Di bawah ini beberapa
langkah efektif untuk menghafal Al Qur’an yang disebutkan para ulama,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengikhlaskan niatnya hanya karena Allah saja.
Dengan niat ikhlas,
maka Allah akan membantu anda dan menjauhkan anda dari rasa malas dan bosan.
Suatu pekerjaan yang diniatkan ikhlas, biasanya akan terus dan tidak berhenti.
Berbeda kalau niatnya hanya untuk mengejar materi ujian atau hanya ingin ikut
perlombaan, atau karena yang lain.
2.
Melakukan Sholat Hajat
dengan memohon kepada Allah agar dimudahkan di dalam menghafal Al Qur’an.
Waktu sholat hajat ini
tidak ditentukan dan doa’anyapun diserahkan kepada masing-masing pribadi. Hal
ini sebagaimana yang diriwayat Hudzaifah ra, yang berkata :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا حزبه أمر صلى
“ Bahwasanya Rasulullah
saw jika ditimpa suatu masalah beliau langsung mengerjakan sholat. “
Adapun riwayat yang
menyebutkan doa tertentu dalam sholat hajat adalah riwayat lemah, bahkan
riwayat yang mungkar dan tidak bisa dijadikan sandaran. ()
Begitu juga hadist
yang diriwayatkan Ibnu Abbas ra yang menjelaskan bahwa Rosulullah saw
mengajarkan Ali bin Abu Thalib sholat khusus untuk meghafal Al Qur’an yang
terdiri dari empat rekaat , rekaat pertama membaca Al Fatihah dan surat Yasin,
rekaat kedua membaca surat Al Fatihah dan Ad Dukhan, rekaat ketiga membaca
surat Al Fatihah dan Sajdah, dan rekaat keempat membaca surat Al Fatihah dan Al
Mulk, itu adalah hadist maudhu’ dan tidak boleh diamalkan. Sebagian ulama lain
mengatakan bahwa hadist tersebut adalah hadits dhoif.
3. Memperbanyak do’a untuk menghafal Al Qur’an.
Do’a ini memang tidak
terdapat dalam hadits, akan tetapi seorang muslim bisa berdo’a menurut
kemampuan dan bahasanya masing-masing. Mungkin anda bisa berdo’a seperti ini :
اللهم وفقني لحفظ القرآن الكريم ورزقني تلاوته أناء الليل وأطراف النهار على
الوجه الذي يرضيك عنا يا أرحم الراحمين .
“ Ya Allah berikanlah
kepada saya taufik untuk bisa menghafal Al Qur’an, dan berilah saya kekuatan
untuk terus membacanya siang dan malam sesuai dengan ridhal dan tuntunan-Mu ,
wahai Yang Maha Pengasih “.
4. Menentukan salah satu metode untuk menghafal Al
Qur’an.
Sebenarnya banyak
sekali metode yang bisa digunakan untuk menghafal Al Qur’an, Masing-masing
orang akan mengambil metode yang sesuai dengan dirinya. Akan tetapi di sini
hanya akan disebutkan dua metode yang sering dipakai oleh sebagian kalangan,
dan terbukti sangat efektif:
·
Metode Pertama : Menghafal per satu halaman (menggunakan Mushaf Madinah).
Metode Pertama : Menghafal per satu halaman (menggunakan Mushaf Madinah).
Kita membaca satu
lembar yang mau kita hafal sebanyak tiga atau lima kali secara benar, setelah
itu kita baru mulai menghafalnya. Setelah hafal satu lembar, baru kita pindah
kepada lembaran berikutnya dengan cara yang sama. Dan jangan sampai pindah ke
halaman berikutnya kecuali telah mengulangi halaman- halaman yang sudah kita
hafal sebelumnya.
Sebagai contoh : jika
kita sudah menghafal satu lembar kemudian kita lanjutkan pada lembar ke-dua,
maka sebelum menghafal halaman ke-tiga, kita harus mengulangi dua halaman
sebelumnya. Kemudian sebelum menghafal halaman ke-empat, kita harus mengulangi
tiga halaman yang sudah kita hafal. Kemudian sebelum menghafal halaman ke-lima,
kita harus mengulangi empat halaman yang sudah kita hafal. Jadi, tiap hari kita
mengulangi lima halaman : satu yang baru, empat yang lama. Jika kita ingin
menghafal halaman ke-enam, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman
sebelumnya, yaitu halaman dua, tiga, empat dan lima. Untuk halaman satu kita
tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali. Jika kita ingin menghafal
halaman ke-tujuh, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya,
yaitu halaman tiga, empat, lima, dan enam. Untuk halaman satu dan dua kita
tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali, dan begitu seterusnya.
Perlu diperhatikan
juga, setiap kita menghafal satu halaman sebaiknya ditambah satu ayat di
halaman berikutnya, agar kita bisa menyambungkan hafalan antara satu halaman
dengan halaman berikutnya.
·
Metode Kedua : Menghafal per-ayat, yaitu membaca satu ayat yang mau kita
hafal tiga atau lima kali secara benar, setelah itu, kita baru menghafal ayat
tersebut. Setelah selesai, kita pindah ke ayat berikutnya dengan cara yang
sama, dan begiu seterusnya sampai satu halaman. Akan tetapi sebelum pindah ke
ayat berikutnya kita harus mengulangi apa yang sudah kita hafal dari ayat
sebelumnya. Setelah satu halaman, maka kita mengulanginya sebagaimana yang
telah diterangkan pada metode pertama.
Untuk memudahkan
hafalan juga, kita bisa membagi Al Qur’an menjadi tujuh hizb ( bagian ) :
- Surat Al Baqarah sampai Surat An Nisa’
- Surat Al Maidah sampai Surat At Taubah
- Surat Yunus sampai Surat An Nahl
- Surat Al Isra’ sampai Al Furqan
- Surat As Syuara’ sampai Surat Yasin
- Surat As Shoffat sampai Surat Al Hujurat
- Surat Qaf sampai Surat An Nas
Boleh juga dimulai
dari bagian terakhir yaitu dari Surat Qaf sampai Surat An Nas, kemudian masuk
pada bagian ke-enam dan seterusnya.
·
Metode ketiga: Menghafal Al Quran Tanpa Menghafal
Misalnya:
Kita ingin menghafal salah satu surah pendek
dalam Al Quran yang memiliki jumlah ayat sebanyak 20 Ayat.
Caranya:
1. Baca ayat pertama dengan detil dan tartil,
kemudian ulangi lagi sebanyak 20 kali. Mungkin pada awalnya anda mengucapkannya
terbatah-batah tapi pada pengucapan yang ke 20 saya yakin insya Allah anda
sudah fasih mengucapkannya bahkan tanpa melihat lagi. Cukup membaca dan jangan
menghafal, apalagi memejamkan mata. (1x20)
2. Baca ayat kedua menggunakan metode yang sama yaitu dibaca sebanyak 20 kali.
Bila telah usai maka gabungkan ayat 1 dan 2. Jadi bacalah ayat pertama,
lanjutkan dengan ayat kedua kemudian ulangi lagi baca ayat pertama, lalu kedua.
Lakukan lagi membaca ini sebanyak 20 kali. ((2x20) +((1+2)x20)).
3. Baca ayat ke tiga menggunakan metode yang
sama yaitu dibaca sebanyak 20 kali. Bila telah usai maka bacalah ayat 1,2 dan 3
kemudian ulangi sebanyak 20 kali. ((3x20) + ((1+2+3)x20)).
4. Begitu juga dengan ayat ke 4. ((4x20) + ((1+2+3+4)x20)).
5. Pada ayat ke 5 juga anda lakukan cara yang sama. ((5x20) +
((1+2+3+4+5)x20)). Nah pada langkah ke lima ini anda simpan dulu apa yang telah
anda dapatkan. Dan saya yakin anda insya Allah telah dapat membaca ayat 1-5
dengan lancar tanpa melihat Al Quran lagi alias hafal, bahkan letak titik dan
komanya anda tau. Right?
5.
Memperbaiki Bacaan.
Sebelum mulai
menghafal, hendaknya kita memperbaiki bacaan Al Qur’an agar sesuai dengan
tajwid. Perbaikan bacaan meliputi beberapa hal, diantaranya :
a/ Memperbaiki Makhroj
Huruf. Seperti huruf ( dzal) jangan dibaca ( zal ), atau huruf ( tsa) jangan
dibaca ( sa’ ) sebagaimana contoh di bawah ini :
ثم —— > سم / الذين —- > الزين
b/ Memperbaiki Harakat
Huruf . Seperti yang terdapat dalam ayat-ayat di bawah ini :
1/ وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمات ( البقرة : 124 ) —- >
)إبراهيمُ ﴾
2/ وَكُنْت ُ عَلَيْهِمْ
شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ
عَلَيْهِمْ ( المائدة : 116 )
وَكُنْت ُ < ——— > كُنْتَ
3/ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يتَّبَعَ أَمْ مَنْ لَا
يَهِدِّي إِلَّا أَنْ يُهْدَى ( ونس : 35 ) —- > أم من لا يَهْدِي
4/ رَبَّنَا أَرِنَا الَّذَيْنِ أَضَلَّانَا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ( فصلت
:29 ) —– > الَّذِين
5/ فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِي النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا
وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ ﴾ الحشر: 17) —– > خالدِين فيها
6.
Untuk menunjang agar bacaan baik, hendaknya hafalan yang ada, kita setorkan
kepada orang lain, agar orang tersebut membenarkan jika bacaan kita salah.
Kadang, ketika
menghafal sendiri sering terjadi kesalahan dalam bacaan kita, karena kita tidak
pernah menyetorkan hafalan kita kepada orang lain, sehingga kesalahan itu terus
terbawa dalam hafalan kita, dan kita menghafalnya dengan bacaan tersebut
bertahun-tahun lamanya tanpa mengetahui bahwa itu salah, sampai orang lain yang
mendengarkannya akhirnya memberitahukan kesalahan tersebut.
7.
Memperbanyak untuk mendengar kaset-kaset bacaan Al Qur’an murattal dari syekh
yang mapan dalam bacaannya.
Kalau bisa, tidak
hanya sekedar mendengar sambil mengerjakan pekerjaan lain, akan tetapi
mendengar dengan serius dan secara teratur. Untuk diketahui, akhir-akhir ini -
alhamdulillah - banyak telivisi-telelivisi parabola yang menyiarkan secara
langsung pelajaran Al Qur’an murattal dari seorang syekh yang mapan,
diantaranya adalah acara di televisi Iqra’ . Tiap pekan terdapat siaran
langsung pelajaran Al Qur’an yang dipandu oleh Syekh Aiman Ruysdi seorang qari’
yang mapan dan masyhur, kitapun bisa menyetor bacaan kita kepada syekh ini
lewat telpun. Rekaman dari acara tersebut disiarkan ulang setiap pagi. Selain
itu, terdapat juga di channel ” Al Majd “, dan channel- channel televisi
lainnya. Acara-acara tersebut banyak membantu kita di dalam memperbaiki bacaan
Al Qur’an.
8.
Untuk menguatkan hafalan, hendaknya kita mengulangi halaman yang sudah kita
hafal sesering mungkin.
Jangan sampai kita
sudah merasa hafal satu halaman, kemudian kita tinggal hafalan tersebut dalam
tempo yang lama, hal ini akan menyebabkan hilangnya hafalan tersebut.
Diriwayatkan bahwa Imam Ibnu Abi Hatim, seorang ahli hadits yang hafalannya
sangat terkenal dengan kuatnya hafalannya. Pada suatu ketika, ia menghafal
sebuah buku dan diulanginya berkali-kali, mungkin sampai tujuh puluh kali.
Kebetulan dalam rumah itu ada nenek tua. Karena seringnya dia mengulang-ulang
hafalannya, sampai nenek tersebut bosan mendengarnya, kemudian nenek tersebut
memanggil Ibnu Abi Hatim dan bertanya kepadanya : Wahai anak, apa sih yang
sedang engkau kerjakan ? “ Saya sedang menghafal sebuah buku “ , jawabnya.
Berkata nenek tersebut : “ Nggak usah seperti itu, saya saja sudah hafal buku
tersebut hanya dengan mendengar hafalanmu.” . “ Kalau begitu, saya ingin
mendengar hafalanmu “ kata Ibnu Abi Hatim, lalu nenek tersebut mulai
mengeluarkan hafalannya. Setelah kejadian itu berlalu setahun lamanya, Ibnu Abi
Hatim datang kembali kepada nenek tersebut dan meminta agar nenek tersebut
menngulangi hafalan yang sudah dihafalnya setahun yang lalu, ternyata nenek
tersebut sudah tidak hafal sama sekali tentang buku tersebut, dan sebaliknya
Ibnu Abi Hatim, tidak ada satupun hafalannya yang lupa.
Cerita ini menunjukkan
bahwa mengulang-ulang hafalan sangatlah penting. Barangkali kalau sekedar
menghafal banyak orang yang bisa melakukannya dengan cepat, sebagaimana nenek
tadi. Bahkan kita sering mendengar seseorang bisa menghafal Al Qur’an dalam
hitungan minggu atau hitungan bulan, dan hal itu tidak terlalu sulit, akan
tetapi yang sulit adalah menjaga hafalan dan mengulanginya secara kontinu.
9.
Menggunakan seluruh panca indra yang kita miliki.
Maksudnya kita
menghafal bukan hanya dengan mata saja, akan tetapi dibarengi dengan membacanya
dengan mulut kita, dan kalau perlu kita lanjutkan dengan menulisnya ke dalam
buku atau papan tulis. Ini sangat membantu hafalan seseorang. Ada beberapa
teman dari Marokko yang menceritakan bahwa cara menghafal Al Qur’an yang
diterapkan di sebagian daerah di Marokko adalah dengan menuliskan hafalannya di
atas papan kecil yang dipegang oleh masing-masing murid, setelah mereka bisa
menghafalnya di luar kepala, baru tulisan tersebut dicuci dengan air.
10. Menghafal kepada
seorang guru.
Menghafal Al Qur’an
kepada seorang guru yang ahli dan mapan dalam Al Qur’an adalah sangat
diperlukan agar seseorang bisa menghafal dengan baik dan benar. Rosulullah saw
sendiri menghafal Al Qur’an dengan Jibril as, dan mengulanginya pada bulan
Ramadlan sampai dua kali katam.
11. Menggunakan satu jenis
mushaf Al Qur’an dan jangan sekali-kali pindah dari satu jenis mushaf kepada
yang lainnya. Karena mata kita akan ikut menghafal apa yang kita lihat. Jika
kita melihat satu ayat lebih dari satu posisi, jelas itu akan mengaburkan
hafalan kita. Masalah ini, sudah dihimbau oleh salah seorang penyair dalam
tulisannya :
العين تحفظ قبل الأذن ما تبصر فاختر لنفسك مصحف عمرك الباقي .
“ Mata akan menghafal
apa yang dilihatnya- sebelum telinga- , maka pilihlah satu mushaf untuk anda
selama hidupmu. “()
Yang dimaksud jenis mushaf
di sini adalah model penulisan mushaf. Di sana ada beberapa model penulisan
mushaf, diantaranya adalah : Mushaf Madinah atau terkenal dengan Al Qur’an
pojok, satu juz dari mushaf ini terdiri dari 10 lembar, 20 halaman, 8 hizb, dan
setiap halaman dimulai dengan ayat baru. Mushaf Madinah ( Mushaf Pojok ) ini
paling banyak dipakai oleh para pengahafal Al Qur’an, banyak dibagi-bagikan
oleh pemerintah Saudi kepada para jama’ah haji. Cetakan-cetakan Al Qur’an
sekarang merujuk kepada model mushaf seperti ini. Dan bentuk mushaf seperti ini
paling baik untuk dipakai menghafal Al Qur’an.
Disana ada model lain,
seperti mushaf Al Qur’an yang dipakai oleh sebagain orang Mesir, ada juga
mushaf yang dipakai oleh sebagain orang Pakistan dan India, bahkan ada model
mushaf yang dipakai oleh sebagian pondok pesantren tahfidh Al Qur’an di
Indonesia yang dicetak oleh Manar Qudus , Demak.
12. Pilihlah waktu yang
tepat untuk menghafal, dan ini tergantung kepada pribadi masing-masing.
Akan tetapi dalam
suatu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, disebutkan bahwasanya
Rosulullah saw bersabda :
إن الدين يسر ، ولن يشاد الدين أحد إلا غلبه ، فسددوا وقاربوا و أبشروا ،
واستعينوا بالغدوة والروحة وشئ من الدلجة
“ Sesungguhnya agama
ini mudah, dan tidak ada yang mempersulit diri dalam agama ini kecuali dia akan
capai sendiri, makanya amalkan agama ini dengan benar, pelan-pelan, dan berilah
kabar gembira, serta gunakan waktu pagi, siang dan malam ( untuk mengerjakannya
) “ ( HR Bukhari )
Dalam hadist di atas
disebutkan waktu pagi ,siang dan malam, artinya kita bisa menggunakan
waktu-waktu tersebut untuk menghafal Al Qur’an. Sebagai contoh: di pagi hari,
sehabis sholat subuh sampai terbitnya matahari, bisa kita gunakan untuk
menghafal Al Qur’an atau untuk mengulangi hafalan tersebut, waktu siang siang,
habis sholat dluhur, waktu sore habis sholat Ashar, waktu malam habis sholat
Isya’ atau ketika melakukan sholat tahajud dan seterusnya.
Salah satu waktu yang
sangat tepat untuk melakukan pengulangan hafalan adalah waktu ketika sedang
mengerjakan sholat –sholat sunnah, baik di masjid maupun di rumah. Hal ini
dikarenakan waktu sholat, seseorang sedang konsentrasi menghadap Allah, dan
konsentrasi inilah yang membantu kita dalam mengulangi hafalan. Berbeda ketika
di luar sholat, seseorang cenderung untuk bosan berada dalam satu posisi, ia
ingin selalu bergerak, kadang matanya menengok kanan atau kiri, atau kepalanya
akan menengok ketika ada sesuatu yang menarik, atau bahkan kawannya akan
menghampirinya dan mengajaknya ngobrol . Berbeda kalau seseorang sedang sholat,
kawannya yang punya kepentingan kepadanya-pun terpaksa harus menunggu
selesainya sholat dan tidak berani mendekatinya, dan begitu seterusnya.
13. Memperhatikan ayat-ayat
yang serupa ( mutasyabih ) .
Biasanya seseorang
yang tidak memperhatikan ayat-ayat yang serupa ( mutasyabih ), hafalannya akan
tumpang tindih antara satu dengan lainnya. Ayat yang ada di juz lima umpamanya
akan terbawa ke juz sepuluh. Ayat yang mestinya ada di surat Surat Al-Maidah
akan terbawa ke surat Al-Baqarah, dan begitu seterusnya. Di bawah ini ada
beberapa contoh ayat-ayat serupa ( mutasyabihah ) yang seseorang sering
melakukan kesalahan ketika menghafalnya :
- ﴿ وَمَا أُهِلَّ بِهِ
لِغَيْرِ اللَّهِ ﴾ البقرة 173 < ———— > ﴿ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ
بِهِ ) المائدة 3 ، والأنعام 145، و النحل 115
- ( ذلِكَ بِأَنَّهُمْ
كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّين بغير الحق )
البقرة : 61
( إن الذين يكفرون
بآيات اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّين بغير حق ) آل عمران : 21
( ذلِكَ بِأَنَّهُمْ
كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأنبياء بغير حق ) آل عمرن :
112
Untuk melihat ayat
–ayat mutasyabihat seperti ini secara lebih lengkap bisa dirujuk buku – buku
berikut :
- Duurat At Tanzil wa Ghurrat At Ta’wil fi Bayan Al
Ayat Al Mutasyabihat min Kitabillahi Al Aziz , karya Al Khatib Al Kafi.
- Asrar At Tikrar fi Al Qur’an, karya : Mahmud bin
Hamzah Al Kirmany.
- Mutasyabihat Al Qur’an, Abul Husain bin Al Munady
- ‘Aunu Ar Rahman fi Hifdhi Al Qur’an, karya Abu
Dzar Al Qalamuni
14. Setelah hafal Al Qur’an, jangan sampai
ditinggal begitu saja.
Banyak dari
teman-teman yang sudah menamatkan Al Qur’an di salah satu pondok pesantren,
setelah keluar dan sibuk dengan studinya yang lebih tinggi, atau setelah
menikah atau sudah sibuk pada suatu pekerjaan, dia tidak lagi mempunyai program
untuk menjaga hafalannya kembali, sehingga Al-Qur’an yang sudah dihafalnya beberapa
tahun di pesantren akhirnya hanya tinggal kenangan saja. Setelah ditinggal lama
dan sibuk dengan urusannya, ia merasa berat untuk mengembalikan hafalannya
lagi. Fenomena seperti sangat banyak terjadi dan hal itu sangat disayangkan
sekali. Boleh jadi, ia mendapatkan ijazah sebagai seorang yang bergelar ”
hafidh ” atau ” hafidhah “, akan tetapi jika ditanya tentang hafalan Al-
Qur’an, maka jawabannya adalah nihil.
Yang paling penting
dalam hal ini bukanlah menghafal, karena banyak orang bisa menghafal Al Qur’an
dalam waktu yang sangat singkat, akan tetapi yang paling penting adalah
bagaimana kita menjaga hafalan tersebut agar tetap terus ada dalam dada kita.
Di sinilah letak perbedaan antara orang yang benar-benar istiqamah dengan orang
yang hanya rajin pada awalnya saja. Karena, untuk menjaga hafalan Al Qur’an
diperlukan kemauan yang kuat dan istiqamah yang tinggi. Dia harus meluangkan
waktunya setiap hari untuk mengulangi hafalannya. Banyak cara untuk menjaga
hafalan Al Qur’an, masing-masing tentunya memilih yang terbaik untuknya.
Diantara cara untuk menjaga hafalan Al Qur’an adalah sebagai berikut :
- Mengulangi hafalan menurut waktu sholat lima
waktu. Seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima
waktu, hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk mengulangi hafalannya. Agar
terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian,
sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat umpamanya :i sebelum adzan,
dan waktu antara adzan dan iqamah. Apabila dia termasuk orang yang rajin
ke masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk
mengulangi hafalannya lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu
setelah membaca dzikir ba’da sholat atau dzikir pagi pada sholat shubuh
dan setelah dzkir sore setelah sholat Ashar. Seandainya saja, ia mampu
mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak seperempat juz dan sesudah
sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia bisa mengulangi
hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau bisa istiqamah seperti ini,
maka dia bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita
waktunya sama sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz setiap
hari pada sholat malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa
menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan bisa menghatamkan Al Qur’an
pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang
menghatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali.
- Ada sebagian orang yang mengulangi hafalannya
pada malam saja, yaitu ketika ia mengerjakan sholat tahajud. Biasanya dia
menghabiskan sholat tahajudnya selama dua jam. Cuma kita tidak tahu,
selama dua jam itu berapa juz yang ia dapatkan. Menurut ukuran umum, kalau
hafalannya lancar, biasanya ia bisa menyelesaikan satu juz dalam waktu
setengah jam. Berarti, selama dua jam dia bisa menyelesaikan dua sampai
tiga juz dengan dikurangi waktu sujud dan ruku.
- Ada juga sebagian teman yang mengulangi hafalannya dengan cara masuk dalam halaqah para penghafal Al Qur’an. Kalau halaqah tersebut berkumpul setiap tiga hari sekali, dan setiap peserta wajib menyetor hafalannya kepada temannya lima juz berarti masing-masing dari peserta mampu menghatamkan Al Qur’an setiap lima belas hari sekali. Inipun hanya bisa terlaksana jika masig-masing dari peserta mengulangi hafalannya sendiri-sendiri dahulu.
- Copas from: http://www.ahmadzain.com/read/penulis/132/15-langkah-efektif-untuk-menghafal-al-quran/ and http://tiportips.blogspot.com/2013/07/Tips-Cara-Mudah-Menghafal-Al-Quran-Tanpa-Menghafal-Bagian1.html
0 $type={blogger}:
Posting Komentar