Resensi buku: Dari Sihir Afrika hingga Gereja Maradona

Dari Sihir Afrika hingga Gereja Maradona

Penulis : Andy Marhaendra
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 280 halaman
Tahun terbit : 2010

Buku ini adalah sekumpulan kisah unik nan menarik yang terangkum selama piala dunia. Sepak bola tidak hanya menampilkan setumpuk kejadian di atas lapangan, tetapi juga menyisakan peristiwa menyentuh yang melibatkan para pemainnya. Dari Sihir Afrika hingga Gereja Maradona menceritakan manifestasi sisi kemanusiaan dalam dunia sepak bola. Banyak pemain yang terlibat perseteruan di lapangan namun kemudian berbaikan selepas pertandingan berakhir.

Buku ini ditulis dengan bahasa populer yang memikat. Terdapat empat tema besar didalamnya. Line Up merupakan tulisan mengenai profil, Warming Up berisi tulisan yang bertema semangat, Injury Time membahas hal-hal unik, dan Tackling yang berisi tentang permusuhan, preview pertandingan, dan masalah supporter sepak bola.

Salah satu kisah favorit saya adalah cerita tentang insiden antara Jerman dan Belanda pada laga final Piala Dunia 1990 di Italia. Frank Rijkaard, gelandang Belanda mendapat kartu kuning karena menjegal Rudi Voeller, striker Jerman. Sambil berlalu ia meludahi rambut Voeller. Beberapa saat kemudian keduanya diusir oleh wasit keluar lapangan. Rijkaard kembali meludahi Voeller ketika mereka berdua berjalan beriringan keluar lapangan. Rijkaard menyesal akan perbuatannya itu. Dia sebenarnya menghormati Voeller. Akan tetapi karena kesal mendapat kartu merah, dia melakukan hal yang tak pantas. Begitu peluit panjang ditiupkan, dia pun meminta maaf kepada pemain Jerman itu. Voeller pun memaafkan. Setelah bertahun-tahun kemudian, keduanya kerap menertawakan bersama insiden tersebut.

Sang penulis, Andy Marhaendra, adalah mantan wartawan olahraga di Majalah Tempo dan Koran Tempo. Sebagai seorang yang lama terlibat di dunia olahraga, karyanya ini dapat memperkaya wawasan seputar Piala Dunia. Membaca buku ini adalah hal yang tepat untuk merenungkan kelapangan hati agar saling memaafkan. Ketika membaca, kita jadi teringat bagaimana sebuah kata maaf mengandung nilai yang begitu mendalam. Sebuah buku yang layak untuk dibaca.

0 $type={blogger}:

Posting Komentar