, maka kita tinggal mengingatkan kembali nilai dan aturan yang kita anut

Secara khusus komunikasi pendekatan terhadap anak Feeling untuk meminimalisir munculnya emosi ekstrim adalah sebagai berikut:

1. Anak FEELING lebih menggunakan perasaan. Maka hargai perasaannya termasuk kekesalan dan kemarahannya. Sampaikan pula perasaan kita saat menasihatinya.
2. Anak FEELING mencari keharmonisan. Jangan melakukan atau mengatakan hal yang bisa merusak hubungan. Keharmonisan adalah jembatan dalam mempengaruhi mereka. Banyak anak Feeling mudah mengamuk terhadap orang yang memiliki hubungan yang kurang harmonis
3. Anak FEELING mempertimbangkan sesuatu berdasarkan kasih sayang. Bangunlah jembatan kasih sayang antara kita dengan mereka dan buatlah mereka menyayangi kita. Frekuensi munculnya emosi negatif bisa diminimalisir bila anak Feeling berada dalam lingkungan yang penuh kasih sayang. Hadapilah gejolak emosinya dengan kasih sayang, bukan dengan membalas amukan dengan amukan.
4. Anak FEELING mengambil keputusan dengan mempertimbangkan akibatnya pada orang lain. Manfaatkan hal itu dalam meluruskan perilakunya. Buatlah ia paham tentang akibat yang ditimbulkan bagi orang lain saat is tidak cerdas mengelola emosinya.
5. Anak FEELING pandai berempati, mereka memiliki banyak sahabat. Maka tunjukkan empati kita saat ia mengalami gejolak perasaan
6. Anak FEELING tidak suka konfrontasi. Hindari bergumentasi. Usahakan untuk tidak berseberangan dengannya.
7. Anak FEELING mudah sakit hati dan pendendam. Hindari sikap yang menyakiti hatinya. Barangkali munculnya emosi negatif berawal dari rasa sakit hatinya.
8. Anak FEELING kurang tegas menuntut hak. Jangan harap dia mengatakannya, maka pekalah terhadap hal itu. Barangkali emosi negatif muncul akibat dari hak yang terabaikan namun tidak eksplisit diungkapkan.

Secara khusus komunikasi pendekatan terhadap anak Insting untuk meminimalisir munculnya emosi ekstrim adalah sebagai berikut:

1. Anak INSTINCT bereaksi secara spontan. Mereka cepat merespon perintah, meleka lebih cepat marah, namun juga cepat reda. Maka berdamailah bila is sedang meledak marah. Percayalah sebentar lagi juga reda dan kita bisa membangun komunikasi nasihat kepadanya.
2. Orang INSTINCT suka membantu. Dukung ia dalam membantu sesama maka dia akan bahagia. Barangkali emosi negatifnya menjadinseting muncul karena kurangnya aktifitas yang membuat ia merasa berperan. Maka berilah ia beragam kesibukan.
4. Anak INSTINCT generalis, suka yang bersifat umum. Perluas wawasannya, hendari memaksa ia menjadi spesialis. Barangkali emosi negatifnya muncul karena kita memaksanya fokus tuntas pada satu hal, padahal ia sangat suka mencoba banyak hal.
5. Anak INSTINCT adalah pencari kebahagiaan. Buatlah ia bahagia, maka ia akan menerima kita apa adanya dan mendukung kita sepenuh jiwa. Barangkali emosi negatif mudah muncul karena ia berada dalam keluarga yang tidakemberi rasa bahagia
6. Anak INSTINCT ingin selalu terlibat, jika tidak ia akan merasa tidak berguna. Maka libatkan ia dalam aktivitas kita dan tingkatkan perannya, inya Allah ia akan bahagia. Semakin ia bahagia insya Allah semakin cerdas dalam mengelola emosinya
7. Anak INSTINCT pola bicaranya pendek. Jawablah percis sesuai pertanyaannya hindari pembicaraan bertele-tele
8. Anak INSTINCT berfikirnya simple. Berbicaralah dengan halus dan straight to the poin. Barangkali ia menjadi buas karena komunikasi kita yang memicunya.

Secara khusus komunikasi pendekatan terhadap anak Thingking untuk meminimalisir munculnya emosi ekstrim adalah sebagai berikut:

1. Anak THINKING lebih menggunakan pikirannya.  Hindari terlalu sering bicara tentang perasaan dan jangan terlalu sedih bila ia mengabaikan perasaan kita. Terutama saat is marah dan keras kepalan
2. Anak THINKING keras kepala. Hindari berargumen dengannya, cukup tunjukkan data yang valid.
3. Anak THINKING berfikir sebab akibat. Untuk meyakinkan  atau menasihati mereka, tunjukkan hubungan logis dari pendapat kita.
4. Anak THINKING menghargai sesuatu yang masuk akal. Yakinkan IA dengan sesuatu yang masuk akal untuk meredam emosinya.
5. Anak THINKING adil & objektif. Keputusannya murni berdasakan data valid dan argumentasi logis. Meski memiliki gejolak emosi, biasanya anak Thinking dapat lebih mudah Kita arahkan until berfikir objektif.
6. Anak THINKING terlihat tidak peka. Jadi jangan tersinggung kalau dia tidak cepat menangkap perasaan Kita. Utarakan yang jelas jangan berharap ia menebak apa yang kita rasa
7. Anak THINKING memiliki ketegasan menuntut hak. Jadi jangan merasa risih. Penuhi segera haknya, barangkali emosi negatif muncul karena ada hak yang terabaikan
9. Anak THINKING kritis terhadap segala sesuatu. Semuanya dipikirkan dan dikomentari. Maka berdamailah, kadang kita melihat itu sebagai kemarahan padahal bagi mereka itu adalah perilaku yang biasa.

Anak INTUITING dan SENSING yang berusia lebih besar mungkin tidak terlalu berpotensi menujukkan emosi ekstrim seperti ketiga tipe diatas. Anak Intuiting cenderung easy going, dan anak Sensing relatif penurut. Namun bisa jadi anak Intuiting pun menunjukkan protest dengan emosi negatif saat kebebasan berkarya mereka terhalang atau terlalu disibukkan dengan perihal kecil, detail sepele, atau sesuatu yang berulang-ulang dilakukan. Anak Sensing juga bisa protest dengan emosi negatif terutama saat produksi energi yang berlebihan tidak menemukan ruang penyaluran.

Sejalan dengan usia insya Allah anak akan semakin belajar bersikap lebih arif bijaksana. Terutama dalam menghadapi kenyataannya yang tidak seusai dengan harapan. Berikhtiar terus dalam memenuhi perhatian, cinta dan kasih sayang insya Allah anak-anak akan belajar kelembutan dari kelembutan dan belajar kebijaksanaan dari kebijaksanaan. 

Masih sangat wajar tapi usia segini mah... Masih harus terus dilatih menjadi lebih bijaksana dalam menyelesaikan masalah dan mengelola rasa frustasi

Mungkin tulisan yang ini dapat membantu

Perilaku agresif seperti mencubit, memukul, atau mencakar  merupakan ekspresi ketidaknyamanan ananda. Sikap ini dapat merupakan ekspresi kesedihan, kekecewaan, bahkan frustasi yang tidak bisa diungkapkan secara verbal.

Anak yang terus dilatih kemampuan verbalnya akan lebih spesifik dan jelas dalam mengungkapakan ketidaknyamanan yang ia rasakan. Maka wajar bila 1 tahun pertama kita harus segera membantu bayi yang menangis untuk menghilangkan rasa tidak nyaman karena hanya dengan cara menangis ia dapat mengungkapakan perasaan tidak nyaman. Tentunya di usia ini anak belum bisa memanipulasi keadaan dengan cara menangis. Sementara di usia selanjutnya ada kemungkinan menjadikan tangisan sebagai senjata untuk mencuri perhatian bahkan mendapatkan hal yang ia inginkan.

Oleh karena itu ada beberapa upaya yang peelu kita lakukan dalam menghadapi anak batita yang frustasi dengan anarkis dan melatih anak untuk lebih bijak dalam mengelola emosi mereka.

Pertama pahami penyebab frustasi, beberapa penyebab frustasi diantaranya:

1. Anak memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu sendiri namun terkadang kemampuan yang dimilikinya terbatas

2. Anak tidak dapat mengungkapkan keinginannya secara verbal sementara orang dewasa di sekitarnya tidak dapat memahami keinginananya

3. Anak pada usia ini mudah kesal; rentan terhadap perubahan suasana hati dan ledakan amarah

Contoh sikap dalam merespon frustasi anak berusia batita:
1. Fokus menghentikan perilaku anarkis dengan menenangkan mereka tanpa banyak komunikasi.

2.  Bila sudah tenang, luangkan waktu untuk mencari tahu makna isyarat keinginannya, bersabarlah sampai kita dapat memahaminya

3. Berikan "yes or no question" untuk membantu kita menemukan keinginannya

4. Setelah kita memahami keinginannnya, bantu melabeli nama perbuatan atau benda yang ingin ia lakukan, agar perbendaharaan kata mereka semakin kaya

4. Jika keinginan mereka tidak mungkin dipenuhi, maka alihkan segera. Dalam usia ini pengalihan masih lebih mudah untuk kita lakukan

5. Luangkan waku untuk dapat segera membantu mereka sebelum mereka bertambah frustasi

6. kenali hal-hal yang biasanya akan memunculkan sikap frustasi sehingga anak-anak tidak harus berada dalam fasa frustasi yang kadang membawa kia dalam kondisi yang sulit

7. Penuhi kebutuhan dasar nutrisi dan istirahat. Kondisi lapar dan mengantuk sangat retan membuat anak rewel. Jangan juga terlalu panik jika anak rewel. Menagis adalah hal yang wajar terjadi dalam usia ini. Namun bantulah ia menenangkan dirinya dengan pengalihan

8 Latih terus anak untuk mengenal nama benda di sekitar mereka serta aktifitas yang rutin dilakukan agar anak terlatih untuk mengungkapkan keinginan secara verbal

9. Jaga rutinitas untuk meminimalisir perubahan suasana yang mungkin dapa menimbulkan frustasi mereka

10. Jangan terlalu banyak melakukan perubahan di luar rencana atau rencanakan dengan matang jika akan ada perubahan suasana

11. Apresiasi saat anak mencari perhatian dengan cara positif, saat anak rewel, menangis mungkin ia sedang sangat ingin bermain bersama anda

Jika anak yang frustasi sudah mencapai usia 2-4 tahun, sudah dapat memahami komunikasi dengan lebih baik, maka:

1. Latih anak untuk mengungkapkan keinginan dengan cara yang baik, jangan layani keinginannya sebelum ia menenangkan diri dan berlatih meminta dengan cara yang baik

2.Beri pengertian dengan komunikasi yang singkat pada dan jelas jika keinginannya sedang tidak mungkin dipenuhi, lalu tawarkan solusi lain

3. Sigap terhadap sikap-sikap nonverbal yang muncul karena keterbatasanya mengungkap keinginan secara verbal, lalu latih ia mengungkapkan keinginannya secara verbal

4. bantu ia mengenal perasaannya, lalu akui perasaannya saat ia sedih, kecewa atau marah, lalu latih ia untuk bersikap bijak dalam mengelola perasaannya

5. kondisikan lingkungan agar tidak terlalu banyak perubahan besar dengan membuat rutinitas yang teratur atau persiapkan dengan matang saat akan mengalami perubahan rutinitas

6. tangkap sebanyak-banyaknya perilaku baik dan menyenangkan lalu apresiasilah dengan ungkapan kasih sayang, agar kedepannya ia tumbuh menjadi anak yang lebih memilih mencari perhatian positif daripada negatif
[8/1 21.34] ‪+62 812-9108-0963‬: 🧕🏻: Untuk Bu Icha
*Menghindarkan anak dari mengikuti perilaku buruk orang lain*

- Tetaplah istiqomah membangun identitas diri anak yang positif melalui kegiatan dialog, bercerita kisah teladan, berdiskusi hikmah kejadian, agar anak-anak semakin tau mana yang benar dan mana yang salah, sehingga ia termotivasi untuk tetap melakukan yang benar meskipun lingkungan melakukan sebaliknya

- Buat anak paham bahwa setiap manusia dapat memilih sikap dalam kehidupan, tetapi masing-masing memiliki konsekuensinya. Lalu istiqomahlah memotivasi anak-anak untuk senantiasa memilih kebaikan yang benar meskipun teman-temannya memilih yang sebaliknya

- Berikan perhatian dan apresiasi yang cukup atas pilihan mereka yang benar sehingga mereka tidak merasa bermasalah ketika menjadi beda dari orang-orang di sekitarnya

- Tawarkan pilihan "serupa tapi tak sama" yang lebih baik dari apa yang dilakukan teman-temannya

- Bonding yang kita bangun sejak awal-awal tahun usia mereka, akan teruji di usia anak sekolah, ketika mereka sudah mulai banyak melihat lingkungan sekitar. Tetaplah istiqomah menjadi guru dan sahabat terbaik bagi mereka sebagai modal utama penjagaan mereka dari pengaruh buruk lingkungan.

- Beri batasan yang jelas dalam bermain bersama teman, tentang kegiatan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, lokasi dan jam bermain. Konsistenlah dalam menegakkannya

-. Bangun hubungan baik dengan teman-teman anak-anak kita, anggaplah mereka sebagai anak-anak kita. Sehingga kita pun memiliki tanggung jawab dakwah kepada mereka

-. Ciptakan arus bermain yang positif dalam lingkungan sekitar, sehingga dapat meminimalisir pengaruh buruk lingkungan bagi anak-anak kita

-. Pilih sekolah yang memiliki lingkungan yang baik. Memasukkan mereka dalam lingkungan berpenyakit sama dengan merusak fitrah mereka secara perlahan. Sistem imunitas yang kita bangun melalui, kasih sayang dan pensisikan rumah akan mulai teruji di usia ini. Pastikan kita mengenalkan sedikit demi sedikit penyakit yang ada di lingkungan agar imunitas mereka semakin meningkat, tetapi jangan langsung menceburkan mereka didalamnya



 8⃣ *pergaulan*

🔅Nama : septy
Asal Kota : depok✅

Bagaimana menyikapi anak usia 8th yg setiap bersosialisasi selalu posesif terhadap 1 atau 2 temannya, dan suka membalikkan cerita (misal disekolah dia membujuk teman utk ga main sama yg lain, tapi kpd ibunya dia cerita sebaliknya, seolah dia yg menjadi korban)
Saya khawatir saat usia baligh nanti pengaruh teman bs semakin lebih kuat. Apa kemungkinan yg terlewat dr proses mendidik hingga anak usia ini lebih takut kehilangan teman dan mampu memanipulasi keadaan?

🔅Nama : dini
Asal Kota : tasikmalaya✅

bagaimana mengatur emosi pada anak yg sering bertengkar

🔅Nama : icha
Asal Kota : tangsel✅

Bagaimana cara menanamkan prinsip yang kuat pd anak sehingga ananda tidak mudah terpengaruh perilaku yg tidak baik ataupun tidak mudah di “bully” teman..

Terimakasih teh

🔅Rahayu dari Bekasi

Anak anak jelang dan sedang akil baligh sudah mulai lebih menunjukkan eksistensinya, merasa sudah besar dan mulai tertarik lawan jenis lebih jauh.
Yang ditanyakan bagaimana mengarahkan agar anak anak jelang akil baligh / yang masuk usia baligh lebih tangguh dan tidak mudah terpengaruh ke arah yg negatif. Mengarahkan tanpa membuat mereka merasa terkekang dan dibatas-batasi.
Karena biasanya bila mulai merasa tertekan tidak sedikit yanh protes dan memberontak.
Mohon arahannya
Terima kasih.

Jawaban Bu Rahayu kurang lebih sama ya seperti ini. Terutama di paragraf terakhir
Jika fitrah ananda terlanjur menyimpang berarti harus mengejar ketertinggalan.
Jawaban detailnya nanti saya gabung di pertanyaan selanjutnya


9⃣ *gadget*

🔅Nama : hamba Allah
Asal Kota : pekanbaru

usia berapa tepatnya anak diberikan hp dan belajar mengendarai motor?...
khususnya anak laki laki?

🔅Nama : Novia
Asal Kota : Ujungbatu,  Riau

Bagaimana cara mengalihkan pemuda aqil baligh yg sdh terlanjur suka main game tanpa kenal batasan waktu dan tempat lagi.  Kewajiban dan hal2 sunah juga lalai,  harus diingatkan terus,  pokoknya udah spt kecanduan gadget.  Kalo libur sklh aktivitasnya tdk pernah lepas dari gadget.

🔅Nama : Joni
Asal Kota : Bekasi

Bagaimana mendidik anak yg usianya sdh lebih dr 14 th (SMP kls 3) dan kecanduan game. kebetulan kami lalai kurang mendidik anak agar siap lahir batin di usia aqil baligh. kami baru sadar setelah anak terlanjur besar dan sebelumnya pendidikan anak hanya mengandalkan dari sekolah formal.

🧕🏻: Jawaban untuk hamba Allah
Usia yang tepat anak diberikan HP jadul, untuk komunikasi penting bisa diberikan saat usia sekitar SMP. Tapi untuk smartphone ditunda sampai hati anak telah tunduk pada Allah dan siap menjadikan smartphone sebagai sarana ibadah kepada Allah. Untuk motor, sesuai dengan peraturan usia 17 tahun. Untuk laki-laki, usia ini berkaitan dengan keseimbangan otak kanan dan kiri ananda

Untuk no 18 dan 19 sama ya.
1. Awali dengan minta maaf
2. Ajak ia merumuskan tujuan hidup
3. Dukung dan fasilitasi segala hal yang berkaitan dengan tujuan hidup
4. Sibukkan Ananda pada hal yang produktif
5. Terus ajak Ananda dekat dengan Allah dan mengenal Rasulullah SAW
6. Doakan terus agar Allah memberi hidayah

Terus terang kalo sudah seperti ini, energi yang dibutuhkan untuk membuat mereka menjadi generasi produktif menjadi lebih besar

Tapi insya Allah tidak ada kata terlambat.
Upaya yang dapat kita lakukan untuk melahirkan generasi produktif

Sedari kecil biasakanlah......

1. Membantu anak mendapat informasi yang benar dan penting untuk bekal hidupnya
2. Melatih anak untuk memiliki kemampuan mengambil, menggabungkan, membandingkan, dan menggunakan informasi yang dimiliki untuk diterapkan dalam konteks baru dan keterampilan konseptual
3. Melatih anak untuk memiliki kemampuan dalam beradaptasi dengan lingkungan
4. Melatih anak agar dapat bersikap dan berfikir secara rasional serta bertindak secara efektif dalam menghadapi lingkungannya
5. Melatih anak untuk memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah
6. Melatih anak untuk memiliki kemampuan untuk menciptakan hal baru
7. Melatih anak untuk menemukan atau menciptakan masalah baru yang menjadi peletak dasar munculnya pengetahuan baru
8. Memastikan mereka selalu dalam kegiatan produktif dan terhindar dari kesia-siaan
9. Merangsang anak untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan sosial dan kondisi ummat
 10. Bantulah mereka menemukan potensi, minat dan bakat mereka sedari dini, serta siapkan sarana dan prasarana yang menunjang pengembangannya.
11. Merangsang anak untuk memiliki visi misi hidup dan mengarahkan energi mereka untuk meraih visi misi tersebut
12. Menyediakan berbagai sarana untuk mengaktualisasikan diri mereka dalam kegiatan yang bermanfaat
13. Mengajarkan life skill dan melatih kemandirian
Semoga dengan ikhtiar ini, mereka senantiasa melampiaskan energi mereka pada hal yang positif, serta mendapatkan kepuasan batin dalam sebuah eksistensi yang positif.
Generasi rabbani yang produktif insya Allah akan selamat dari dampak negatif era digital
Generasi rabbani yang produktif akan menjadikan teknologi sebagai alat untuk meraih tambahan kebaikan yang bernilai ibadah di mata Allah SWT

Jika engkau dan keluarga perlu menggunakan gadjet, maka gunakanlah untuk....

A. Semua kegiatan belajar yang mengarah pada:
1. Peningkatan kapasitas intelektual yang membuat kita semakin mengenal kebesaran Allah sehingga  dengan itu kecintaan kepada Allah semakin bertambah.
2. Tambahan pengetahuan yang membuat kita semakin merasa kerdil dihadapan Allah, sehingga dengannya kita semakin tunduk dan khusuk dalam beribadah kepada Allah.
3. Tambahan ilmu yang menumbuhkan kepekaan diri terhadap sebuah masalah, sehingga dengannya muncul kecerdasan sosial dalam diri kita untuk mengambil sebuah peran kekhalifahan dalam kehidupan.
4. Tambahan informasi yang berbuah keluhuran moral, sehingga dengannya akan bertambah derajat kita di sisi Allah.
5. Tambahan pengetahuan yang meningkatkan kualitas kinerja dalam profesi yang diemban, sehingga dengannya keberkahan mengalir dalam setiap pekerjaan yang dilakukan.
6. Proses pembelajaran yang mampu memicu perubahan dalam diri kita, sehingga dengannya kalian bersemangat melakukan perubahan sosial.
7. Tambahan bekal kehidupan yang membuat kita dapat hidup lebih bermartabat dalam sebuah peradaban, sehingga dengannya kita bersemangat membangun peradaban yang bersendikan bilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.

B. Semua kegiatan sosial yang mengarah pada:

1. Saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
2. Tolong menolong dalam kebajikan dan takwa
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Mâidah/5:2]
3. Menyambung tali silaturrahim
"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Adam), dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan (silaturrahim). Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu" ( Q.S Annisa ayat 1)
4. Majelis dzikir kepada Allah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
Tidaklah sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kecuali malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapanNya. [HR Muslim, no. 2700]
5. Amar ma'ruf nahi mungkar
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.[At-Taubah:71]
6. Menambah amal jariyah
Dari Anas Radhiyallahu anhu , beliau mengatakan, ” Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ada tujuh hal yang pahalanya akan tetap mengalir bagi seorang hamba padahal dia sudah terbaring dalam kuburnya setelah wafatnya (yaitu) : Orang yang yang mengajarkan suatu ilmu, mengalirkan sungai, menggali sumur, menanamkan kurma, membangun masjid, mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampun buatnya setelah dia meninggal

C. Semua kegiatan yang mengarah pada penguatan ekonomi keluarga dan masyarakat:

"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalankah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (Q.S Al-Mulk 15)

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al Jumu’ah: 9-10)



🔟 *Fitrah Keayahbundaan*

🔅Nama : Siti Rodhiyah
Asal Kota : Bekasi

 Anak pertama sy sdh berusia 12thn. Jenis kelamin perempuan dan sudah kelas 7 saat ini. Dia sudah baligh saat kelas 5 SD. Tapi saya lihat dan saya cermati tidak belum akil. Bagaimana cara untuk membuat anak sy tersebut bisa akil juga? Pastinya banyak kesalahan sy dan suami dulu saat mendidiknya di awal. Bagaimana memperbaiki kesalahan kami?

🔅Nama : Jusria
Asal Kota : Makassar

Apa yang harus dilakukan jika anak sudah baligh sementara kita banyak hal yang belum diajarkan? Kalau dilakukan sekarang, anak sering menolak, bahkan mengatakan memaksa. Terima kasih

🔅Nama : sri
Asal Kota : pekanbaru

Kadang saya kesulitan menjadi teman yang asyik bagi ananda bercerita.. boleh kasi trik atau tips teh kiki..terutama untuk anak laki-laki.

Jazakillah


Kiki Barkiah : Untuk Mbak Siti Rodhiyah
10 Metode Pendidikan Agar Anak Mencapai Akil Saat Baligh

Oleh Kiki Barkiah

Keadaan baligh insya Allah akan secara natural dicapai seorang anak meskipun memiliki waktu yang berbeda beda. Namun keadaan aqil, ternyata perlu kita perjuangkan melalui pendidikan. Karena ada banyak anak yang mencapai usia baligh namun membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mencapai keadaan Akil atau memiliki kedewasaan mental. Beberapa di antaranya bahkan tidak juga memiliki kedewasaan mental walaupun sudah masuk ke jenjang pernikahan atau bahkan memasuki hari tua.

Oleh karena itu segala bentuk pendidikan yang mengantarkan seorang anak agar dapat memiliki kedewasaan mental, harus menjadi perhatian kita sejak dini. Agar proses yang membutuhkan waktu panjang ini kelak dapat bisa mencapai hasil yang optimal, berbarengan dengan massa baligh mereka. Sebenarnya di zaman Rasulullah mungkin tidak mengenal proses pendidikan Aqil. Karena Rasulullah SAW  dan para sahabat mendidik para pemuda mencapai kedewasaan mental pada saat mereka mencapai usia baligh. Namun karena bergesernya kualitas pemuda di masa kini, di mana banyak anak yang mencapai kematangan fisik namun tidak disertai dengan kematangan mental, maka berjamurlah konsep pendidikan akil baligh.

Aqil-baligh adalah sebuah keadaan di mana seorang manusia telah mencapai kedewasaan secara biologis, terutama kemampuan seksual-reproduktif, dan kedewasaan secara psikologis, emosional, rasional, sosial dan finansial. Dalam konsep Islam, idealnya kedua keadaan ini dicapai secara bersamaan. Seseorang yang telah mencapai aqil-baligh, ia disebut mukallaf, yang artinya “siap memikul beban kehidupan seutuhnya”

Maka selayaknya, manusia yang telah aqil-baligh adalah manusia yang telah sanggup bertanggung jawab atas diri sendiri, memecahkan masalah, mengambil keputusan, mengelola resiko, menjalankan fungsi sosial, bahkan sudah siap memikul tanggung jawab berkeluarga. Baik dalam tinjauan fisik yaitu kesiapan reproduksi, maupun dalam tinjauan tanggung jawab moril seperti menjadi orang tua, mencari nafkah dll.

Dari definisi ini Insya Allah perlahan kita berproses untuk menyiapkan anak-anak kita siap menjalankan kehidupan sebagai seorang mukallaf yang memahami hak dan kewajibannya, baik sebagai seorang hamba Allah, maupun anggota keluarga dan masyarakat.

Ada beberapa metode pendidikan yang dapat kita gunakan dalam mengantarkan anak-anak mencapai kedewasaan mental. Metode Pendidikan tersebut, diantaranya:

1. Pendidikan melalui kurikulum sistematis

Melalui sistem pendidikan formal dan informal anak-anak kita berikan informasi yang penting untuk bekal hidup mereka. Terutama segala ilmu yang dibutuhkan agar kelak saat mencapai usia mukallaf mereka siap menanggung beban syariah. Perbanyak juga wawasan yang membentuk kematangan berpikir mereka dan mengasah keterampilan dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah. Perbanyak juga wawasan yang mengasah kepekaan mereka terhadap problematika sosial.

You are what you read, you are what you hear, you are what you see. Adalah sederetan prinsip yang selalu saya ingat dalam membangun pola pikir anak. Maka saya berusaha untuk meminimalisir masuknya informasi yang sia-sia, tidak penting atau bahkan banyak mudhorotnya melalui mata dan telinga anak. Bahkan tuntas membaca sirah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kisah-kisah para sahabat, kisah-kisah para salafus shalih, sejarah perkembangan Islam, dan world history, merupakan salah satu kurikulum pendidikan dalam rumah kami, disamping mendorong mereka untuk memiliki kegemaran membaca buku Islam yang didalamnya tertuang hadist dan Al-Quran. Sesekali memberikan informasi terkini tentang berita nasional dan internasional, insya Allah akan mengasah kepekaan sosial mereka. Harapannya, mereka terdorong untuk hidup tidak hanya untuk dirinya namun memiliki kesadaran dan tanggung jawab sosial sebagai buah dari kedewasaan mental.

2. Pendidikan melalui nasihat

Apapun kejadian yang terjadi dalam kehidupan anak, baik itu merupakan prestasi kebaikan ataupun kesalahan dan keburukan, jadikan hal itu sebagai momentum untuk membuka pembicaraan-pembicaraan yang istimewa bagi bekal hidup mereka. Jadikan semua kejadian sebagai bahan nasehat terbaik bagi mereka. Baik yang dialami oleh keluarga kita, maupun apa yang terjadi di luar lingkungan keluarga kita. Oleh karena itu, waktu mengobrol keluarga secara khusus menjadi hal yang penting dimiliki oleh setiap keluarga muslim. Karena dengan nasihat kita bisa membangun pola pikir  dan kematangan mental mereka.

3. Pendidikan melalui keteladanan

Mungkin anak dapat salah menangkap pesan yang kita sampaikan melalui verbal, tetapi anak akan sangat mudah menangkap pesan melalui observasi keseharian mereka bersama kita dalam kehidupan. Biasanya anak-anak yang terlahir dari ayah ibu yang memiliki kematangan berpikir, secara naluriah dan alamiah akan mencontoh kematangan berpikir tersebut. Karena kematangan berpikir akan tercermin dalam sikap sehari-hari orang tua dalam menyelesaikan masalah. Maka alam bawah sadar anak-anak pun akan merekam cara kita menjalani kehidupan. Orang tua dan kehidupan rumah tangga adalah guru dan sekolah kehidupan terefektif bagi anak-anak. Maka teruslah berjuang untuk menjadi manusia yang lebih baik, agar anak-anak pun terus meneladani kebaikan dan perbaikan kita.

4. Pendidikan melalui kisah teladan

Membaca banyak referensi biografi manusia-manusia yang berakhlak mulia dan berprestasi istimewa, insya Allah akan mempengaruhi pola pikir kita dalam menjalani kehidupan. Terlebih kisah dari manusia paling agung yaitu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dengan mempelajari kisah beliau,  kita akan lebih memahami hadist-hadist yang disampaikan oleh Beliau serta makna dari Al Quran. Sebab akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Quran.

Manusia-manusia terbaik memiliki tujuan hidup yang mulai, meneladani mereka akan membuat kita terdorong untuk memiliki kehidupan yang mulia. Kehidupan yang mulia hanya dapat dibayar dengan amalan yang istimewa. Hal itu akan menuntut kematangan dan kedewasaan berpikir kita. Maka insya Allah dengan memperbanyak referensi biografi dan sirah orang-orang mulia, anak-anak secara tidak langsung akan dilatih untuk mencapai kedewasaan dan kebijaksanaan.

5. Pendidikan melalui penggalian hikmah

Allah memberikan kurikulum terbaik bagi setiap manusia melalui alam dan perjalanan kehidupan, namun tidak semua manusia menggunakan hati dan akal pikirannya untuk memaknai tanda dan isyarat yang Allah berikan melalui kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita. Maka biasakanlah melakukan proses iqro di dalam rumah tangga kita dan mengajak anak-anak untuk membaca ayat-ayat Allah dan mengambil hikmahnya dari setiap peristiwa yang dialami atau diketahui mereka. Allah memberikan kesempatan secara bertahap bagi manusia untuk mencapai kebijaksanaan melalui takdir-takdir terbaikNya. Semua takdir yang diberikan sangat sesuai dengan kemampuan hambaNya. Maka jadikanlah alam dan perjalanan kehidupan sebagai kurikulum pendidikan dalam kehidupan yang paling utama. Luangkan waktu kita untuk saling berdiskusi dengan anak-anak tentang apa yang mereka alami dan mereka ketahui. Pesan dan nasehat akan lebih mudah terinternalisasi jika berkaitan dengan peristiwa yang mereka alami.

 6. Pendidikan melalui hukuman

Dalam perjalanannya manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Agama kita telah mengatur secara lengkap aturan dalam kehidupan. Ada surga dan neraka, ada berita gembira dan ancaman, ada pahalah dan hukuman, ada karunia  dan penggugur dosa, ada mukjizat dan azab. Maka dalam pendidikan pun harus ada keseimbangan. Ada kalanya kita butuh penegakan hukuman dalam proses pendidikan. Tentunya ada tahapan dalam memberikan hukuman, sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebagai contoh ada hukuman pukulan untuk memberi pelajaran kepada anak terkait kelalaian shalat ketika ia telah mencapai usia 10 tahun.

7. Pendidikan melalui penjagaan kesucian fitrah

Tantangan dalam pengasuhan--terutama saat usia anak menjelang akil baligh akan sangat terminimalisir apabila kita berikhtiar menjaga kesucian fitrah ananda. Agar parenting tidak menuai banyak konflik di masa yang akan datang, maka kerja keras untuk merawat dan mengembangkan fitrah dalam diri ananda menjadi investasi yang sangat berharga.  Berlelah-lelah di awal, namun kelak merasakan kemudahan dan menuai hasil yang ditanam. Sementara di akhir zaman ini, banyak sekali orang tua yang abai dan lalai saat bibit tumbuh menjadi kecambah dan pohon muda, kemudian bekerja begitu keras mengejar ketertinggalan bahkan berdarah-darah saat merawat pohon yang memanen banyak masalah.

8. Pendidikan melalui pelatihan dan pembiasaan

Pendidikan melalui pelatihan dan pembiasaan adalah sesuatu yang penting, namun hasilnya akan kurang sempurna  jika anak-anak tidak didorong beramal yang bersumber dari pemahaman akan suatu amal. Namun demikian pelatihan dan pembiasaan tetap dibutuhkan, karena anak-anak membutuhkan proses untuk mahir melakukan sesuatu, terbiasa melakukannya dan melaksanakannya dengan pemahaman yang utuh. Sebagai contoh, pendidikan salat pun membutuhkan waktu selama 3 tahun sebelum dituntut komitmen dalam pelaksanaannya pada usia 10 tahun. Selama 3 tahun tersebut ada proses belajar, proses memberi pemahaman, proses memberi contoh dan proses pemaknaan agar shalat muncul sebagai buah dari keimanan. Namun di dalamnya juga terdapat proses pelatihan dan pembiasaan, sehingga anak menyadari ibadah tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan.

9. Pendidikan melalui tarbiyah langsung dari Allah (learning by taqdir)

Sebagai orang tua kita tidak mungkin sempurna menyediakan proses belajar kepada anak di dalam kehidupan. Begitu juga sekolah tidak mungkin dapat menjadi penyokong utama kurikulum sekolah kehidupan bagi manusia. Namun Allah begitu mudah mengatur segala sumber daya yang diciptakanNya untuk mampu melahirkan sekolah kehidupan bagi manusia. Ada banyak sumber belajar yang tidak kita dapatkan dari lembaga belajar. Maka ketika orangtua telah mengupayakan segala hal untuk mendorong anak mencapai kematangan jiwa melalui berbagai proses pendidikan, tetapi kita belum mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka mintalah kepada Allah agar Allah membukakan jalan dan memberikan tarbiyah terbaik bagi anak-anak kita melalui takdir-takdir terbaikNya.


10. Pendidikan melalui pemberian amanah dan tanggung jawab

Ada banyak proses belajar yang terintegrasi secara lebih sempurna ketika manusia menjalankan amanah dan tanggung jawab. Karena melaksanakan amanah dan tanggung jawab akan mendorong kita untuk belajar dari referensi yang tepat, memaksa kita untuk berlatih dan membiasakan diri agar semakin mahir melakukan, mendorong kita untuk meneladani kesuksesan-kesuksesan yang telah diraih oleh orang lain dalam bidang yang kita jalani, mendorong kita untuk belajar dari kesalahan dan mengambil hikmah untuk perbaikan. Maka jika anak-anak telah cukup kita bekali dengan ilmu, terjunkanlah mereka dalam kerja-kerja nyata dan proyek-proyek menantang. Menjalani amanah dan anggumg jawab akan memaksa mereka untuk terus belajar, meningkatkan kapasitas diri mereka, menembus batas, mendobrak ketidakmampuan,  bahkan sesekali merasakan jatuh dan bangkit kembali untuk melanjutkan perjuangan. Semua proses itu akan semakin mematangkan jiwa mereka agar menjadi manusia yang lebih dewasa, arif, dan bijaksana

Semoga ikhtiar yang kita lakukan, diridhoi oleh Allah sehingga anak-anak kita dapat mencapai akil saat ia mencapai baligh. Lalu mereka terus menyempurnakan kematangan dirinya untuk mengambil peran kekhalifahan di muka bumi dengan amanah dan tanggung jawab yang semakin kompleks dari waktu ke waktu sejalan dengan peningkatan kapasitas dirinya. Allahu ‘Alam

Untuk Mbak jusria
Menyusul ketertinggalan Bu, tapi mulailah dengan berikhtiar membuka jalan hidayah agar Ananda mencintai Allah dan Rasulullah SAW. Insya Allah akan diikuti dengan semangat menjalankan perintah dan larangannya, yang salah satunya akan diawali dengan mempelajari agamanya.

Untuk mbak sri
Upaya yang dapat dilakukan agar kita senantiasa menjadi sahabat abadi mereka:
1. Berusahalah untuk menghargai dan menerima mereka seutuhnya dan apa adanya
2. Jadilah tempat yang nyaman bagi anak-anak untuk bercerita di masa kecil sehingga mereka pun senantiasa merindukan masa untuk bercerita pada kia saat beranjak dewasa
3 Hargai setiap pemikiran dan keinginannya meskipun berbeda dengan pemikiran dan keinginan kita.
4 Penuhilah rasa ingin tahu mereka dengan penuh kesabaran
5. Hargai kejujuran meskipun pahit sehingga anak-anak tidak memilih untuk berbohong demi melindungi dirinya
6. Tetap berikan kepercayaan meski kita mendapati mereka berbohong, iringi dengan intropeksi kita
7. Hindari bentuk komunikasi menyimpang yang membuat mereka enggan dekat dengan kita, enggan berbagi dengan kita, enggan mendengar kita sehingga pada akhrnya ia semakin jauh dari nilai-nilai kebaikan dan semakin jauh dari jalan syariah.
8. Perbanyak bermain dan melakukan perjalanan rekreasi bersama yang membuka peluang hadirnya momentum untuk bisa berbicara dari hati ke hati untuk mempengaruhi pola pikir dan kepribadian mereka.

Demikian mungkin yang bisa saya sampaikan.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar