Oleh: Muhammad Kamal Ihsan, penulis "5 titik 1 koma"
"First"
Katakan, pada diri sendiri; penulis yang baik adalah ia yang berani memulai kemudian berani mengakhiri. Tidak pernah ada penulis yang gagal kok, yang ada hanya penulis yg kurang bertanggung jawab terhadap dirinya dan tulisannya sendiri.
Pasti pernah kan?
Mulai nulis; tiba2 kepikiran,
"Ini bagus ngga ya,"
"Ini pas ngga alurnya,"
"Ini nyambungg ngga sih, ah sudahlah! Berhenti aja."
Hal kaya gini lumrah banget ada pada penulis.
Hampir semua penulis malahan merasakan ini. Tapi ada yang membedakannya kok, antara ia yang gagal dalam tulisannya dan ia yang berhasil dalam tulisannya. Ia yang berhasil terkdang menang dlam bersikap dan menyikapi, ia yang gagal cenderung salah menisbahkan motivasi. Penulis yang berhasil adalah penulis yang berhasil mengakhiri apa yang telah ia mulai, sejelek apapun itu, serancu apapun itu. Selama tulisan itu bisa kita akhiri, kita telah berhasil. Berhasil untuk mulai mengeja hikmah dan evaluasi untuk jadi lwbih baik lagi kedepannya.
Lalu apa aja yang perlu kita lakukan?
___
Sering banget muncul pertanyaan;
Apa yang harus dimiliki agar kita sanggup menulis?
Pertanyaan ini
sebenarnya tidak mudah dijawab. Sebagian orang mengatakan bahwa kemampuan
seseorang dalam menulis sangat dipengaruhi oleh mood. Kalau lagi mood maka
seseorang akan dengan mudah menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Jika
tidak mood maka kita akan kesulitan dalam menulis. tidak mood maka kita akan kesulitan dalam menulis.
Benarkah demikian? Jangan terlalu terkurung oleh mood. Saya teringat
kata-kata Mohammad Fauzil Adhim dalam bukunya Inspiring Words for Writers.
“Banyak orang menunggu mood untuk menulis. Sementara bagi sebagian lainnya,
mood untuk menulis muncul karena keinginan untuk menyampaikan ilmu dan
kebenaran”. Artinya, seorang penulis semestinya tidak tergantung oleh
mood ketika menulis. Kalau bukan mood yang menggerakkan seorang penulis maka
keinginanlah yang sebenarnya menggerakkan.
kamu ingin membangkitkan keinginanmu maka bangkitkan pula
komitmenmu.
*Komitmen* pada apa? Komitmen pada kebenaran terhadap
gagasanmu. Mulailah membuka mata terhadap lingkungan. Ada banyak
permasalahan dan fenomena di sekeliling kita yang akan memantik ide dan
gagasan. Begitu kita memiliki komitmen terhadap permasalahan, ide kita akan
mengalir deras.
Asalkan kalian tahu, ada banyak banget hal disekeliling kita yang bisa jadi sumber inspirasi, tapi berhubung kitanya cuek dan terlalu apatis, makanya kelewat gitu aja idenya.
Sebelum menulis, hal yang menurut kk paling penting kita miliki lagi adalah motivasi.
Motivasi dan visi hidup memang mendapat perhatian sangat besar. Jika Anda orang yang memiliki motivasi sangat tinggi, tidak
ada yang tidak mungkin untuk Anda pelajari, tidak ada yang tidak mungkin untuk
kamu kuasai.
Jika kita penuh motivasi maka kita akan cenderung memiliki percaya diri
dan efikasi diri tinggi. Apakah efikasi diri itu? Secara sederhana, efikasi diri
merujuk pada keadaan ketika seseorang memiliki keyakinan yang sangat kuat
untuk dapat menguasai sesuatu dengan baik melalui proses belajar, meskipun saat
ini ia belum menguasai. “Jika saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk dapat
menulis, insya Allah, saya akan dapat menguasainya dengan baik.”
Inilah keyakinan yang apabila ada pada diri kita akan membuat kita sangat
bergairah mempelajari segala sesuatu yang menarik perhatian, termasuk menulis.
Maka sebelum kita lebih jauh belajr hari ini, sama-sama kita tanyakan,
Mood atau keinginan!?
Komitmen atau tuntutan?
Pelarian atau kesenangan?
Sama-sama kita renungkan😄😊
Menulis novel itu sedikit berbeda dengan menulis puisi, cerpen, atau yang lainnya.
Penulis novel itu mata hati, mata rasa, dan mata cakrawala ilmunya dituntut untuk jauh lebih tajam dan dalam.
Orang yang menulis novel hatinya harus lebih halus dan fleksible dalam meraskan segala bentuk perasaan. Rasa dan instingya harus lebih peka dalam menokohkan penokohan kepada karakter yang dihidupkannya. Dan juga tentu cakrawala pengetahuannya lebih luas, karena penulis novel akan menjalani sebuah skenario perjalanan yang terkadang ia sendiri tak tahu, apa yang akan terjadi selanjutnya dalam cerita yang digoreskannya.
Sebelum kita masuk dalam pembhasan lebih jauh.
Coba coretkan dalam Lima menit saja sebuah deskripsi tentang sebuah keadaan.
Keadaannya seperti ini.
_Ruangan_
_Penculikan_
_Takut_
Kemampuan dan nalar kita dalam menggali segala unsur cerita bisa tergambar di sini.
*Silahkan mulai*
Contoh punya kaka;
Entah disebut apa tempat itu. Ruangan itu hanya sepetak. Jendela dan ventilasinya tertutup rapat. Pengap, bau, dan gelap. Barang-barang berantakan, berhamburan seperti kapal pecah. Lampu redup di tengah ruangan itu sengaja dinyalakan. Memantulkan bayangan dua orang lelaki yang terduduk lemas. Tubuh mereka lebih mirip kayu lapuk, pasrah, benar-benar tidak berdaya. Dua tangan mereka terikat, mulutnya tersumbat sobekan kain lap yang berdebu. Di depan mereka, seorang lelaki tegap memikul senapan type A-40 sembari menodongkan senapannya ke arah dua orang lelaki yang disanderanya. Dua orang yang terikat itu berusaha memberontak, melawan dengan sekuat tenaga. Namun setelah perlawanan sia-sia itu, satu pukulan dengan gagang senjata bersarang tepat dipelipis salah satu dari tawanan
Dari sebuah pintu reyot, masuk lah seorang lelaki lain dengan perawakan tubuh tidak terlalu tinggi masuk. Mukanya berbeda dengan lelaki Mesir tadi. Tampaknya laki-laki barusan bukan keturunan Mesir. Guratan wajahnya lebih mirip seperti dua tawanan tersebut.
minta narasinya bisa dikirimkan ke kaka ya😄
Ingat. Penulis novel, cerpen dll itu mata pikirnya harus lebih tajam.
Ketika ia diperintahkan untuk mendeskripsikan sebuah batu yang tergeletak di atas meja, seorang penulis novel tidak hanya terpaku pada batunya saja atau mejanya saja. Tapi lebih dari itu. Semua unsur yang ada mengelilingi benda tersebut akan benar2 dilahap habis oleh sang penulis. So than, perlebar mata pikir kita agar mampu menggambarkan saegalanya secara mudah dan jelas😄😄
Hahah iyaa😄😄
Kenapa kaka tantang dengan melibatkan batasan wktu?
Sama, kk juga dulu gitu ketika diajarkan mentor menulis kaka.
Novel pertama kaka selesaikan dalam satu bulan. Novel kedua(Terbit bentar lagi insya Allah hhe) dalam tiga minggu.
Dan itu semua berawal dari 5 menit, 10 menit dll
Ada dalam sebuah Ruangan Yang berukuran kecil Berada dlm Sebuah kegelapan Yang Hampa,seperti sebuah Tempat dimna Cahayapun enggan Merayap masuk kedalamnya..
Sebuah Cerita Yang Pada masanya sangat Sadis Untuk dibayakngkan Bahkan diceritakan oleh seorangpun..
Tempat Dimna Seorang Anak gadis Mungil yang Lucu dan sangat polos pernah Merasakan Pedihnya siksaan yang setiap detiknya mengahntuinya..
Berada Dalam KeKeluan Berfikir dan Kebisuan Hati dalam Dinginnya malam Hanya Rintihan dan Bentakan Sang Arogan Yang Menculiknya dan Membuatnya Jauh dri kata Baik baik saja..
Ia Tergulai lemas,rasa Takut,Cemas, serta Dinginnya Angin yang mnjadi teman disetiap Malmnya dan Selembar pakaian Yang ia pakailah,Hanya itu..
Hanya itu yang Menjadi saksi bisu betapa Sesaknya Gadis itu ..
Tanpa daya Hanya Hati yang Ia kuatkan agar ttp percaya Kebesaran Sang Illahi itu Akan ada..
-Meifah triana-
Nah ini sudah ada kiriman dari salah satu teman kita;😊
Bagus banget,
Tapi ada sedikit perbaikan.
Pertama; banyaknya kata2 "nya" menunjukkan bahwa narasi yang diletakkan penulis masih belum terlalu luas dan liar. Sehingga cenderung kalimatnya gagal menghidupkan sebuah narasi dan deskripsi lain yang juga memiliki nyawa. Jangan hanya terpaku pada satu anak narasi ya.
Ok kita skip dulu yaa😄😄
Intinya bumbu pertama yang harus kita taburkan ke dalam calon hidangan kita adalah; apa yang kita tulis itu untuk apa?
Untuk siapa?
Apa pesan dan amanah yang ingin kita sampaikan? Lalu tinggal bagaimana kita menyampaikan
Kita harus tahu terlebih dahulu tujuan2 ini. Kalau ngga, selamat berjalan-jalan ria dalam narasi ide dan gagasan yang tidak diketahui muara pulangya🤭🤭🙏😄
Setelah kita mulai serius untuk benar-benar menulis secara profesional.
Maka ingat!
Menulis bukan sekedar bermain kata-kata. Menulis merupakan proses
untuk menuangkan gagasan dan gagasan lahir dari pengetahuan.
Sesungguhnya pengetahuan melahirkan keteraturan berbahasa, sedangkan
kuatnya tujuan dan komitmen membangkitkan ketajaman kata. Jadi, agar tulisan kita mengalir, kita perlu memperkaya pengetahuan.
Jika kita tidak memiliki pengetahuan lalu apa yang akan dituliskan? Kita
perhatikan tulisan mahasiswa fakultas ekonomi berikut ini.
-___--
_Pemerintah menghadapi masalah dalam pemilu tahun ini. Banyak kader
partai politik menyalahi aturan kampanye, terutama partai-partai besar. Mereka
menganggap dirinya berkuasa sehingga menimbulkan banyak kerusuhan.
Sementara itu uang-uang palsu mulai beredar di pasaran. Banyak pedagang kecil
di pasar menerima uang palsu sebagai alat tukar pembelian. Mereka kebanyakan
orang-orang polos dan sulit membedakan uang kertas asli dan yang palsu._
____-
Ambigu bukan?
Pembaca akan kesusahan untuk menangkap isi tulisan di atas. Tidak jelas
apa yang sebenarnya akan disampaikan. Kenapa bisa terjadi? Kurangnya
pengetahuan membuat ide kita kurang mengalir dan cenderung berbelit-belit.
Masih ingat apa yang diajarkan guru kita ketika pelajaran menulis. Kebanyakan
guru-guru menulis menyodorkan sejumlah tema klise; berkunjung ke rumah
nenek, bertamasya ke kebun binatang, dan sebagainya. Apa yang terjadi pada
siswa yang tinggak serumah dengen neneknya? Apa yang terjadi pada siswa yang
tidak tidak pernah bertamasya ke kebun binatang? Tentu mereka akan kesulitan
untuk menuliskan tema-tema di atas. Kenapa? Mereka tidak memiliki
pengetahuan tentang tema-tema tersebut.
So than,
Apa yang harus dipelajari. Pertama, ilmu-ilmu yang terkait dengan bidang
yang akan ditulis. Ilmu-ilmu tersebut dapat diperoleh melalui membaca. Oleh
karena itu, setiap penulis haruslah pembaca yang hebat. Kedua, ilmu-ilmu tentang
menulis. Kalau ingin tulisan kita terdiri dari kalimat-kalimat yang kuat maka kita
perlu belajar cara menyusun kalimat yang baik. Agar tulisan kita tersusun secara
sederhana dan berbobot maka kita perlu belajar logika bahasa.
______
Jadi satu2 nya cara untuk menambah pengetahuan adalah dengan membaca atau secara langsung terjun menyentuh pengalaman tersebut.
Jadi kita sama-sama nanya nih, kita pengen jadi penulis yang bagus, udah jadi pembaca yang bagus belum?
Ok lanjut ke bumbu kedua ya😄🙏
"Second"
Novel yang baik adalah novel yang mampu menyesatkan pembaca dalam setiap unsur ceritanya; terkhusus pada KONFLIK ALUR dan PENOKOHAN
Kemampuan ini betul2 harus dimatangkan oleh sang penulis untuk membuat sebuah cerita yang menarik.
Ok, coba kita ramu lagi sedikit cerita ya!
Laki-laki tua
Malam takbiran
Teriakan
Penyesalan
____
Contoh dari tulisan kaka
.
.
"Bakar! Bakar! Bakar!"
Gerombolan orang di malam takbiran begitu beringas. Seorang lelaki tua hanya bisa pasrah terdiam. Pelipis matanya robek, pipinya lebam kebiruan, wajahnya sudah tak lagi bisa dikenali. Dia mendekap dalam rengekan tangis. Orang-orang yang mengelilinginya begitu terlihat bersemangat untuk membunuhnya, melupakan kemuliaan malam kemenangan.
"Orang sepertimu sudah tidak layak untuk hidup! Dasar pembunuh, maling, perampok!" ujar seorang lelaki sembari menyiramnya dengan seember bensin, memprovokasi.
Teriakkan masa semakin menjadi. Firman tahu yang sebenarnya terjadi. Rekaman CCTV yang hilang malam tadi kini ada di genggaman tangannya. Firman mengejar waktu. Berusaha menyelamatkan seorang pemulung tua yang dituduh telah membunuh seorang bos perusahaan ternama di Ibu Kota.
Pemulung itu tergeletak pasrah, tidak mampu lagi melawan. Puluhan preman pasar berotot sudah sempurna melumpuhkannya. Firman dengan sepeda motornya datang tepat ketika bara api sudah menyala. Firman segera berlari, ke arah kerumunan masa.
"Jangan! Jangan! Orang itu bukan pelakunya! Bapak itu bukan pembunuh!" teriak Firman dengan sekuat tenaga. Seseorang preman yang melihat Firman datang ingin berusaha langsung memukulnya mundur, mendorongya jatuh terpelanting ke belakang kerumunan.
"Menyingkir Kau anak ingusan kalau tidak ingin ikut terbakar!" hardik seorang preman. Firman diludahi. Dijauhkan dari kerumunan. Orang-orang itu sama sekali tidak mendengarkannya.
"Bakar! Bakar! Bakar" teriakan mereka semakin menjadi. Kalap terdengar mengalahkan gema takbir yang bersahutan dari satu surau ke surau lainnya.
Firman terduduk lemas. Mencoba bangkit dan berdiri. Kemudian tertatih-tatih kembali ke sepeda motornya. Pasrah pada keadaan, lelah memperhatikan takdir orang lain.
"Apakah aku akan membiarkan penyesalan menjadi teman hidup bagi orang-orang itu?" isak batinnya dalam hati. Ia sempat berpikir untuk acuh tak acuh. Kemudian hatinya perlahan terbakar. Mengutuk semua orang yang hadir saat itu. Memutuskan sesuatu. Hanya sepersekian detik saja, keputusan itu menyelamatkan segalanya.
Booommmmm
Terdengar ledakan keras yang mengagetkan semua orang. Itu Firman, tangannya sempurna menyalakan sebuah mancis. Meledakkan dan membakar sepeda motornya yang sudah hangus terbakar oleh api. Kali ini semua orang terdiam memandang Firman dan sepeda motornya yang hangus terbakar, melupakan pemulung tua yang sedetik lalu hampir hangus terbakar.
"Kalian hewan! Kalian bajingan! Dimana hati nurani kalian?! Dimana rasa kasihanmu?!" teriak Firman kesetanan, tepat ketika semuanya tak ada lagi yang mampu berkata-kata.
Firman berjalan ke arah kerumunan itu.
"Di sini, direkaman ini. Kalian akan tahu betapa mulianya pemulung yang hampir kalian bakar!" teriak Firman diujung suaranya.
“ Jika saja aku tidak lebih cepat dari ini, maka seumur hidup kalian akan disiksa oleh penyesalan.”
Sebelum masuk ke diskusi,
Jangan lupa diingat, unsur trpenting dalam Novel fiksi itu tujuan dan cara penyampaian yang jelas. Lalu konflik dan alur yang menarik dan susah diduga. Kemudian tokoh dan penokohan yang kuat dan berkesan😄😄☺☺
Dikit demi sedikit dulu kita belajarnya ya,
Semoga bermanfaat😄
Oh iya, biasakan menulis dengan target waktu kalau mau mulai menulis secara profesional ya
Sesi tanya jawab:
Sesi pertama
pertama
*Nama : M. Luthfi Abdurahman*
*Asal : Pontianak*
*Pertanyaan : Apa perbedaan antara novel fiksi dan non fiksi dan dimana letak kesulitan dari penulisan kedua novel tersebut? Dan bagaimana teknik menulis novel agar setiap kalimat yang tersemat dapat tertata dengan rapi?*
kedua
Dengan format di bawah ini 👇🏻
Assalamu'alaikum😊.
*Nama:* nabila qotrunnida
*Asal:* dki jakarta
*Pertanyaan:* gimana sih ka cara ngelawan moodyan itu? Aku sering banget nulis puisi tapi kalo aku ga lagi sedih aku bener bener gabisa nulis puisi lagi. Kaya, ah yaudahlah nnti aja klo lg galau.
ketiga
*Nama:* Chandra Halim
*Asal:* Banjarmasin, Kalimantan Selatan
*Pertanyaan:*
Assalamualaikum ka Kamal..
Mau nanya ka
Kaka kan skrg jdi penulis nih..
Ap yg buat kaka jd seorang penulis, pdhl kan kaka sekolah kuliah belajar di negeri orang, tp kaka bisa bikin sdh satu buku lg. Apakah tdk mengganggu proses belajar kaka disana.. Atau ad khusus pembagian waktunya..
Aplgi kan kaka menulis buku motivasi tuh, ap kesusahan kaka pd saat pembuatan agar orng yg baca bisa meresapi, bisa termotivasi, biar gak salah phm.. Atu bgaimana
.
Dan ka apakah orang yg memiliki jiwa, atau bisa dibilang kutu buku atau apa aj ka yg bisa jdi seorang penulis,
..
Karena sy stlh baca buku kka jd waahh termotivasi sekali..
Termotivasi jg jd mau bikin buku, atau novel gitu..
Terimakasih ka atas jwabannya..
Salam kangen dri Banua Banjar hehe..
Mdhn kwa btamuan, uln hdngi di sabilal ka lah hehe
Sesi kedua
pertama
Dengan format di bawah ini 👇🏻
Assalamu'alaikum😊.
*Nama:* M. Fazar Taufik
*Asal:* SMKN 1 KOTA CILEGON
*Pertanyaan:* saya orang yang terlalu berlebihan ketika gagal, saya orang yang takut memulai lagi dikarenakan orang sekitar tidak menghargai setiap proses saya, pertanyaan nya bagaimana menanggapi kegagalan yang saya alami dan bagaimana cara memulai untuk percaya diri dengan diri saya sendiri..
kedua
Dengan format di bawah ini 👇🏻
Assalamu'alaikum😊.
*Nama:* Abdul halim
*Asal:*Deli serdang
*Pertanyaan:* apasih kiatnya agar kita percaya diri bahwa tulisan kita layak di terbitkan?
Thanks
ketiga
Assalamu'alaikum😊.
*Nama:* Malisa
*Asal:* Lombok
*Pertanyaan:* Kak, dalam menulis tentu saja kita membutuhkan banyak latar tempat. Namun, disini saya tidak memiliki wawasan yg mumpuni dan deskripsi secara spesifik dalam prihal tempat misalnya didaerah lain di Indonesia terlebih luar negeri. Saya rasa hendaknya saya mengetahui lebih luas tentang hal tersebut terlebih dahulu karena jika hanya menggunakan latar tempat seperti di daerah maupun lingkungan tempat saya tinggal itu tidaklah cukup. Jika ingin mencari lewat internet pun saya merasa belum puas. Hal tersebut yg membuat saya cenderung stuck dalam menulis. Dan saya berpikir mungkin saya akan lanjut menulis kita mempunyai pengalaman tentang beberapa tempat. Bagaimanakah solusi dari permasalahan yg saya hadapi ini? Mohon sarannya kak.. Terima kasih
Sesi ketiga
pertama
*Nama* : Een Vicka Widiya Putri *Asal* : Lampung *Pertanyaan* : Kak Untuk menulis perlu kah kita senantiasa memiliki target misalnya dalam sehari menciptakan satu puisi,atau nasehat" lainnya ?
kedua
Dengan format di bawah ini 👇🏻
Assalamu'alaikum😊.
*Nama:*nur rokhim
*Asal:*ngawi iain ta
*Pertanyaan:*kak bagaimana caranya membangkitkan rasa tidak malas untuk menulis dan apa tips dan trik ,serta bagaimana menciptakan judul yang menarik dan menjadi daya tarik yng baik
ketiga
.Assalamu'alaikum warahatullahi wabarakaatuh..🍃
Izin bertanya kak..
Lusiana R.
Lampungf
* Mana yang lebih baik dari pemikiran berikut jika kita ingin mengikuti Lomba-lomba kepenulisan?..
- Ingin membuktikan eksistensi diri dan menjadi pemenang, dan harus jadi pemenang. Swhingga menimbulkan banyak kekecewaan kalau kita kalah atau
- Ingin menguji kemampuan diri, tak peduli apapun hasilnya.. Yang penting mencoba..
Atau barangkali Kak Kamal punya pemikiran yang lebih baik dari pada ini?..
Mohon motivasinya kak.. 🙏🏻
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.. 🍃
Closing:
😊😊Agar kemampuan menulis kita terasah maka jangan malas untuk belajar dan
mencoba. Belajarlah menuangkan gagasan. Jangan pernah menyerah ya😊😊
"First"
Katakan, pada diri sendiri; penulis yang baik adalah ia yang berani memulai kemudian berani mengakhiri. Tidak pernah ada penulis yang gagal kok, yang ada hanya penulis yg kurang bertanggung jawab terhadap dirinya dan tulisannya sendiri.
Pasti pernah kan?
Mulai nulis; tiba2 kepikiran,
"Ini bagus ngga ya,"
"Ini pas ngga alurnya,"
"Ini nyambungg ngga sih, ah sudahlah! Berhenti aja."
Hal kaya gini lumrah banget ada pada penulis.
Hampir semua penulis malahan merasakan ini. Tapi ada yang membedakannya kok, antara ia yang gagal dalam tulisannya dan ia yang berhasil dalam tulisannya. Ia yang berhasil terkdang menang dlam bersikap dan menyikapi, ia yang gagal cenderung salah menisbahkan motivasi. Penulis yang berhasil adalah penulis yang berhasil mengakhiri apa yang telah ia mulai, sejelek apapun itu, serancu apapun itu. Selama tulisan itu bisa kita akhiri, kita telah berhasil. Berhasil untuk mulai mengeja hikmah dan evaluasi untuk jadi lwbih baik lagi kedepannya.
Lalu apa aja yang perlu kita lakukan?
___
Sering banget muncul pertanyaan;
Apa yang harus dimiliki agar kita sanggup menulis?
Pertanyaan ini
sebenarnya tidak mudah dijawab. Sebagian orang mengatakan bahwa kemampuan
seseorang dalam menulis sangat dipengaruhi oleh mood. Kalau lagi mood maka
seseorang akan dengan mudah menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan. Jika
tidak mood maka kita akan kesulitan dalam menulis. tidak mood maka kita akan kesulitan dalam menulis.
Benarkah demikian? Jangan terlalu terkurung oleh mood. Saya teringat
kata-kata Mohammad Fauzil Adhim dalam bukunya Inspiring Words for Writers.
“Banyak orang menunggu mood untuk menulis. Sementara bagi sebagian lainnya,
mood untuk menulis muncul karena keinginan untuk menyampaikan ilmu dan
kebenaran”. Artinya, seorang penulis semestinya tidak tergantung oleh
mood ketika menulis. Kalau bukan mood yang menggerakkan seorang penulis maka
keinginanlah yang sebenarnya menggerakkan.
kamu ingin membangkitkan keinginanmu maka bangkitkan pula
komitmenmu.
*Komitmen* pada apa? Komitmen pada kebenaran terhadap
gagasanmu. Mulailah membuka mata terhadap lingkungan. Ada banyak
permasalahan dan fenomena di sekeliling kita yang akan memantik ide dan
gagasan. Begitu kita memiliki komitmen terhadap permasalahan, ide kita akan
mengalir deras.
Asalkan kalian tahu, ada banyak banget hal disekeliling kita yang bisa jadi sumber inspirasi, tapi berhubung kitanya cuek dan terlalu apatis, makanya kelewat gitu aja idenya.
Sebelum menulis, hal yang menurut kk paling penting kita miliki lagi adalah motivasi.
Motivasi dan visi hidup memang mendapat perhatian sangat besar. Jika Anda orang yang memiliki motivasi sangat tinggi, tidak
ada yang tidak mungkin untuk Anda pelajari, tidak ada yang tidak mungkin untuk
kamu kuasai.
Jika kita penuh motivasi maka kita akan cenderung memiliki percaya diri
dan efikasi diri tinggi. Apakah efikasi diri itu? Secara sederhana, efikasi diri
merujuk pada keadaan ketika seseorang memiliki keyakinan yang sangat kuat
untuk dapat menguasai sesuatu dengan baik melalui proses belajar, meskipun saat
ini ia belum menguasai. “Jika saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk dapat
menulis, insya Allah, saya akan dapat menguasainya dengan baik.”
Inilah keyakinan yang apabila ada pada diri kita akan membuat kita sangat
bergairah mempelajari segala sesuatu yang menarik perhatian, termasuk menulis.
Maka sebelum kita lebih jauh belajr hari ini, sama-sama kita tanyakan,
Mood atau keinginan!?
Komitmen atau tuntutan?
Pelarian atau kesenangan?
Sama-sama kita renungkan😄😊
Menulis novel itu sedikit berbeda dengan menulis puisi, cerpen, atau yang lainnya.
Penulis novel itu mata hati, mata rasa, dan mata cakrawala ilmunya dituntut untuk jauh lebih tajam dan dalam.
Orang yang menulis novel hatinya harus lebih halus dan fleksible dalam meraskan segala bentuk perasaan. Rasa dan instingya harus lebih peka dalam menokohkan penokohan kepada karakter yang dihidupkannya. Dan juga tentu cakrawala pengetahuannya lebih luas, karena penulis novel akan menjalani sebuah skenario perjalanan yang terkadang ia sendiri tak tahu, apa yang akan terjadi selanjutnya dalam cerita yang digoreskannya.
Sebelum kita masuk dalam pembhasan lebih jauh.
Coba coretkan dalam Lima menit saja sebuah deskripsi tentang sebuah keadaan.
Keadaannya seperti ini.
_Ruangan_
_Penculikan_
_Takut_
Kemampuan dan nalar kita dalam menggali segala unsur cerita bisa tergambar di sini.
*Silahkan mulai*
Contoh punya kaka;
Entah disebut apa tempat itu. Ruangan itu hanya sepetak. Jendela dan ventilasinya tertutup rapat. Pengap, bau, dan gelap. Barang-barang berantakan, berhamburan seperti kapal pecah. Lampu redup di tengah ruangan itu sengaja dinyalakan. Memantulkan bayangan dua orang lelaki yang terduduk lemas. Tubuh mereka lebih mirip kayu lapuk, pasrah, benar-benar tidak berdaya. Dua tangan mereka terikat, mulutnya tersumbat sobekan kain lap yang berdebu. Di depan mereka, seorang lelaki tegap memikul senapan type A-40 sembari menodongkan senapannya ke arah dua orang lelaki yang disanderanya. Dua orang yang terikat itu berusaha memberontak, melawan dengan sekuat tenaga. Namun setelah perlawanan sia-sia itu, satu pukulan dengan gagang senjata bersarang tepat dipelipis salah satu dari tawanan
Dari sebuah pintu reyot, masuk lah seorang lelaki lain dengan perawakan tubuh tidak terlalu tinggi masuk. Mukanya berbeda dengan lelaki Mesir tadi. Tampaknya laki-laki barusan bukan keturunan Mesir. Guratan wajahnya lebih mirip seperti dua tawanan tersebut.
minta narasinya bisa dikirimkan ke kaka ya😄
Ingat. Penulis novel, cerpen dll itu mata pikirnya harus lebih tajam.
Ketika ia diperintahkan untuk mendeskripsikan sebuah batu yang tergeletak di atas meja, seorang penulis novel tidak hanya terpaku pada batunya saja atau mejanya saja. Tapi lebih dari itu. Semua unsur yang ada mengelilingi benda tersebut akan benar2 dilahap habis oleh sang penulis. So than, perlebar mata pikir kita agar mampu menggambarkan saegalanya secara mudah dan jelas😄😄
Hahah iyaa😄😄
Kenapa kaka tantang dengan melibatkan batasan wktu?
Sama, kk juga dulu gitu ketika diajarkan mentor menulis kaka.
Novel pertama kaka selesaikan dalam satu bulan. Novel kedua(Terbit bentar lagi insya Allah hhe) dalam tiga minggu.
Dan itu semua berawal dari 5 menit, 10 menit dll
Ada dalam sebuah Ruangan Yang berukuran kecil Berada dlm Sebuah kegelapan Yang Hampa,seperti sebuah Tempat dimna Cahayapun enggan Merayap masuk kedalamnya..
Sebuah Cerita Yang Pada masanya sangat Sadis Untuk dibayakngkan Bahkan diceritakan oleh seorangpun..
Tempat Dimna Seorang Anak gadis Mungil yang Lucu dan sangat polos pernah Merasakan Pedihnya siksaan yang setiap detiknya mengahntuinya..
Berada Dalam KeKeluan Berfikir dan Kebisuan Hati dalam Dinginnya malam Hanya Rintihan dan Bentakan Sang Arogan Yang Menculiknya dan Membuatnya Jauh dri kata Baik baik saja..
Ia Tergulai lemas,rasa Takut,Cemas, serta Dinginnya Angin yang mnjadi teman disetiap Malmnya dan Selembar pakaian Yang ia pakailah,Hanya itu..
Hanya itu yang Menjadi saksi bisu betapa Sesaknya Gadis itu ..
Tanpa daya Hanya Hati yang Ia kuatkan agar ttp percaya Kebesaran Sang Illahi itu Akan ada..
-Meifah triana-
Nah ini sudah ada kiriman dari salah satu teman kita;😊
Bagus banget,
Tapi ada sedikit perbaikan.
Pertama; banyaknya kata2 "nya" menunjukkan bahwa narasi yang diletakkan penulis masih belum terlalu luas dan liar. Sehingga cenderung kalimatnya gagal menghidupkan sebuah narasi dan deskripsi lain yang juga memiliki nyawa. Jangan hanya terpaku pada satu anak narasi ya.
Ok kita skip dulu yaa😄😄
Intinya bumbu pertama yang harus kita taburkan ke dalam calon hidangan kita adalah; apa yang kita tulis itu untuk apa?
Untuk siapa?
Apa pesan dan amanah yang ingin kita sampaikan? Lalu tinggal bagaimana kita menyampaikan
Kita harus tahu terlebih dahulu tujuan2 ini. Kalau ngga, selamat berjalan-jalan ria dalam narasi ide dan gagasan yang tidak diketahui muara pulangya🤭🤭🙏😄
Setelah kita mulai serius untuk benar-benar menulis secara profesional.
Maka ingat!
Menulis bukan sekedar bermain kata-kata. Menulis merupakan proses
untuk menuangkan gagasan dan gagasan lahir dari pengetahuan.
Sesungguhnya pengetahuan melahirkan keteraturan berbahasa, sedangkan
kuatnya tujuan dan komitmen membangkitkan ketajaman kata. Jadi, agar tulisan kita mengalir, kita perlu memperkaya pengetahuan.
Jika kita tidak memiliki pengetahuan lalu apa yang akan dituliskan? Kita
perhatikan tulisan mahasiswa fakultas ekonomi berikut ini.
-___--
_Pemerintah menghadapi masalah dalam pemilu tahun ini. Banyak kader
partai politik menyalahi aturan kampanye, terutama partai-partai besar. Mereka
menganggap dirinya berkuasa sehingga menimbulkan banyak kerusuhan.
Sementara itu uang-uang palsu mulai beredar di pasaran. Banyak pedagang kecil
di pasar menerima uang palsu sebagai alat tukar pembelian. Mereka kebanyakan
orang-orang polos dan sulit membedakan uang kertas asli dan yang palsu._
____-
Ambigu bukan?
Pembaca akan kesusahan untuk menangkap isi tulisan di atas. Tidak jelas
apa yang sebenarnya akan disampaikan. Kenapa bisa terjadi? Kurangnya
pengetahuan membuat ide kita kurang mengalir dan cenderung berbelit-belit.
Masih ingat apa yang diajarkan guru kita ketika pelajaran menulis. Kebanyakan
guru-guru menulis menyodorkan sejumlah tema klise; berkunjung ke rumah
nenek, bertamasya ke kebun binatang, dan sebagainya. Apa yang terjadi pada
siswa yang tinggak serumah dengen neneknya? Apa yang terjadi pada siswa yang
tidak tidak pernah bertamasya ke kebun binatang? Tentu mereka akan kesulitan
untuk menuliskan tema-tema di atas. Kenapa? Mereka tidak memiliki
pengetahuan tentang tema-tema tersebut.
So than,
Apa yang harus dipelajari. Pertama, ilmu-ilmu yang terkait dengan bidang
yang akan ditulis. Ilmu-ilmu tersebut dapat diperoleh melalui membaca. Oleh
karena itu, setiap penulis haruslah pembaca yang hebat. Kedua, ilmu-ilmu tentang
menulis. Kalau ingin tulisan kita terdiri dari kalimat-kalimat yang kuat maka kita
perlu belajar cara menyusun kalimat yang baik. Agar tulisan kita tersusun secara
sederhana dan berbobot maka kita perlu belajar logika bahasa.
______
Jadi satu2 nya cara untuk menambah pengetahuan adalah dengan membaca atau secara langsung terjun menyentuh pengalaman tersebut.
Jadi kita sama-sama nanya nih, kita pengen jadi penulis yang bagus, udah jadi pembaca yang bagus belum?
Ok lanjut ke bumbu kedua ya😄🙏
"Second"
Novel yang baik adalah novel yang mampu menyesatkan pembaca dalam setiap unsur ceritanya; terkhusus pada KONFLIK ALUR dan PENOKOHAN
Kemampuan ini betul2 harus dimatangkan oleh sang penulis untuk membuat sebuah cerita yang menarik.
Ok, coba kita ramu lagi sedikit cerita ya!
Laki-laki tua
Malam takbiran
Teriakan
Penyesalan
____
Contoh dari tulisan kaka
.
.
"Bakar! Bakar! Bakar!"
Gerombolan orang di malam takbiran begitu beringas. Seorang lelaki tua hanya bisa pasrah terdiam. Pelipis matanya robek, pipinya lebam kebiruan, wajahnya sudah tak lagi bisa dikenali. Dia mendekap dalam rengekan tangis. Orang-orang yang mengelilinginya begitu terlihat bersemangat untuk membunuhnya, melupakan kemuliaan malam kemenangan.
"Orang sepertimu sudah tidak layak untuk hidup! Dasar pembunuh, maling, perampok!" ujar seorang lelaki sembari menyiramnya dengan seember bensin, memprovokasi.
Teriakkan masa semakin menjadi. Firman tahu yang sebenarnya terjadi. Rekaman CCTV yang hilang malam tadi kini ada di genggaman tangannya. Firman mengejar waktu. Berusaha menyelamatkan seorang pemulung tua yang dituduh telah membunuh seorang bos perusahaan ternama di Ibu Kota.
Pemulung itu tergeletak pasrah, tidak mampu lagi melawan. Puluhan preman pasar berotot sudah sempurna melumpuhkannya. Firman dengan sepeda motornya datang tepat ketika bara api sudah menyala. Firman segera berlari, ke arah kerumunan masa.
"Jangan! Jangan! Orang itu bukan pelakunya! Bapak itu bukan pembunuh!" teriak Firman dengan sekuat tenaga. Seseorang preman yang melihat Firman datang ingin berusaha langsung memukulnya mundur, mendorongya jatuh terpelanting ke belakang kerumunan.
"Menyingkir Kau anak ingusan kalau tidak ingin ikut terbakar!" hardik seorang preman. Firman diludahi. Dijauhkan dari kerumunan. Orang-orang itu sama sekali tidak mendengarkannya.
"Bakar! Bakar! Bakar" teriakan mereka semakin menjadi. Kalap terdengar mengalahkan gema takbir yang bersahutan dari satu surau ke surau lainnya.
Firman terduduk lemas. Mencoba bangkit dan berdiri. Kemudian tertatih-tatih kembali ke sepeda motornya. Pasrah pada keadaan, lelah memperhatikan takdir orang lain.
"Apakah aku akan membiarkan penyesalan menjadi teman hidup bagi orang-orang itu?" isak batinnya dalam hati. Ia sempat berpikir untuk acuh tak acuh. Kemudian hatinya perlahan terbakar. Mengutuk semua orang yang hadir saat itu. Memutuskan sesuatu. Hanya sepersekian detik saja, keputusan itu menyelamatkan segalanya.
Booommmmm
Terdengar ledakan keras yang mengagetkan semua orang. Itu Firman, tangannya sempurna menyalakan sebuah mancis. Meledakkan dan membakar sepeda motornya yang sudah hangus terbakar oleh api. Kali ini semua orang terdiam memandang Firman dan sepeda motornya yang hangus terbakar, melupakan pemulung tua yang sedetik lalu hampir hangus terbakar.
"Kalian hewan! Kalian bajingan! Dimana hati nurani kalian?! Dimana rasa kasihanmu?!" teriak Firman kesetanan, tepat ketika semuanya tak ada lagi yang mampu berkata-kata.
Firman berjalan ke arah kerumunan itu.
"Di sini, direkaman ini. Kalian akan tahu betapa mulianya pemulung yang hampir kalian bakar!" teriak Firman diujung suaranya.
“ Jika saja aku tidak lebih cepat dari ini, maka seumur hidup kalian akan disiksa oleh penyesalan.”
Sebelum masuk ke diskusi,
Jangan lupa diingat, unsur trpenting dalam Novel fiksi itu tujuan dan cara penyampaian yang jelas. Lalu konflik dan alur yang menarik dan susah diduga. Kemudian tokoh dan penokohan yang kuat dan berkesan😄😄☺☺
Dikit demi sedikit dulu kita belajarnya ya,
Semoga bermanfaat😄
Oh iya, biasakan menulis dengan target waktu kalau mau mulai menulis secara profesional ya
Sesi tanya jawab:
Sesi pertama
pertama
*Nama : M. Luthfi Abdurahman*
*Asal : Pontianak*
*Pertanyaan : Apa perbedaan antara novel fiksi dan non fiksi dan dimana letak kesulitan dari penulisan kedua novel tersebut? Dan bagaimana teknik menulis novel agar setiap kalimat yang tersemat dapat tertata dengan rapi?*
kedua
Dengan format di bawah ini 👇🏻
Assalamu'alaikum😊.
*Nama:* nabila qotrunnida
*Asal:* dki jakarta
*Pertanyaan:* gimana sih ka cara ngelawan moodyan itu? Aku sering banget nulis puisi tapi kalo aku ga lagi sedih aku bener bener gabisa nulis puisi lagi. Kaya, ah yaudahlah nnti aja klo lg galau.
ketiga
*Nama:* Chandra Halim
*Asal:* Banjarmasin, Kalimantan Selatan
*Pertanyaan:*
Assalamualaikum ka Kamal..
Mau nanya ka
Kaka kan skrg jdi penulis nih..
Ap yg buat kaka jd seorang penulis, pdhl kan kaka sekolah kuliah belajar di negeri orang, tp kaka bisa bikin sdh satu buku lg. Apakah tdk mengganggu proses belajar kaka disana.. Atau ad khusus pembagian waktunya..
Aplgi kan kaka menulis buku motivasi tuh, ap kesusahan kaka pd saat pembuatan agar orng yg baca bisa meresapi, bisa termotivasi, biar gak salah phm.. Atu bgaimana
.
Dan ka apakah orang yg memiliki jiwa, atau bisa dibilang kutu buku atau apa aj ka yg bisa jdi seorang penulis,
..
Karena sy stlh baca buku kka jd waahh termotivasi sekali..
Termotivasi jg jd mau bikin buku, atau novel gitu..
Terimakasih ka atas jwabannya..
Salam kangen dri Banua Banjar hehe..
Mdhn kwa btamuan, uln hdngi di sabilal ka lah hehe
Sesi kedua
pertama
Dengan format di bawah ini 👇🏻
Assalamu'alaikum😊.
*Nama:* M. Fazar Taufik
*Asal:* SMKN 1 KOTA CILEGON
*Pertanyaan:* saya orang yang terlalu berlebihan ketika gagal, saya orang yang takut memulai lagi dikarenakan orang sekitar tidak menghargai setiap proses saya, pertanyaan nya bagaimana menanggapi kegagalan yang saya alami dan bagaimana cara memulai untuk percaya diri dengan diri saya sendiri..
kedua
Dengan format di bawah ini 👇🏻
Assalamu'alaikum😊.
*Nama:* Abdul halim
*Asal:*Deli serdang
*Pertanyaan:* apasih kiatnya agar kita percaya diri bahwa tulisan kita layak di terbitkan?
Thanks
ketiga
Assalamu'alaikum😊.
*Nama:* Malisa
*Asal:* Lombok
*Pertanyaan:* Kak, dalam menulis tentu saja kita membutuhkan banyak latar tempat. Namun, disini saya tidak memiliki wawasan yg mumpuni dan deskripsi secara spesifik dalam prihal tempat misalnya didaerah lain di Indonesia terlebih luar negeri. Saya rasa hendaknya saya mengetahui lebih luas tentang hal tersebut terlebih dahulu karena jika hanya menggunakan latar tempat seperti di daerah maupun lingkungan tempat saya tinggal itu tidaklah cukup. Jika ingin mencari lewat internet pun saya merasa belum puas. Hal tersebut yg membuat saya cenderung stuck dalam menulis. Dan saya berpikir mungkin saya akan lanjut menulis kita mempunyai pengalaman tentang beberapa tempat. Bagaimanakah solusi dari permasalahan yg saya hadapi ini? Mohon sarannya kak.. Terima kasih
Sesi ketiga
pertama
*Nama* : Een Vicka Widiya Putri *Asal* : Lampung *Pertanyaan* : Kak Untuk menulis perlu kah kita senantiasa memiliki target misalnya dalam sehari menciptakan satu puisi,atau nasehat" lainnya ?
kedua
Dengan format di bawah ini 👇🏻
Assalamu'alaikum😊.
*Nama:*nur rokhim
*Asal:*ngawi iain ta
*Pertanyaan:*kak bagaimana caranya membangkitkan rasa tidak malas untuk menulis dan apa tips dan trik ,serta bagaimana menciptakan judul yang menarik dan menjadi daya tarik yng baik
ketiga
.Assalamu'alaikum warahatullahi wabarakaatuh..🍃
Izin bertanya kak..
Lusiana R.
Lampungf
* Mana yang lebih baik dari pemikiran berikut jika kita ingin mengikuti Lomba-lomba kepenulisan?..
- Ingin membuktikan eksistensi diri dan menjadi pemenang, dan harus jadi pemenang. Swhingga menimbulkan banyak kekecewaan kalau kita kalah atau
- Ingin menguji kemampuan diri, tak peduli apapun hasilnya.. Yang penting mencoba..
Atau barangkali Kak Kamal punya pemikiran yang lebih baik dari pada ini?..
Mohon motivasinya kak.. 🙏🏻
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.. 🍃
Closing:
😊😊Agar kemampuan menulis kita terasah maka jangan malas untuk belajar dan
mencoba. Belajarlah menuangkan gagasan. Jangan pernah menyerah ya😊😊
0 $type={blogger}:
Posting Komentar