The Power of "Husnudzon"

Ada satu hal menarik yang saya simpulkan setelah melihat tayangan motivasi. Para motivator  adalah mereka yang sanggup mengolah kata-kata menjadi bara semangat bagi yang mendengarnya. Selalu ada kalimat bernada positif yang mereka sampaikan. Jika apa yang diucapkan adalah cerminan pikiran, maka bolehlah kita berasumsi bahwa isi kepala mereka hanyalah hal-hal yang positif. Atau setidaknya para motivator berusaha menanamkan hal tersebut ke dalam diri mereka. Sebab bagaimana mungkin seseorang dapat memotivasi orang lain jika diri mereka sendiri rapuh? Namun sebaliknya, ketika seorang motivator berhasil menanamkan nilai-nilai positif kepada audien, mereka juga akan terpengaruh dengan sinyal positif yang dipancarkan. Hal inilah yang juga saya alami saat saya menyampaikan kisah inspiratif atau kalimat yang memotivasi para siswa saat sesi bina kelas. Ada semacam energi positif yang juga merasuki saya kala itu. Maka, izinkanlah saya menyebutnya sebagai "The Power of Husnudzon". Ya, husnudzon yang artinya berbaik sangka kepada Allah SWT.

Seorang motivator, terlepas apapun agamanya, sejatinya bersandar pada nilai-nilai kebaikan. Bahkan jika ia adalah seorang muslim, kata-kata indah nan menggugah itu sudah termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an. Betapa Al-Qur'an memberikan banyak hikmah dan pelajaran melalui kisah-kisah orang terdahulu. Dan terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang berpikir. Kembali kepada "The Power of Husnudzon". Mengenai hal ini, Allah sudah menyatakan bahwa IA bertindak sesuai prasangka hambaNya. Rasulullah SAW bersabda, "Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba padaKu." (Muttafaqun 'alaih). Jika hambaNya berpengharapan baik kepadaNya, niscaya hal itulah yang akan ia dapat. Begitu pun sebaliknya. Maka, Al-Qur'an adalah motivator sejati. Ayat cintaNya ini mengajarkan kita untuk menanamkan pikiran positif dan menghalau rasa was-was. Jadikanlah ia pedoman untuk memotivasi agar hidup bahagia dunia-akhirat!

0 $type={blogger}:

Posting Komentar