Pembelajar Sejati dalam Sekolah Kehidupan


“Kalau sudah besar ingin jadi apa?”
“Guruuuu.....” serempak murid-murid menjawab tanpa berpikir panjang ketika ditanya tentang cita-cita mereka.
Menjadi seorang guru adalah jawaban paling sederhana yang ada dalam benak kebanyakan anak-anak usia sekolah. Namun, agaknya bukan hanya anak-anak saja yang dengan spontanitasnya menggaungkan profesi guru sebagai cita-cita mereka. Saat ini telah terjadi pergeseran tren dari yang dulunya banyak yang harus berpikir dua kali untuk menjadi guru, kini malah berbondong-bondong menekuni profesi ini. Peningkatan tren dapat dilihat dari banyaknya lulusan SMA yang mengambil jurusan pendidikan dan dibukanya banyak lowongan untuk menjadi seorang pengajar.
Iming-iming keuntungan finansial agaknya tidak dijadikan satu-satunya tolak ukur kesuksesan seorang guru. Akan tetapi lebih dari itu, seorang guru akan mendapatkan berbagai pengalaman dan ilmu-ilmu baru di luar bidangnya. Guru seyogyanya adalah pembelajar sejati dalam kuliah kehidupan yang pada gilirannya dapat memetik manfaat atas apa yang dipelajari untuk pengembangan dirinya.


Bagi saya, hikmah menjadi seorang guru adalah membuat kita belajar melakoni berbagai peran. Kita dapat
menimba ilmu tentang bagaimana menjadi sosok orang tua yang baik. Berperan sebagai figur ayah yang tegas mendidik anak-anaknya, namun juga sebagai ibu yang penuh kasih sayang. Menjadi seorang pengajar juga membuat kita belajar menempatkan diri sebagai teman yang bijak. Yang dapat menjadikan anak-anak kita nyaman mengemukakan curahan yang ada dalam hatinya maupun ganjalan yang bercokol menyesakkan dada.
Menjadi pahlawan tanpa tanda jasa juga dapat menjadikan kita seorang motivator hebat. Seseorang yang mampu membakar semangat anak didiknya dengan untaian kata-kata. Seseorang yang dapat mengubah air yang hanya mengikuti arus menjadi api yang terus berkobar. Menjadi guru pun dapat menjadikan kita sebagai seorang public speaker yang handal. Menjadi seseorang yang berani tampil dan berbicara di depan umum tanpa merasa perlu bersembunyi dibalik cangkang layaknya seekor siput setiap kali berdiri di depan banyak orang. Kita juga akan terlatih menjadi seorang PR (public relation) yang mahir mengelola hubungan dengan berbagai kalangan. Seseorang yang mampu menjembatani komunikasi antar individu. Entah itu dengan wali murid, masyarakat sekitar maupun pihak-pihak yang akan menjalin hubungan kerja sama dengan kita.
Lebih lanjut, seorang pendidik adalah seorang psikolog yang dituntut untuk paham akan perkembangan anak. Tahu betul kondisi psikis anak didiknya dan mengerti bagaimana memperlakukan mereka dengan tepat. Pada akhirnya, sosok guru sejatinya merupakan publik figur yang setiap gerak-geriknya menjadi sorotan dan konsumsi publik. Untuk peran yang satu ini, seorang guru akan termotivasi untuk senantiasa memperbaiki diri sehingga dapat membentuk citra diri yang positif.
Pada gilirannya, menjadi seorang guru akan menjadikan kita pembelajar sejati dalam kuliah kehidupan yang dapat memetik manfaat atas apa yang dipelajarinya. Menjadi sosok orang tua yang baik, teman yang bijak, motivator, public speaker, public relation, psikolog dan publik figur akan membantu kita untuk senantiasa membuka diri dalam mempelajari beragam hal baru. Semoga kita sebagai pendidik dapat menjadikan hal ini sebagai motivasi untuk terus berkembang.

Oase LMI edisi March 2014

0 $type={blogger}:

Posting Komentar