Resume Kulwap 3: "Bahasa Cinta untuk Ananda"

Oleh : Iin Savitry, *Bunda Bidadari*

Serial Kulwap Pengasuhan Anak Muslim

Materi 3 : *Bahasa Cinta Untuk Ananda*

Bismillah.

Sebagai orangtua beriman, kita semua sudah paham bahwa  tugas utama kita di dunia adalah mempersiapkan buah hati kita untuk mampu dan sukarela menjalani peran peradabannya sebagai hamba Allah di muka bumi ini.

Namun tugas mulia ini tak mudah dijalani.
Lalu, sebagai 'orangtua biasa' yang dikaruniai buah hati luar biasa di rumah kita, apa yang bisa dan harus kita lakukan?

Allah telah memberi kita banyak petunjuk di ayat-ayat cintaNYA. Diantaranya tertera di surah *Al Baqarah QS :151*. Ayat cinta Allah ini memberitahukan kepada kita, langkah apa yang _harus_ dan _bisa_  kita lakukan untuk *menumbuhkan fitrah keimanan* dan *fitrah belajar* di dalam diri ananda tercinta, sejak ananda masih dalam kandungan hingga mereka aqil baligh.

Bagi orangtua, 'cukup' dengan menjalani dua tugas secara konsisten, maka Allah akan selesaikan sisanya.
1. *Bacakan Alquran ke anggota keluarga (pasangan dan buah hati)*
maka 🔜 Allah akan menyucikan jiwa bagi pembaca dan pendengarnya.
2. *Sampaikan kisah imani dalam Kitab (kisah-kisah di Alquran) dan Sunnah (hadits nabi, siroh nabawi)*
maka 🔜Allah akan ajarkan ilmu yang sebelumnya tak kita ketahui.

Itulah pesan penting bagi orangtua dari QS 2:151.

Penemuan ilmiah terkini pun menyebutkan bahwa kaum ayah butuh menyampaikan sekitar 7000 kata/hari. Sedangkan bunda sekitar 20.000 kata/hari.

Jadi, sebagai orangtua, kualitas keimanan kita bisa dilihat dari bobot ucapan kita _kepada ananda_

Kembali ke Alquran, jika kita renungkan ayat-ayat cinta ini, kita akan menemukan berbagai jenis ucapan yang Allah contohkan untuk kita ikuti.

Saya menyadari, dalam menjalani misi kami  berkeluarga dengan target *Menjadi Ayah Artis, Bunda Bidadari dan Anak Bintang*, juga menjadi *Ibunda Para Ulama*,  salah satu tugas utama saya adalah mempersiapkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar ke anak-anak.

Maka, untuk mempermudah  'tugas kami' saya memilih 3 jenis ucapan yang perlu dilatih ketika kami, ayahbunda, berbicara kepada mereka.

Ketiga ucapan ini akan membantu para ayahbunda (khususnya kami) untuk mengeluarkan *kebutuhan berbahasa*nya *kepada buah hati*  dengan cara yang Allah sukai.

Ketiga ucapan itu adalah :
1. *Qaulan sadiidan* ( surah Annisa QS 4:9). Perintah Allah untuk bertakwa dan  *berkata yang benar* ditujukan kepada orangtua yang khawatir dan risau akan bagaimana menjawab pertanyaan Allah akan titipan buah hatinya. Ini perintah untuk orangtua beriman yang takut akan pertemuan dengan Tuhannya.

2. *Qaulan tsaqiilan* (Surah Al Muzammil QS 73:5)  Ini adalah *perkataan yang berat bobot iman*nya. Perintah Allah kepada nabi Muhammad saw ini menjadi sunnah utama para pengikut ajaran nabi Muhammad saw yang setia. Karena nabi Muhammad saw  'hanya' mewariskan Alquran dan sunnah kepada kita umatnya, maka menjadi 'kewajiban' kita untuk menjaga warisan itu sebaik mungkin.
Perhatikan syarat yang Allah berikan agar kita diberi qaulan tsaqiilan ketika berucap kepada keluarga (juga orang lain)... *dengan menghidupkan malam* dan *membaca Alquran dengan tartil* di waktu terbaik itu.

3. *Qaulan layyinan* ( Surah Thaha QS 20:44). Perintah berucap dengan *perkataan yang lemah lembut* disampaikan dalam kisah Nabi Musa as yang diminta untuk mendakwahi Firaun yang zhalim, dengan harapan ia sadar atau takut dengan kekuasaan Allah. Perhatikan pesan penting dari kisah ini. *Pesan tauhid* harus *disampaikan dengan lemah lembut*, agar *menyentuh hati dan kesadaran* pendengarnya.
Jika kepada Firaun yang sangat zhalim saja Allah perintahkan untuk berkata yang lemah lembut, tentu kepada buah hati kita yang masih dalam pengasuhan harus lebih lembut lagi.

Jika kita mau serius berlatih untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kata kepada anak, dengan berpegang kepada ketiga jenis ucapan di atas, insyaAllah kita akan lebih mudah *membangun kelekatan dan kedekatan*  kepada anak.

Perkataan yang mengikat hati anak akan memudahkan anak kita menjalani peran utamanya sebagai anak: *berbakti kepada orangtua*.

❗Perhatikan syarat-syarat yang harus dipenuhi orangtua dalam melatih ketiga ucapan qurani di atas:

*1. Membacakan Alquran kepada anggota keluarga*
*2. Berkisah tentang isi Alquran dan sosok Alquran berjalan*
*3. Bangun malam dan menghidupkan malam dengan tilawah alquran secara tartil*
*4. Memiliki simpanan kosakata yang 'lemah lembut' untuk menyampaikan pesan-pesan tauhid kepada anak*

Jika kita landasi upaya kita ini sebagai _*bentuk ketaatan kita kepada Allah*_ ,  maka inilah yang disebut sebagai *Bahasa Cinta Untuk Ananda*.
Karena sebelum mengobrol dengan buah hati  kita akan berdoa agar Allah membimbing lisan kita dalam menyampaikan pesan imani.
Karena kita berharap agar di setiap ucapan kita akan menumbuhkan rasa *cinta kepada Allah* dalam diri buah hati kita....

❓Indikatornya?
• Perhatikan binar mata mereka.
• Perhatikan raut wajah mereka.
 • Perhatikan sikap dan perilaku mereka.

Anak yang sering diberikan *bahasa cinta* oleh ayahbundanya, insyaAllah akan bertumbuh menjadi anak yang cerdas dan santun dalam berbahasa.
Bagaimana tidak? Karena pendengaran mereka dipenuhi dengan *bahasa qurani...bahasa cinta*

Karena Alquran adalah perkataan Allah yang diberikan untuk kita, hambaNya yang terpilih.

*Dari pendengaran, turun ke hati*

Itulah bahasa cinta.

Itulah *cahaya Alquran*  yang _menjelma ke dalam setiap ucapan dan perilaku_

❓Bagaimana agar kita bisa konsisten melatih diri dengan ucapan-ucapan terpilih itu?

*Biasakan berdoa sebelum menyampaikan pesan ke anak*.  Coba renungi makna dan amalkan doa indah dari Nabi Ibrahim yang Allah abadikan di *surah Asy Syuara QS 26:83-85*.

Saya menamakannya *Doa Berkata Baik*.

Doa ini dahsyat. Berharap ucapan baik yang kita sampaikan membekas hingga ke generasi selanjutnya, dan membawa kita ke surga. Masya Allah.

Selamat merenung, bertobat dan bersungguh-sungguh berusaha *menjadi orangtua* yang setiap *ucapan dan nasihatnya dirindukan oleh buah hati* ,  sahabat.

Semoga Allah senantiasa membimbing hati, lisan dan perbuatan kita sebagai orangtua yang Allah ridhoi aamiin.

Allahu a'lam bishshawab.

Sesi diskusi
Assalaamu'alaykum mentemen
materi skrg ttg bahasa cinta
euleuh..gaya amat istilahnya, bahasa cinta
karena emang modalnya cinta
baru kita bisa berbahsa dg tepat ke anak
Nah, buat menghidupkan fitrah keqowwaman di diri anak, kan butuh bahasa yang TEPAT.
Bahasa yang MENGGUGAH, yang MENGUATKAN, yang MENGGERAKKAN.
Bukan bahasa yang menakut-nakuti jadi akhirnya bikin anak kita mundur, males dna menolak...jadinya ga semangat.
Efek dari bahasa cinta adalh berhasil MENANTANG ANAK untuk berlatih memilih sendiri level. keqowwamannya..sejak ia masih belia
Nah, kita nih kudu milih kualitas bahasa kita.
Caranya cuma satu, dekati pemilik bahasa terbaik: Allah.
Mau bahasa kita bagus?
Bukan dg banyak baca buku bagus...
tapi dg mendekat ke Allah, lewat rutin tilawah Alquran dan membaca maknanya
Dari situ..baru nanti Allah akan buka hikmah2 dari buku2 lain yang kita baca.
Nanti Allah yang akan arahkan lisan kita untuk menyampaikan pesan iman yang 'berat di dada.
bahasa yang cahaynya tembus sampai ke hati anak.
diterima sebagai *cahaya oleh hati mereka*.
Itulah bahasa seorang Ibu.
yang berusaha menjadikan Alquran sebagai bacaan dan ucapan utamanya.  Coba deh.
Jadi pesan2 qowwamah yang begitu berat, mudah diserap oleh jiwa anak2 yang jernih...karena kita menyampaikannya dengan CINTA.
Karena kita MEMBUKTIKAN ucapan kita.
Seperti shalat, ga usah ribet nyuruh anak shalat...rutin aja shalat di dekat anak, sering ajakin dia shalat..nanti juga dia akan ikuti kita.
Juga dg tilawah...rutin penuhi mata dan telinganya dg aktivitas tilawah kita.
Itu akan dominan mengisi jiwanya kan?
Sama seperti latihan keqowwaman..
rutin kita tunjukkan dan AJAK anak melakukan hal2 baik itu sejak usia dini...berikan ekspresi wajah terbaik ( wajah arrahmaan, arrahiim, asysyakuur) ketika sedang *pamer kesolihan* dan *berkisah kebaikan*  itu di depan anak.
Contohnya, saya mengamalkan 3 bahasa cinta itu ke anak2 smpi sekarang lho.
 Kalau cerita ttg keterampilan hidup sbg pemimpin, saya menekankan ttg keistimewaannya..ttg kehebatannya...ttg sisi super hero sbg orang terpilih.
jadi anak2 sejak kecil tuh BANGGA kalau bisa melakukan apa2 sendiri.
Dan saya PUJI tiap mereka bisa melakukan hal baik sekecil apa pun.
Terua saya tantang mereka untuk naikin level kemampuannya.
Mereka saya suruh pilih level sendiri, saya beri indikator2nya.
Efeknya? alhamdulillah, ketika saya beri 'aturan' agar mereka mau menyelesaikan pekerjaan mengurus rumahnya dulu sebelum main/belajar ke luar rumah, mereka jauh lebih mudah menerima dna menjalani.
Karena mereka sudah disiapkan dengan baik KONDISI HATInya..

0 $type={blogger}:

Posting Komentar