Cuap-cuap serunya mengajar


“Are you the teacher?” pernytaan itu yang kerap terlontar dari beberapa orang yang kutemui saat aku mengantarkan anak-anak didikku untuk mengikuti sebuah perlombaan.
Pernah suatu kali, aku mengantar lima orang siswa untuk mengikuti speech contest di salah satu universitas negeri di Surabaya. Saat itu kelimanya memakai baju bebas. Dan pada saat kami sampai, kutanyakan pada seorang gadis yang memakai jas almamater dimana tempat lombanya.
“Iya, disini. Mau ikut lomba ya?” begitu katanya.
Lantas kelima muridku itu menandatangi daftar hadir peserta. Namun mereka kebingungan saat diharuskan mengisi nomor telepon. Maklum saja, sekolah tempatku mengajar adalah sekolah berasrama alias pondok, sehingga para siswanya tidak diperbolehkan membawa handphone.
“Ini gimana, Ustadzah?” tanyanya.
Dan saat itulah si mbak-mbak panitia baru sadar kalau aku gurunya. Ia memintaku untuk mengisi daftar hadir guru pendamping. Tapiii, pas aku mengisi daftar hadir itu, panitia lain yang menjaga meja registrasi malah memperingatkanku, “Lho, itu untuk gurunya.”
Aku hanya diam sementara temannya menyahut, “Iya, itu gurunya.”
Kejadian yang sama kembali terulang pada saat aku mengantar tiga orang siswi untuk mengikuti lomba debat pun kejadian yang sama terulang kembali. Saat itu aku mengantar mereka untuk berdebat di sebuah SMA negeri di Sidoarjo. Kebetulan lomba debat yang diadakan adalah open debate. Jadi para pesertanya adalah siswa-siswa SMP, SMA dan mahasiswa.
Nah, pada saat aku menunggu anak-anak yang sedang berdebat di musholla yang ada disana, seorang wanita muda bertanya padaku, “Mbak, kelas berapa?”
“Saya sudah lulus.”
“Kuliah semester berapa kalo gitu?”
“Saya gurunya.”
“Oh, bilang dong Mbak dari tadi kalo gurunya. Tak kira yang ikut lomba.”
Ya, bisa dimaklumi memang karena postur tubuh anak-anak memang lumayan besar sementara aku terlihat masih muda untuk menjadi seorang guru. Hihi...

0 $type={blogger}:

Posting Komentar