Bedah Buku "Sabar Menanti Buah Hati" bersama KIC (Kuncup Imajinatif Club)



Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Apa kabar teman-teman semua? Semoga kita semua selalu diberkahi kesehatan.
Perkenalkan saya Mega. Terima kasih saya sampaikan kepada Tim KIC atas kesempatan yang diberikan untuk sharing mengenai buku saya yang berjudul *"Sabar Menanti Buah Hati".*

*Biodata Buku*

Judul buku: Sabar Menanti Buah Hati, Kiat-Kiat Mendapatkan Keturunan dengan Memadukan Ikhtiar Ilahiyah dan Ilmiah
Penulis: Mega Anindyawati
ISBN: 9786237058137
Penerbit: Pro-U Media
Harga: Rp. 26.000,-

*Sinopsis*

Menanti kehadiran buah hati pasti menjadi dambaan setiap pasangan yang telah lama menikah. Namun, terkadang keinginan itu tak secepat harapan kita. Kasih sayang Allah kepada hamba-Nya tak melulu diwujudkan dengan rezeki, tapi juga dengan berbagai ujian yang menimpa.

Buku ini terlahir atas kasih sayang Allah berupa ujian diambilnya kembali janin yang telah dititipkan-Nya kepada penulis yang sekaligus calon ibu saat itu. Oleh karenanya, penulis mencoba berbagi dengan para pembaca tentang ikhtiar yang -alhamdulillah- membuahkan lahirnya si kecil.

Buku ini berisi tiga bab yang memaparkan tentang beberapa hal yang membuat si kecil tak kunjung hadir, kisah-kisah terkait penantian anak, serta berbagai solusi yang ditawarkan. Pada akhirnya, buku ini hadir untuk menemani banyak pasangan suami istri yang tengah dilanda kegalauan yang sama: Menanti hadirnya buah hati.

*Ide tulisan*

Buku ini ditulis saat saya sedang mengandung. Berbekal berbagi pengalaman dan dengan harapan dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

*Suka duka di balik proses penerbitan*

Pertama kali naskah buku "Sabar Menanti Buah Hati" ini saya kirim ke sebuah penerbit yang menerbitkan buku islami bergenre non-fiksi bertema keluarga. Akan tetapi, setelah menunggu 2 bulan, saya mendapat kabar bahwa naskah saya belum bisa diterbitkan. Sebab, naskah dengan tema ini bukan yang mereka cari.

Kemudian, saya mengirimkannya ke penerbit Pro-U Media, Yogyakarta. Dua sampai tiga bulan menunggu belum juga ada kabar. Saya pikir naskah saya ditolak. Namun, beberapa hari kemudian sebuah email pemberitahuan bahwa naskah saya diterima masuk ke inbox saya. Alhamdulillah. Sungguh tidak menyangka.


Sesi tanya jawab:
Sesi 1
1. Bismillah.
Andi Arga Batara Herdin_UNHAS_Makassar_Bagaimana kiat dalam memilih diksi yang baik dalam sebuah kepenulisan yang baik buat buku?apakah perbedaan tema memengaruhi pemilihan diksi?

Jawaban: Pemilihan diksi disesuaikan dengan genre buku, fiksi atau non-fiksi. Diksi non-fiksi cenderung baku dan terikat, sementara diksi fiksi bisa menggunakan kiasan atau gaya bahasa yang cenderung lebih santai. Namun, ada juga buku non-fiksi dengan gaya bertutur yang mengalir indah, seperti karya Ust. Salim A. Fillah. Intinya, jika ingin menggunakan diksi yang baik, kita harus banyak membaca dan terus berlatih menulis.

2. Nama: Juli Nasution
Domisili: Padangsidimpuan
Instansi: IAIN Padangsidimpuan
Pertanyaan:
Assalamualaikum kak
Mkasih buat kk pemateri yng telah memaparkan ide pengalaman nya tentang buku yang berjudul " Menanti Sang Buah Hati"
Salam kenal ya kak, disini saya mau nanyak nih kak
Pastinya dalam menulis sebuah buku butuh perjuangan ya kak😊..jadi apa sih hal" yang menjadi kendala kakak ketika menulis dan tips nya buat mengatasi kendala tersebut.. Makasih ya kak...mohon dijawab ya kak😊😊

Jawaban: Salam kenal Juli.
Bagi saya sendiri, kendala dalam menulis lebih banyak karena faktor internal, yaitu memulai dan menyelesaikan sebuah tulisan dan mood. Selain itu faktor eksternal, seperti keterbatasan waktu karena beberapa peran yang harus dijalankan. Banyak ide yang bertebaran seringkali terabaikan. Jadi, saya segera mencatat ide-ide yang terkadang muncul tiba-tiba di hp. Lalu, saya mengusahakan untuk mengalokasikan waktu senggang untuk mengembangkan ide-ide tadi.

3. FORMAT PERTANYAAN*

*NAMA :* Nur Hidayah

*INSTANSI :* SMKN 1 Kebumen

*DOMISILI :* Kebumen, Jawa Tengah

*PERTANYAAN :*  bagaimana menghadapi situasi writer's block kak?

Jawaban: Saat mengalami writer's block, saya tutup sementara naskah yang sedang saya tulis. Kemudian, saya membaca artikel atau tulisan terkait tema yang sedang saya tulis. Selain untuk menambah referensi, juga bermanfaat untuk memberikan ide-ide segar terkait tema tulisan.

Sesi 2
1. *NAMA : wasiatul kamilia

*INSTANSI : IAI AL QOLAM

*DOMISILI : GONDANGLEGI MALANG

*PERTANYAAN : kendala terberat yang dialami penulis saat menulis buku ini ?

Jawaban: Kendala yang saya hadapi adalah saat mengumpulkan referensi. Sebab kondisi saya saat itu terbatas untuk keluar rumah dan minimnya buku terkait tema di perpustakan mini di rumah.

2. *FORMAT PERTANYAAN*

*NAMA :* Sukmawati Fauziah Kaminuddin

*INSTANSI :* Univ. Cokroaminoto Palopo

*DOMISILI :* Palopo, Sul-sel

*PERTANYAAN :* Kiat-kiat apa saja yang perlu dilakukan dan dipersiapkan oleh seorang calon ibu dalam menanti kehadiran buah hatinya?

Jawaban: Saat tengah menanti buah hati, bekal ilmu parenting menjadi hal penting yang harus dipelajari. Berbenah diri agar siap menjadi orang tua yang shalih/ah dengan meningkatkan kualitas ibadah juga penting untuk diperhatikan. Selain itu, kondisi psikis terkait kesabaran dan keikhlasan amat diperlukan. Tips selengkapnya ada di dalam buku "Sabar Menanti Buah Hati." ☺

3. Ayu Rafika Sari
SMKN 3 SKA

Bagaimana cara kakak meluangkan waktu untuk menulis buku tersebut sedang dilain sisi, kakak berperan sebagai seorang istri yang sedang menanti kejadiran anaknya?

Jawaban: Berbagi waktu 24 jam untuk beberapa tugas yang harus dikerjakan. Waktu untuk menulis harus diluangkan di sela-sela kesibukan. Saya mencintai dunia kepenulisan, jadi menulis menjadi waktu istirahat bagi saya.

Sesi 3
1. *FORMAT PERTANYAAN*

*NAMA :* Dilla Desvi Yolanda

*INSTANSI :* SD N 07 sitapung

*DOMISILI :* Kab. Agam

*PERTANYAAN :* Bagaimana cara supaya orang tertarik membaca buku kita?

Jawaban: Cari tema yang di luar pasar, jangan ikut-ikutan. Gali keunikan kita lalu asah dan tonjolkan itu. Setiap penulis pasti memiliki kelebihan di salah satu genre tulisan dan tema yang dikuasai. Fokus saja pada hal tersebut.

2. *  FORMAT PERTANYAAN*

*NAMA :* Nur Hidayah

*INSTANSI :* SMKN 1 Kebumen

*DOMISILI :* Kebumen, Jawa Tengah

*PERTANYAAN :*  bagaimana tips agar dalam menulis kita memiliki banyak kata yang menyentuh tidak itu-itu saja?

Jawaban: Jika kita ingin membuat tulisan dengan gaya bahasa yang indah, bacalah tulisan terkait hal itu. Misal, kita ingin membuat puisi, maka perbanyaklah membaca puisi. Nanti secara tidak langsung, kita akan terpengaruh dengan gaya bahasa tulisan yang kita baca.

3. Nama : Apriliana
Domisili : Sidoarjo
Instansi : Wiraswasta
Pertanyaan : bagaimana tips dan trik agar senantiasa sabar dan tabah dalam mengawasi perkembangan rumah tangga kita apalagi menanti datangnya buah hati dlm keluarga ?

Jawaban: Mari, kembalikan semuanya kepada Allah. Bahwa hanya Allahlah yang berhak memberikan anak kepada siapapun yang IA kehendaki. Kita juga harus menyadari penciptaan jin dan manusia di bumi ini tak lain hanya untuk beribadah kepada-Nya. Ikhlas adalah bagian dari ibadah yang harus dijalani saat menanti buah hati. Terus berprasangka baik pada-Nya dan lihat orang lain yang cobaan-Nya lebih berat dari kita.

*Penutup*
Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan kalimat pengingat, terlebih bagi diri saya pribadi. Menjadi ibu adalah momen dimana saya benar-benar merasakan _the true unconditional love._ Kasih sayang tanpa syarat, dari orang tua kita, terutama ibu. Betapa mengandung, melahirkan dan menyusui menjadi bagian keikhlasan yang tak sedikit pun menuntut untuk dibalas. Maka, mari muliakan kedua orang tua kita, sebab mereka adalah pintu surga yang paling tengah.



Dalam bahasa Arab, bekam disebut al-hijamah, yang artinya pelepasan darah kotor. Inti dari proses pengobatan ini adalah dengan mengeluarkan oksidan atau racun yang ada dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Jika kita sering merasa capek atau mempunyai keluhan penyakit tertentu, bekam bisa menjadi alternatif pengobatan yang patut untuk dicoba. Berikut beberapa alasannya:

1. Bekam merupakan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
Bekam merupakan metode pengobatan yang dianjurkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Terdapat beberapa hadits yang memerintahkan umat islam untuk berbekam, yaitu:
Diriwayatkan Shahih Bukhari, Said bin Jubair berkata dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Kesembuhan dapat diperoleh dengan tiga cara. Pertama, minum madu. Kedua, dengan pembekaman. Ketiga, dengan besi panas dan aku tidak menganjurkan umatku melakukan pengobatan dengan besi panas." (Shahih Bukhari).
Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunan-nya, dari Ibnu Mas'ud yang berkata: "Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam suatu ketika bercerita tentang malam ketika beliau diisra'kan, bahwa beliau tidak berlalu pada satu kelompok malaikat pun kecuali mereka menyuruh beliau dengan mengatakan, 'Perintahkanlah umatmu agar berbekam."
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya cara pengobatan paling ideal yang kalian pergunakan adalah hijamah (bekam)." (Shahih Bukhari dan Muslim).

2. Bekam merupakan ikhtiar untuk penyembuhan berbagai penyakit
Metode bekam memiliki beberapa kelebihan sebagai ikhtiar penyembuhan berbagai macam penyakit. Diantaranya, darah tinggi, migrain, kolesterol, impotensi, penyakit jantung, sinusitis, penyakit ginjal, insomnia, liver, parkinsob, stroke, thypus, hepatitis, diabetes melitus, rematik, narkoba, sakit kepala, sakit mata, ambeien, sakit gigi, batuk, kegemukan, vertigo, jerawat, prostat, asam urat, susah buang air besar, maag hingga epilepsi.
Melalui proses pelepasan darah kotor dapat merangsang pengaktifan sistem kekebalan tubuh dan mengeluarkan enkefalin, zat alami pereda ketegangan dari dalam tubuh. Selain itu dapat  melepaskan neurotransmitter, yaitu zat transmitter, yang memungkinkan terjadinya interaksi antar sel saraf yang dapat mempengaruhi suasana perasaan dan kehendak, serta penyempitan dan pelebaran pembuluh darah.
Proses bekam yang dijalankan secara teratur dan frekuentif dalam jangka panjang akan memperbaiki mikrosirkulasi pembuluh darah sehingga menimbulkan efek relaksasi (pelemasan) dan menstabilkan tekanan darah.

3. Bekam adalah salah satu cara untuk menjaga tubuh tetap sehat
Oksidan atau racun di dalam tubuh bisa muncul karena sistem daya tahan tubuh yang terdiri dari leukosit, hormon, dan enzim dikalahkan penyerang dari luar seperti bakteri atau parasit. Imunitas tubuh pun melemah sehingga tubuh jadi mudah terserang penyakit.
Oksidan bisa berasal dari makanan yang mengandung pengawet, pewarna, pestisida, atau logam. Bisa juga dari polusi udara yang berasal dari pabrik, kendaraan dan asap rokok.
Oksidan yang termakan atau terhirup akan berakumulasi dalam tubuh. Dampaknya, penyerapan nutrisi tidak optimal dan menurun atau terganggunya fungsi-fungsi organ tubuh, termasuk sistem imunitas. Gejala-gejala awal yang timbul ditandai dengan lelah, lesu, kulit kusam, tampak lebih tua, kehilangan gairah dan energi, mudah sakit, sembelit, demam, kelebihan berat badan, tumor, hingga sering terkena flu.
Olahraga secara teratur saja tidak cukup untuk mengurangi menumpuknya racun dan mengeluarkan zat-zat toksin atau racun secara optimal melalui keringat, air seni dan tinja (BAB). Maka, bekam yang dilakukan secara teratur, yaitu sebulan sekali dapat menjaga kesehatan tubuh.

Dimuat di Suara Muslim.net.



Kebanyakan orang memiliki banyak tumpukan barang yang sebagian besar jarang atau tidak terpakai dan tidak memiliki fungsi esensial. Oleh sebab itu, barang-barang tersebut sebaiknya dibuang atau disumbangkan. Dalam islam konsep hidup sederhana mengajarkan untuk tidak mubazir, melatih untuk ikhlas, membiasakan sedekah, disiplin dan bersyukur dengan apa yang dimiliki. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan umatnya agar tidak hidup atau memiliki sesuatu secara berlebih-lebihan. Di bawah ini ada 10 cara merapikan barang (decluttering) yang dikutip dari buku "Seni Hidup Minimalis" karya Francine Jay:

1. Start Over (Mulai dari awal)
Kosongkan sebuah ruang. Ketika kita ingin meminimalisasir isi lemari, maka bongkar dan kosongkan isi seluruh lemari. Hal ini dilakukan agar kita benar-benar bisa memilih mana yang harus masuk dan keluar. Setelah semua barang dikeluarkan dan diletakkan di satu tempat, kita akan bisa memutuskan barang mana yang masih digunakan atau tidak.

2. Trash, Treasure, or Transfer (Buang, simpan atau berikan)
Setelah menyortir isi lemari akan tersisa barang-barang yang tidak dimasukkan kembali, yaitu barang yang tidak layak pakai atau jarang digunakan. Sediakan satu kardus besar kemudian letakkan semua barang yang masih kita pertimbangkan apakah masih akan digunakan atau tidak. Setelah selesai menyortir, pikirkan kembali apakah  barang-barang tersebut sangat perlu untuk disimpan, dibuang atau diberikan pada orang lain.

3. Reason for Each Item (Barang harus beralasan)
Setiap barang harus memiliki alasan kuat mengapa ia disimpan. Kenali kegunaan setiap barang. Barang dibagi menjadi fungsional, dekoratif dan emosional. Barang dekoratif hanya berfungsi sebagai hiasan dan barang emosional adalah barang yang kita sukai meski tidak berfaedah. Yang akan kita simpan adalah barang fungsional yaitu barang yang akan kita gunakan untuk bertahan hidup.

4. Everything in Its Place (Letakkan sesuai tempatnya)
Letakkan kembali setiap barang yang telah digunakan ke tempat semula. Seringkali kita kesulitan mencari barang yang diperlukan karena menaruh barang tersebut sembarangan.  Jika setiap barang diletakkan di tempatnya, tiap permukaan akan bersih dari barang-barang yang tercecer dan rumah tampak lebih rapi.

5. All Surfaces Clear (Semua permukaan bersih)
Semua permukaan datar seperti lantai dan meja harus dibiarkan kosong dan rapi.

6. Modules (Punya ruang)
Siapkan ruang-ruang untuk menyimpan barang dengan membaginya sesuai kebutuhan. Sebuah ruang yang bebas akan membantu kita bernapas lega di dalam rumah.

7. Limits (Batas)
Batasi jumlah barang yang dimiliki seperti baju, sepatu, aksesoris atau yang lain. Jangan hanya karena suka, kita jadi memiliki suatu barang dengan jumlah yang berlebihan. Dikutip dari majalah forbes, dulu seorang wanita pada tahun 1930 hanya memiliki 36 pakaian namun kini seorang wanita bahkan bisa memiliki 120 pakaian sementara 80% diantaranya jarang digunakan.

8. If One Comes in, One Go (satu masuk, satu keluar)
Jika ada satu barang baru masuk, keluarkan satu barang lama sejenis yang sudah usang dan waktunya pensiun. Kitalah yang menentukan keluar masuknya barang ke dalam ruang yang kita miliki.

9. Narrow It Down (Kurangi)
Kurangi benda-benda yang lama tidak terpakai atau sudah tidak digunakan. Sedikit barang akan menurunkan stress karena kita tidak pusing memikirkan perawatannya.

10. Everyday (Perawatan tiap hari)
Rawatlah rumah agar tetap rapi setiap hari. Perawatan yang istiqomah itu penting.

Dimuat di Suara Muslim.net.


Era millenial seperti saat ini memungkinkan beragam pengaruh baik dan buruk tersebar luas di tengah masyarakat. Meski bertentangan dengan ajaran islam, beberapa kebiasaan yang umum dilakukan ini malah diaminkan dan dianggap benar. Agar tidak terjebak dalam dosa yang sama, berikut dipaparkan beberapa dosa yang dijalankan secara massal:

1. Menutup aurat hanya pada saat tertentu
Dosa massal pertama adalah menutup aurat hanya pada saat tertentu, seperti saat beribadah atau pengajian. Ketika bersantai di luar rumah atau menemui tamu laki-laki yang bukan mahram, kebanyakan perempuan masih tidak berjilbab.
Terlebih dengan hadirnya inovasi jilbab. Jilbab yang kebanyakan dipakai saat ini belum menutup aurat secara sempurna. Padahal, perintah menutup aurat dan kepada siapa saja boleh menampakkannya sudah jelas dipaparkan di dalam Al-Qur'an.

"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (Q.S. Al-Ahzab: 59).
"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."

Baca juga: Wahai Anakku, Hargailah Dirimu

2. Berpacaran, berduaan dan berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram
Laki-laki dan perempuan yang berpacaran menjadi hal yang massal dilakukan. Padahal, hukum pacaran adalah dosa.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk." (Q.S. Al-Isra': 32).
"Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini sesuatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga adalah dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian." (H.R. Muslim no. 6925).

Selain itu, dosa yang massal dilakukan adalah berjabat tangan, meskipun dengan lawan jenis yang bukan mahram.
"Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan mahramnya." (H.R. Thobroni dalam Mu'jam Al Kabir 20: 211).

Lebih lanjut, berduaan seperti berboncengan dengan lawan jenis yang bukan mahram menjadi dosa massal yang dilkerjakan sebagian besar orang.
"Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya." (H.R. Ahmad no. 15734).

Baca juga: Wahai Anakku, Muliakanlah Perempuan

3. Membicarakan aib orang lain (Gosip)
Dosa massal yang ketiga adalah bertebarannya acara gosip di berbagai media dan yang terselip dalam obrolan sehari-hari.
"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (Q.S. Al-Hujurat: 12).

4. Syirik kecil
Melakukan sesuatu bukan karena Allah (riya'), percaya nomor tertentu atau fenomena tertentu membawa kesialan dan yakin pada sesuatu yang dianggap bisa mengabulkan permintaan adalah sebagian dari syirik kecil. Syirik termasuk salah satu dosa massal yang masih sering dijumpai di masyarakat.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa)  yang selain (syirik)  itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar." (Q.S. An-Nisa: 48).

5. Melakukan suatu hal atau merayakan Event tertentu tanpa landasan syar'i
Berdandan dengan gaya atau tren kekinian yang tidak syar'i dan merayakan Event seperti tahun baru, Valentine, ulang tahun dan sejenisnya menjadi dosa massal yang menjangkiti masyarakat.
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (Q.S. Al-Isra': 36).
"Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun), pasti kalian pun akan mengikutinya." Kami (para sahabat) berkata, "Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab, "Lantas siapa lagi?" (H.R. Muslim no. 2669).

Dimuat di Suara Muslim.net.
Oleh: Mutia Senja
(Penulis, Pengasuh Sekolah Menulis Sragen)

Kenapa "Menulis, Satu Jalan Raih Prestasi" ?
Ada apa dengan menulis?
Saya di grup ini banyak sekali bahkan didominasi oleh pelajar dan mahasiswa. Keuntungan menulis di samping kepentingan akademis, barangkali menjadi satu pertanyaan yang masih membenak di kepala.

Saya hanya meyakini satu hal: bahwa dengan menulis, saya bicara. Dengan menulis, saya berpikir dan dengan menulis saya hidup.

Mengapa prestasi diraih (salah satunya jalannya) dengan menulis?
Baik, di sini kita akan diajak untuk berpikir tentang bagaimana keilmuan kita diakui tanpa menulis? Jurusan kedokteran butuh menulis, olahragawan butuh menulis, perupa butuh menulis, guru butuh menulis, terlebih sastrawan, budayawan, pasti butuh menulis. Agar apa? Diakui. Bahwa kita punya bukti pikir yang dapat dibaca banyak orang. Kita punya ide yang dapat memberikan inspirasi bagi khalayak. Kita dapat memberikan pengaruh bagi orang lain dengan tulisan-tulisan kita yang bisa jadi lisan kita tak lebih 'berani' dari apa yang kita tulis. Maka saya pernah menulis sebuah pesan, "menulislah sebelum lisanmu tak lagi 'berguna'. Maksudnya, kita telah menuliskan apa yang kita sebut prinsip/kebenaran dengan tulisan. Kelak ketika tidak sempat mulut kita berkata atau barangkali yang Pramudya katakan bahwa "menulis adalah bekerja untuk keabadian", tulisan-tulisan kitalah yang akan bicara.

Lalu, fungsi pikiran yang akan membuktikan sebuah prestasi. Kita tentu paham apa definisi prestasi. Termasuk 'hal kecil' saat kita puas dengan sebuah pencapaian: menanak nasi—adalah prestasi.
Perlu dicatat ya teman-teman, kita di sini saling berbagi ilmu, maka tidak ada guru atau murid. Kita sama. Hanya saja, izinkan saya yang berbagi sedikit pengalaman pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat^^

Bermula dari PRAKTIK, saya banyak belajar menulis. Meskipun menulis cenderung dengan sastra, saya hanya belajar dari membaca buku. Maka maafkan saya apabila tak tahu banyak perihal TEORI. Apalagi latar belakang pendidikan saya adalah Tarbiyah/Pendidikan.

Nah, saya mulai menulis sejak SMP. Pertama kali menulis non-fiksi yaitu artikel dan esai. Sampai pada kecintaan saya dengan fiksi mulai muncul ketika duduk di bangku kuliah tahun 2014. Lima tahun lalu hingga saat ini saya sudah menerbitkan satu buku puisi berjudul "Manahan Selepas Hujan" pada Mei 2018 lalu.

Tak hanya itu. Saya suka menulis sesuka hati. Beberapa artikel, opini, esai, puisi, bahkan resensi saya dimuat di berbagai media baik cetak maupun online. Saya bersyukur karena dengan membaca dan menulis membuat saya menjadi lebih hidup. Dalam artian menghidupkan pikiran saya untuk terus belajar dan mengetahui banyak hal dengan 'membaca apa saja'.

Dari menulis inilah, saya menjadi tertantang ketika harus dihadapkan dengan uji presentasi karya. Dulu saya orang yang pemalu. Tapi dengan menulis, saya mulai berani mengeluarkan kata-kata. Diksi itu semacam tulisan yang keluar entah darimana. Walaupun semuanya butuh proses yang panjang dan terjal. Itulah sebabnya mengapa saya juga memiliki beberapa prestasi di bidang baca puisi. Ya bermula dari ketakutan untuk bicara di depan banyak orang sedangkan tuntutan tanggung jawab presentasi karya harus dilakukan.

Dari menulis, tulisan saya dibaca. Dari menulis, saya mengenal banyak orang. Dari menulis, saya mulai berani berkata-kata. Dari menulis, saya sering berdiskusi. Dari menulis, saya belajar proses hidup. Bagaimana tidak? Perlahan kita akan belajar bahwa menulis itu ternyata memiliki fase. Awalnya kita merasa kagok dan kaku dalam menulis. Tapi lama kelamaan (diimbangi dengan membaca) kita akan lebih leluasa karena sebuah kebiasaan. Semua ketrampilan perlu diasah. Termasuk menulis. Maka nikmati. Tulis apa saja termasuk kebingungan akan menulis apa.

Jawaban pertanyaan
#1 Bagaimana caranya jika mengalami kekurangan ide dalam menulis fiksi contohnya cerpen, apa harus selalu punya pengalamn pribadi dulu baru dikembangkan menjadi fiksi ? (Imay)
Harus banyak referensi bacaan. Lagi-lagi, banyak membaca dan terus menulis. Selesaikan tulisan sebelum buat tulisan baru.

#2 Saya sejak smp juga sering skali ikut baca puisi dan itupun latihan sendiri, pastikan banyak kesalahan lha dari situ saya belajar terus akhirnya berkeinginan dengan menulis puisi sendiri, selain membaca langkah apa yg bisa dijadikan untuk melatih menulis agar terus terampil dalam mengembangkannya dan bagaimana untuk belajar menulis puisi dengan makna kata yang benar? (Lala Elita)
Puisi.
Menurut saya, puisi adalah karya sastra yang paling fleksibel. Kita leluasa menulis puisi tanpa terlalu banyak aturan.

Makna kata?
Ya, pemilihan diksi sangat berpengaruh. Tapi makna lebih sangat sangat penting daripada diksi yang indah tapi kehilangan makna. Jadi menulislah dengan kejujuran.

#3 Bagaimama cara mengukur kualitas tulisan/karya tulis kita? Langkah pertama kita harus kemana untuk bisa  menilai hasil karya tulis kita? (Fitri Gustiani Awaliah)
Kita bandingkan dengan karya kita yang lalu, misalnya tulisan sudah disimpan beberapa tahun atau beberapa bulan lalu, terus hari ini kita menulis lagi. Mengukur kemampuan kita adalah ketika membaca ulang karya kita, kita merasa karya kita itu tidak ada apa-apanya, selalu kurang sempurna dan itu tidak pernah ada habisnya. Jadi ketika kita menulis, di situlah proses kita menulis. Kita selalu menganggap tulisan kita yang lalu belum bagus dan lebih bagus yang sekarang, itu artinya kita sedang mengalami peningkatan. Lebih berkualitas daripada yang lalu.

#4 Kasih trik kak menghindari kata yang tak perlu saat menulis. (Rifki)
Kita harus fokus kepada inti, apa yang ingin kita sampaikan ke pembaca.

#5
Isi pertanyaan: 1. Bagaimana cara kita memotivasi diri sendiri agar bisa mengembangkan bakat menulis?
2. Apakah ada faktor yang mempengaruhinya?
3. Hal pertama kali yang dilakukan sebelum kita ingin menjadi penulis yang handal?
(Ayu Sulma Ramadhania)

1. Motivikasi itu butuh Istiqomah dan konsisten.
2. Tentu ada faktor yang mempengaruhi. Salah satunya teman diskusi. Apakah itu diskusi secara langsung maupun secara online. Dan juga bertanya kepada yang lebih pakar, atau teman kita yang punya pengalaman dan paham agar dapat menjadi inspirasi.
3. Kita jangan pernah terpaut untuk menjadi penulis handal, kita ingin menjadi seperti Dwi Lestari, Ayu Utami, Wira Nagara, kita terlalu banyak berangan-angan tapi kita minim action. Kita nikmati proses kita sendiri. Jika kita sudah banyak karya, maka itu akan jalan dengan sendirinya tanpa kita cita-citakan, walaupun pencapaian orang berbeda. Jangan terlalu berangan tinggi sedangkan kita lupa kita berada dimana. Ibarat kita naik tangga, kita naiki satu persatu, kita nikmati.

#6 Bagaimana sih cara kita mendesain cerita kita agar cerita kita itu agar teman-teman kita tertarik membacanya dan apakah ada tips dari pengalaman kakak saat menulis novel itu sendiri? (Moh. Imam Amirudin)
Novel itu yang penting selesai intinya, tulisan apapun itu yang penting selesai. Se-briliant apapun tulisan itu jika tidak selesai ya sama saja, dia menjadi tulisan sampah. Seburuk apapun tulisan usahakan selesaikan. Ketika kita menulis novel yang narasinya lebih panjang, kita ikuti alurnya. Buat cerita itu agar tidak mudah ditebak. Belajar mengacak ide, dan harus lebih banyak membaca novel juga. Jangan menjadi tertutup, jika karya kalian ingin dibaca orang lain, maka kalian juga harus membaca karya orang lain.

#7 Beberapa teman saya mengganggap bahwa menulis itu suatu hal yang membosankan dan melelahkan, sehingga mereka cenderung malas untuk menulis. Menurut kakak bagaimana cara memotivasi diri untuk lebih giat dalam menulis sehingga dapat menjadi peluang untuk meraih prestasi? (Sri Maharani Oktapia)
Menulis itu sebenarnya tidak bisa dipaksa. Tapi kita bangkitkan keinginan dulu. Kita menggunakan akal pikiran untuk apa? Ya buat berpikir, buat ide, mengolah sesuatu yang sudah kita terima, kita tangkap, yang sudah kita makan istilahnya. Nah, buat apa kalau bukan untuk berpikir. Ketika kita sudah berpikir, maka kita memerlukan aplikasi, swbuah wadaha untuk membuktikan kita punya suatu pikiran, pikiran orang kan berbeda-beda. Makanya kita harus mengkualitaskan diri dengan mengembangkan akal pikiran. Kalau kita tidak menulis apalagi yang akan kita lakukan umtuk memberdayakan akal pikiran kita.

#8 Terkadang kan kita suka tidak yakin, dan masih ngerasa bahwa tulisan yang kita tulis kurang ngena,kurang bagus. Nah Bagaimana cara mengatasinya. Merubah tulisan atau bagaimana? (Ayu Latifah)
Sudah menulis berapa kali? Sekali, dua kali, atau puluhan kali. Penulis besar pun ribuan kali mereka punya tulisan sampah. Jadi tulisan sampah kadang perlu, keanyakan penulis itu punya tulisan sampah, bukan karena sengaja. Jadi, ketika kita merasa ada tulisan kita kurang bagus, kita tulis lagi. Ada yg harus diubah, ada yang harus kita selesaikan. Tulisan yang belum sempurna itu, ibarat sebuah lukisan. Agar lukisan itu terlihat indah, kita poles lagi agar jadi lukisan keren yang berkualitas, begitu juga dengan tulisan. Tapi jangan minder dengan tulisan yang tidak jadi, tulisan sampah. Teruslah menulis. Nikmati prosesnya.

#9 Kak saya udah ada niat nih ya buat nulis dan sekarang ini sudah smpai prolog tapi saya bingung buat ngelanjutinnya lagi. Bagaimana caranya buat selalu yakin dan gak nyerah karena bingung? (Sherlia Pinastika)
Ketika bingung itu pasti ada sesuatu yang kurang terhadap penulis, mungkin itu karena kurang baca. Jadi, ketika bingung saat menulis, maka sempatkan waktu untuk membaca.

#10 Kak gimana nih, kan kita sudah punya tulisan, tapi kita tidak tau harus dimuat dimana atau dalam media apa, jadi langkah awal apa yang harus dimulai untuk tulisan kita itu agar bisa di baca oleh orang lain? (Milka Astriani)
Solusinya ini, ikuti grup Fb "Sastra Minggu" di sana banyak memuat karya yang dimuat koran, entah itu media cetak atau online. Dan kalian harus mengerti dulu selera media, seperti Media Online, Berdirikari Book, di koran ada Solo Pos, Jawa Pos, atau Kompas. Jadi kalau kita tahu seleranyanya, kita bisa mencocokkan bahwa karya tulis kita itu cocoknya dimuat dimana. Jadi kalian harus pahami karakter tulisan dengan media yang memuat karya.

#Kesimpulan
Sebagaimana yang sudah saya jelaskan, ilmu apapun tidak akan diakui tanpa tulisan. Bahkan orang-orang besar pun meninggalkan tulisan yang berdampak besar pula bagi dunia.
"Semuanya akan berawal dari keberanian menuliskan cerita"
-Mutia Senja-