Saya pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa menulis dengan otak kanan baru otak kiri berdampak positif terhadap tulisan kita. Dan memang benar adanya. Saya pernah mempraktekkannya sendiri dalam pelatihan kepenulisan yang saya ikuti beberapa bulan yang lalu. Ketika menulis dengan menggunakan otak kiri, kita akan cenderung berpikir “aku mau menulis apa ya?”. Terlebih di saat kita di kejar deadline agar cepat-cepat menyelesaikan tulisan tersebut.
Disisi lain, ketika kita menulis dengan otak kanan, tanpa pikir panjang kita bisa menuliskan segala sesuatu yang ada dalam pikiran kita. Seperti yang dikatakan oleh pembicara dalam pelatihan tersebut, menulislah apapun yang ada dalam pikiran anda kemudian setelah tulisan tersebut selesai baru diedit.
Tidak hanya jurus di atas yang saya praktekkan dalam menulis. Saya juga melakukan beberapa hal demi mengasah kemampuan menulis saya, diantaranya:

1. Menulis setiap hari
Meskipun itu hanya selembar tulisan yang tak mempunyai alur atau sekedar curhat apa saja yang saya alami hari ini. Yang penting menulis! Bahkan ketika tak ada ide mau menulis apa. Apapun yang saya pikirkan saat itu, apa saja yang saya lihat, yang saya rasakan semuanya saya coba tuangkan ke dalam tulisan!
Sesuatu yang kelihatannya remeh pun ketika saya amati ternyata mengandung nilai yang sungguh luar biasa. Seperti misalnya, ketika mendapati seorang ibu yang sedang menggendong bayi dan menggandeng bocah laki-laki kecil, saya mendapat ide untuk membuat tulisan tentang kasih ibu kepada anak-anaknya. Tentunya dengan membuat beberapa inovasi agar tulisan kita terlihat unik meskipun dengan tema yang sudah umum sekalipun.

2. Berguru kepada yang sudah ahli
Bergabung dengan suatu kelompok yang para anggotanya gemar menulis dengan penulis senior sebagai pembimbing. Hal ini terbukti mampu memotivasi saya untuk menulis dan terus menulis! Ketika pembimbing kami berhasil menerbitkan karya-karya beliau dalam media harian ibu kota, semangat saya pun terpacu untuk melakukan hal yang sama. Meskipun saya hanyalah seorang amatiran, saya tak akan berkecil hati. Kalau beliau bisa, kenapa saya tidak! Saya hanya belum tahu bagaimana menulis dengan baik dan benar. Saya masih dalam proses belajar untuk menyempurnakan tulisan-tulisan saya. Saya cuma harus bersabar dan tak lelah berjuang menembus media. Sekali di tolak, balas dengan seribu kali tembakan! \(^0^)/
Selain itu, seorang yang sudah lama berkecimpung dalam dunia kepenulisan membantu kita untuk memperbaiki kekurangan kita dalam menulis. Beliau lebih tahu bagaimana menyusun sebuah tulisan secara sistematis dengan alur berpikir yang logis. Dan juga, pembimbing mengajarkan kita beragam trik dalam menghasilkan sebuah karya hebat! Tidak hanya itu, pemikiran-pemikiran beliau yang kritis pun menyadarkan kita akan hal-hal yang terkadang kita hiraukan.

3. Bertukar pikiran dengan teman-teman yang cinta menulis.
Informasi baru terserap ke dalam memori otak kita melalui proses mendengar dan membaca. Sedangkan berbicara dan menulis termasuk proses menyampaikan sesuatu. Nah, berdialog merupakan kegiatan yang menggabungkan proses menyerap dan memberikan informasi. Berdialog dengan banyak orang berkontribusi menambah wawasan kita. Hal ini akan berguna ketika kita ingin menuliskan sesuatu yang berhubungan dengan tema yang pernah kita dengar. Akan berbeda hasilnya jika gendang telinga kita tak pernah menangkap informasi tersebut. Tentu kita tak akan bisa menuangkannya ke dalam bentuk tulisan, bukan?
Selanjutnya proses berbicara dalam dialog berguna untuk mendapatkan gagasan, kritik atau saran dari lawan bicara kita. Acap kali kita mengalami kebuntuan dalam menulis. Karena itu, disinilah pentingnya berdialog itu! Kita bisa menyampaikan hambatan tersebut kepada teman-teman yang juga gemar menulis. Selanjutnya mereka akan memberikan alternatif solusi untuk kita, terutama ketika mereka pernah mengalami masalah yang sama dengan yang kita hadapi.

Bersambung...
26 Juni 2010 menandai 15 tahun berdirinya Telkomsel. Operator terbesar keenam di dunia ini tak henti berkontribusi untuk negeri dari waktu ke waktu. Penggelaran jaringan dari Sabang hingga ke Merauke merupakan salah satu wujud inovasi Telkomsel.
Sebagai contoh, Suhartono, salah seorang pengguna Telkomsel, menyatakan jaringan kuat Telkomsel memudahkannya untuk berkomunikasi meski berada di wilayah pedesaan. Hal ini terjadi karena jaringan Telkomsel telah melingkupi lebih dari 95 persen wilayah Indonesia.
Dalam rangka menghadiri pelatihan peningkatan kualitas kerja yang diadakan oleh kantor tempat Suhartono bekerja, Telkomsel turut mendukung dengan memberikan layanan mobile broadband atau internet kecepatan tinggi hingga mencapai 21 Mbps (megabyte per second). Hal ini tentu saja memudahkan pria tersebut untuk mengakses beragam informasi yang relevan dengan pekerjaannya. Inovasi Telkomsel tersebut terbukti membangun berbagai infrastruktur telekomunikasi, 32.000 BTS (base transceiver station) atau 214 kali lipat dari BTS yang dibangun pada awal beroperasi di tahun 1995 yang hanya 149 BTS.
Lebih lanjut, inovasi Telkomsel telah menjangkau seluruh bidang kehidupan manusia. Dalam bidang entertainment, Telkomsel menghadirkan layanan mobile advertising diantaranya agenda untuk komunitas pecinta film yaitu workshop film sinemania edumovie, layanan Langit Musik, konten diary bintang sinetron, kompetisi videoklip musik online, jejaring sosial mypulau, konten superbejo seleb, serta ringtone dan wallpaper rocker dunia.
Dalam rangka membantu memajukan pendidikan di Indonesia, Telkomsel turun tangan dalam menyiapkan beberapa program, seperti School Community camp, program layanan telekomunikasi pedesaan peresmian desa USO di Kalimantan Barat, telkomsel desa berdering, pelatihan teknisi handphone serta T-Remitt bagi komunitas koperasi.
Selain itu, Telkomsel menghadirkan Telkomsel Goes to Campus yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan antara karyawan Telkomsel dengan pelajar atau mahasiswa tentang apek keilmuan dan industri Telekomunikasi. Telkomsel juga menyediakan Sekolah Berbasis IT. Program ini merupakan upaya Telkomsel dalam membantu meningkatkan mutu dan proses pendidikan pelajar di daerah terpencil. Pelajar di daerah pelosok mendapatkan perangkat keras dan lunak dari Telkomsel supaya mendapat kesempatan pendidikan yang sama dengan pelajar di kota besar.
Sebagai tambahan, apresiasi Telkomsel untuk loyalitas Telkomsel School Community, komunitas sekolah bentukan Telkomsel, diwujudkan dengan program Try Out UAN. Telkomsel bekerja sama dengan mitra bimbingan belajar yang ada di 10 kota nasional dan diikuti 15.000 pelajar SMU. Program ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi siswa di Indonesia.
Dalam bidang kesehatan, Telkomsel menyediakan Pharmacy Center (Layanan informasi obat melalui sms), dukung departemen kesehatan perangi demam berdarah. Adapun dalam bidang agama, Telkomsel mempunyai program layanan sms infaq ramadhan, menu khusus ESQ, telkomsel siaga fan page untuk ramadhan, safari natal dengan 3000 anak, dan menu khusus natal kerjasama dengan pendeta Gilbert. Lebih lanjut, Telkomsel merupakan mitra Opera Software untuk layanan opera mini 5, sebagai penyedia iPhone 3Gs untuk Indonesia, Layanan Blackberry Telkomsel. Dalam hal ini, Telkomsel turut memberikan sumbangsih untuk bidang IT.
Uraian diatas menjadi bukti nyata kontribusi Telkomsel dalam membangun negeri. Telkomsel tidak hanya berinovasi dalam bidang telekomunikasi, tetapi juga berperan aktif memajukan masyarakat Indonesia dalam berbagai bidang. Layanan Telkomsel telah membantu berbagai lapisan masyarakat untuk mengakses berbagai informasi secara cepat serta mendapatkan berbagai kemudahan dalam berkomunikasi.