Hah? Apaa sich?




-Tengsin gegara gagal paham-
Seorang lelaki paruh baya datang ke rumah. Ia memakai topi lebar yang menutupi kepala. Pakaiannya lusuh.
"Nuwun sewu.." katanya.
Saya yang saat itu masih SMP masuk kembali ke dalam rumah dan mengambil uang receh. Lantas saya mengasurkan uang tersebut kepadanya.
"Lho, saya nyari bapaknya mbak. Bapaknya ada?"
Ups! Betapa malunya saya saat itu. Saya menjawab dengan gelagapan, "Oh iya pak, silahkan masuk."
Ternyata bapak itu adalah petani. Saya salah sangka melihat penampilannya. Saya yang juga belum mengerti bahasa jawa krama inggil berpikir nuwun=minta, sewu=seribu (uang) jadi saya memberinya uang.
*****

-Seronok kah?-
Saat menjadi mahasiswa pertukaran pelajar di Brunei Darussalam, saya banyak terpapar kosakata bahasa melayu. Suatu ketika setelah kami memainkan Paint Ball seorang teman bertanya, "Seronok kah?"
"Hah? Seronok?" otak saya sibuk mencerna kata yang diucapkannya.
"Siuk kah? Fun kah?" tanyanya lagi.
"Oooh... Fun. Yeah, it's fun."
*****

-Are you fool?-
Di suatu petang dalam acara gathering dengan teman-teman International Club, seorang kawan dari Pakistan menawarkan makanan. "Thanks, I am fuuul." Saat itu saya sudah kenyang.
Senior yang berasal dari Indonesia bertanya seraya menaikkan alisnya, "Hah? You are fool? Are you full or fool?"
OMG! Saya menyadari kebodohan saya. Kata 'full' (kenyang) yang pengucapannya dipanjangkan bisa berubah makna menjadi 'fool' (bodoh).
"I am full"

*****

-Speak Indonesian, please-
Mama saya sama tidak mengertinya dengan saya tentang bahasa jawa krama inggil.
Saat berinteraksi dengan ibu-ibu istri teman kantor papa, salah seorang diantaranya bertanya, "Njenengan ngasta ten pundi?"
Mama hanya diam tak menjawab. Saat di rumah beliau baru bertanya pada papa.

Lain waktu, seorang ibu yang lain berkata pada Mama, "Monggo tampak asta.." Karena tidak mengerti, mama pun terdiam beberapa lama. Ibu tersebut lantas mengangsurkan pulpen dan kembali berkata, "Monggo tanda tangan." Oalaaah.....
*****

0 $type={blogger}:

Posting Komentar