Surat Cinta Ramadhan

Dear Hamba Allah,

Ingatkah engkau jika 70 hari lagi kau akan bertemu denganku? Apa kau merasa bahagia? Api neraka akan diharamkan bagimu bila kau bersuka cita menyambutku. Ataukah kau malah berduka? Menganggapku sebagai beban sebab harus menahan lapar dahaga di siang terik. Lalu sudahkah kau persiapkan bekal untuk bersua denganku? Atau akankah kau lewati hari-harimu bersamaku dengan tangan hampa? Bukankah panutanmu, Rasulullah SAW, menganjurkanmu untuk memperbanyak doa saat sudah mendekatiku?(1) Manusia mulia itu juga melatih ruhiyahnya dengan menahan nafsu menjelang kedatanganku.(2) Belum lagi persiapan fisik(3), harta(4) dan ilmu(5). Apakah hal-hal itu juga yang kau persiapkan? Atau apakah aku hanya kau sambut gembira saat bedug menjelang dan hari raya datang? Padahal saat kepergianku itu para malaikat saja menangisiku. Mereka bersedih sebab kehilangan hari-hari dimana kau beribadah dengan begitu syahdu. Tapi kau malah asyik tertawa dan tak memaknai kehadiranku. Kuharap kau tak lalai dengan kedatanganku kali ini. Sehingga kau dapat menjadi lebih takwa 11 bulan sesudahku.

Salam,
Ramadhan Karim

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Note:
(1)“Ya Allah berkatilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan” (HR. Ahmad & At-Tabrani).
(2) Aisyah pernah berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban." (HR. Bukhari).
(3) Dari sahabat Abu Hurairah, kita diingatkan sabda Rasulullah, “Mu ’min yang kuat lebih dicintai Allah dari mu’min yang lemah." (HR. Muslim).
(4) Dalam shahihain, dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari no. 3554 dan Muslim no. 2307).
(5) Mu’adz bin Jabal r.a berkata: “Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas, ”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya."

0 $type={blogger}:

Posting Komentar