Seorang yang memiliki sifat pemikir dan kerap merasa was-was perlu menata diri sebelum menjadi orang tua. Demikianlah yang terjadi pada Ani. Kehilangan janin yang baru berusia beberapa minggu membuatnya tersadar untuk berbenah diri. Allah memberinya cobaan tersebut untuk menguatkan hatinya. Membesarkan hati agar senantiasa berbaik sangka akan ketentuan-Nya dan menghalau kekhawatiran yang sering menghinggapi. Ani belajar untuk tidak terlalu banyak memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang belum terjadi. Belajar pasrah sepenuhnya. Menggantungkan asa hanya pada-Nya. Ia kini sadar sepenuhnya bahwa manusia hanya menjalani apa yang telah digariskan padanya dengan berusaha sebaik-baiknya. Selebihnya, itu urusan Allah. Sebab bagaimana mungkin Allah akan berkenan menitipkan janin di rahimnya jika ia sendiri masih dihantui ketakutan yang tak berarti?

Saat tengah menanti kehadiran buah hati pengganti si jabang bayi itulah Allah mendatangkan banyak anak ke rumahnya. Ia pun belajar dari anak-anak ini. Salah seorang anak yang sering datang ke rumahnya adalah Putri, balita berusia 2 tahun. Gaya belajar anak sekecil Putri adalah menyentuh, membongkar mainan, mengetuk-ketukkannya dan memasukkannya ke mulut. Ani belajar untuk terus waspada dan mendampinginya.

Putri adalah seorang pembelajar auditori dengan kecerdasan musikal. Setidaknya itulah yang diamati Ani. Putri suka sekali mendengarkan musik. Kepala dan badannya spontan bergoyang saat lagu diputar. Kata-kata yang diucapkannya juga tak jauh dari kata bernada. Saat Putri bermain ke rumahnya, Ani turut menstimulasinya dengan menyanyi lagu anak-anak atau mengetuk-ketukkan spidol ke meja belajar. Balita seusia Putri memang paling menggemaskan.

Ketika Ani tengah mengandung anak pertama yang cukup lama dinantinya, Allah mendatangkan seorang anak usia pra-sekolah untuk mengajarinya. Ada Berbi, anak usia PAUD, yang suka sekali bertandang ke rumahnya. Berbi adalah tipikal pembelajar kinestetik dengan kecerdasan linguistik. Ia anak yang aktif bergerak dan memegang benda apapun yang dilihatnya. Pernah suatu waktu Berbi menumpahkan tinta spidol papan tulis ke atas lantai. Ani yang melihatnya lantas beristighfar dan belajar memahami bahwa Berbi sedang berproses untuk belajar. Sambil mengepel lantai rumahnya yang kotor, wanita itu menanamkan pikiran positif ke dalam dirinya agar tidak marah dan memaklumi perbuatan Berbi. Beberapa saat kemudian, Berbi kembali ke rumah Ani dengan membawa lap basah. Sepertinya anak perempuan itu berinisiatif baik dengan membersihkan lantai.

Kegemaran Berbi adalah 'membaca buku'. Berbi memang belum bisa membaca tapi ia suka membolak-balikkan buku cerita bergambar dan membuat ceritanya sendiri. Yang menbuat Ani takjub adalah Berbi bercerita dengan lancar seolah sedang membaca buku itu. Selain itu, Berbi suka bertanya banyak hal. Apa yang dilihatnya, ia tanyakan pada Ani. Saat pertanyaannya terjawab, muncul pertanyaan sambungan. Begitu seterusnya sampai Berbi merasa puas. Ada kalanya Ani harus belajar untuk lebih bersabar dalam menjawab pertanyaannya yang seolah tiada habisnya. Ya, akan sangat baik bagi anak seusia Berbi yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk menstimulusnya dengan mengajaknya bercerita.

Selain Putri dan Berbi, ada beberapa anak lain yang juga kerap menghabiskan waktu bermain mereka di rumah Ani. Ani banyak belajar dengan mengamati perilaku mereka dan mengaitkannya dengan teori parenting yang tengah dipelajarinya. Hmm.. Menjadi orang tua memang tidak mudah, tapi yakinlah kita akan mampu mendidik anak-anak kita sesuai syariat islam dengan  pertolongan-Nya. Kuncinya adalah senantiasa memohon kepada Allah agar kita diberi kesabaran dan kemampuan untuk mengarahkan anak-anak kita ke jalan yang baik dan diridhoi-Nya. Sebab Allahlah sebaik-baiknya pendidik.


Mengikuti berbagai kuliah via whatsapp mengenai parenting kembali membuka wawasan saya. Bahwa menjadi orang tua adalah never-ending learning. Pengasuhan anak sejak dalam kandungan butuh ilmu. Penerapan ilmu juga berbeda pada anak usia dini, usia sekolah, remaja dan dewasa. Kita perlu mempersiapkan diri dengan bekal ilmu sebanyak-banyaknya sebelum menjadi orang tua. Pun terus belajar saat menjadi orang tua.  Tugas kita sebagai orang tua tak pernah usai. Bahkan saat anak-anak kita beranjak dewasa, berumah tangga dan menjadi orang tua. Kita tetaplah orang tua mereka.

Pada kenyataannya, penerapan ilmu yang telah kita dapatkan terkadang tak sejalan dengan apa yang terjadi di lapangan. Bisa jadi dalam satu keluarga akan didapati pola pengasuhan yang berbeda terhadap kakak dan adik. Tentunya karakter setiap anak yang berbeda juga akan berpengaruh pada pemilihan pola asuh. Meski sejatinya teori psikologi tentang parenting berlaku secara universal, terkadang masih didapati pengecualian untuk kasus-kasus tertentu. Oleh sebab itu, orang tua dan calon orang tua harus terus mengasah diri. Dimulai dengan meng-upgrade pribadinya agar ia siap menjadi orang tua. Jika berbekal ilmu parenting saja masih membuat kita kalang kabut menghadapi anak-anak kita, apa jadinya jika kita abai dengan ilmu pengasuhan anak? Bukankah anak-anak adalah amanah dari Yang Maha Kuasa yang harus dijaga, tak hanya di dunia namun juga di akhirat?  Allah berfirman dalam ayat cinta-Nya: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, ..." (Q.S. At-Tahrim: 6). Lantas bagaimana pertanggungjawaban kita di hadapan Allah kelak?

Yang seringkali tak disadari banyak orang adalah proses pengasuhan ini bahkan sudah dimulai sejak memilih pasangan. Islam telah menerapkan kriteria pemilihan pasangan untuk dijadikan suami atau istri. Silahkan memilih seorang perempuan atau laki-laki berdasarkan fisiknya, hartanya atau keturunannya. Tapi sebaik-baiknya pilihlah ia karena agamanya. Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW, baginda bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat perkara, yaitu karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung." (HR. Bukhari no. 4700).

Seorang perempuan dan laki-laki yang memiliki pemahaman dan pengamalan agama yang baik akan menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya. Dengan ketaatannya, mereka senantiasa berupaya menjaga amanah dari Tuhannya dengan mendidik anak sebaik-baiknya. Jadi, pilihlah calon orang tua terbaik menurut versi islam untuk anak-anakmu kelak. Jika kita sudah menikah, belum terlambat bagi kita dan pasangan untuk memperbaiki diri menjadi lebih takwa lagi. Lihatlah para nabi dan generasi hebat di masanya yang lahir dari rahim para perempuan shalihah dan hasil didikan laki-laki shalih. Maka, mari shalihkan diri sebelum meminta anak shalih.


Tahapan Mendidik Anak Berbasis Fitrah:
1. Bersihkan hati nurani.
2. Gunakan mata hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak.
3. Pahami apa saja fitrah yang dibawa anak sejak lahir.
4. Upayakan proses mendidik sealamiah mungkin.
5. Temani anak.
6. Manfaatkan momen bersama anak-anak.
7. Rancang program yang khas bersama anak.
(@meme_rumaysa)

5 Cara Kembangkan Kecerdasan Kinestetik Anak:
1. Bermain peran dan terlibat bermain dengan si kecil.
2. Kegiatan menari mampu melatih keseimbangan gerak si kecil.
3. Libatkan anak dengan alam seperti ke kebun dan melihat tumbuhan.
4. Buat kelas drama bersama si kecil.
5. Ajak si kecil dalam kegiatan yang memperbaiki atau membuat sesuatu.
(www.parentingclub.co.id)

"Jangan marah kalau anak laki-laki dipanggil satu kali tidak menjawab, karena Corpus Callosum-nya tipis. Corpus Callosum tipis itu membuat laki-laki cepat konsentrasi terhadap sesuatu di hadapannya. Dan ketika sedang konsentrasi, pendengarannya menurun. Jangan heran jika laki-laki dipanggil 4-5 kali baru menjawab."
(Dokter Aisah Dahlan)

Oleh: Ninin Kholida M, S.Psi, M.Kes.
(Penulis Buku 'Parenting Readiness)



🌸📝 *MATERI BAGIAN I*📝🌸

Seorang guru bisa bersabar menghadapi murid-muridnya di sekolah, tapi belum tentu kesabaran itu akan sama kadarnya ketika ia menghadapi anak-anaknya sendiri di rumah. Bahkan seorang psikolog yang sehari-hari membantu banyak klien menghadapi masalahnya, belum tentu bisa tetap setenang itu secara konsisten ketika menghadapi masalah dalam keluarganya. Mengapa demikian ?setidaknya ada beberapa alasan mengapa manajemen emosi orang tua menjadi bahasan yang penting :

1. Karena di dalam rumah kita menampakkan ‘wajah’ yang sebenarnya, tak bisa memakai topeng, pencitraan ataupun kepura-puraan. Interaksi dalam keluarga biasanya lebih spontan dan jujur; di sinilah kepribadian sebenarnya terungkap.

2. Karena peran di rumah sebagai suami-istri atau orang tua merupakan peran sepanjang sisa hidup, tanpa cuti tanpa pensiun. Dalam waktu yang sangat lama itulah konsistensi dan kesabaran diuji. Interaksi di rumah terjadi bukan hanya saat penghuninya produktif, tapi juga saat lelah, ,malas, lemah dan keadaan lainnya seperti apa adanya.

3. Karena ujian dalam kehidupan sebagai pasangan dan orang tua seringkali terjadi mendadak, tanpa persiapan dan tak disangka. Dulu saat belum menikah, ujian anda seputar diri anda sendiri, orang tua dan keluarga. Ketika menikah ujian dan tantangan itu bertambah, bisa berasal dari pasangan anda, anak, menantu, mertua, ipar, tetangga juga makin kompleks.

4. Peran di rumah seringkali dilematis, karena terjadi dengan orang-orang yang (seharusnya) sangat kita cintai. Ada harapan yang tinggi, sekaligus penerimaan tanpa syarat dalam segala kondisi. Sayangnya, realitasnya tidak semua berjalan seperti apa yang kita harapkan.

5. Di dalam rumah banyak peran yang kadang harus dikelola secara bersamaan sehingga menimbulkan konflik peran, apalagi jika konflik peran itu seringkali tidak sepenuhnya bisa anda kendalikan/control. Misalnya bagi ibu bercerai yang suaminya tidak menafkahi, satu sisi jika dia harus pergi mencari nafkah, maka tidak ada yang menjaga anaknya dan sebaliknya. Ketika ia bekerja dengan membawa serta anaknya, maka hal ini pun juga tetap menjadi konflik.

6. Hubungan  dalam keluarga bukan hubungan transaksional yang didasarkan untung rugi, tapi diikat oleh hubungan keimanan, darah, hukum dan sosial. Bukan hanya didasarkan hubungan mutualisme atau rasa suka dan tidak suka. Hubungan orang tua-anak adalah takdir. Orang tua tidak bisa memilih anak sebagaimana anak tidak bisa memilih orang tuanya. Tidak ada kata mantan anak atau mantan orang tua. Seburuk apapapun keadaan anak dan orang tua, tidak bisa diputus atau ditinggalkan. Inilah yang kadang membuat hubungan orang tua anak menjadi unik dan rumit.

7. Interaksi dalam keluarga baik sebagai pasangan maupun orang tua-anak adalah hubungan yang saling berpengaruh secara kuat dan konsisten, berlangsung secara disadari maupun tidak disadari. Saling pengaruh ini bahkan menjadi siklus berkepanjangan, ketidakmampuan orang tua anda mengelola emosinya sehingga melakukan tindakan kekeraan pada anda saat anak-anak, bisa menimbulkan trauma yang jika tidak berhasil diokelola dg baik akan anda bawa pengaruhnya saat anda menjadi orang tua dan mendidik anak-anak anda (seperti bahasan innerchild). Tidak seorang pun bisa mengelak adanya saling pengaruh ini. Baik diinginkan maupun tidak.  Pengaruh ini baik berupa DNA, sifat, karakter ataupun kejadian masa lalu. Seringkali hal-hal ini tidak bisa diubah, sekuat apapun anda mencobanya. Yang bisa dilakukanadalah menerima. Nah, ACCEPTANCE atau penerimaan adalah salah satu bahasan yang penting dalam mengelola emosi orang tua.
Karena itu penting sekali anda menyelesaikan masalah, trauma dan hal negative lain yang masih anda simpan terkait hubungan anda dengan orang tua. Supaya anda bisa menjalankan peran sebagai orang tua dengan lebih berkah dan mudah. Hal ini saya bahas di Bab 2 buku #parentingreadiness (karena itu pada kulwap ini tidak akan saya bahsa terlalu detail ya, nanti bisa baca sendiri)
Mengelola emosi anda sebagai orang tua akan berpengaruh pada cara anda mengambil keputusan, mengelola konflik dan bertindak dalam pengasuhan.
Hal ini merupakan ‘seni’ tingkat tinggi karena *anda seringkali harus bertahan tanpa merasa menjadi korban, menjadi pemenang tanpa membuat seorang pun merasa kalah dan terhina, berkompromi tanpa menyalahi prinsip diri, tegas tanpa melukai, memerintah sekaligus mengayomi*.
Karena beratnya hal ini, maka anda jangan hanya mengandalkan kemampuan manusiawi anda saja. Libatkan Allah swt yang menguasai dan membolak-balikkan hati manusia. Karena mengelola emosi diri tak bisa hanya dengan pendekatan logika dan ilmu semata. Kita perlu mendekati pemilik hati dan penguasa jiwa (mind) manusia. Mengikat hati dan benak (mind) dengan iman dan membuatnya terhubung dengan Tuhan akan membuat banyak lompatan keajaiban.

🌸📝 *MATERI BAGIAN KEDUA* 📝🌸

Emosi sebenarnya lebih bersifat fisiologis daripada psikologis. Ketika terjadi perubahan emosi, maka sebenarnya anda bisa memperhatikan adanya *tanda* perubahan secara fisik pada tubuh anda, baik perubahan kecepatan nafas, denyut jantung, gerakan mata, ekspresi wajah,tegangan otot, suhu tubuh bahkan  hormon dan neurotransmitter otak.  Emosi merupakan cara tubuh merespon perubahan dan cara untuk survival.  Jadi pada dasarnya mudah mengenali emosi orang lain, syaratnya adalah PEKA serta EMPATI. Anda bisa menempatkan diri seandainya berada pada situasinya, apa adanya. Sebaliknya, syarat utama untuk mengenali emosi diri sendiri adalah JUJUR dan MENERIMA, jangan melakukan pembelaan, pengabaian atau penyangkalan. *Emosi mempengaruhi fisik-fisiologis, sebagaimana hal-hal fisik-fisiologis juga mempengaruhi emosi*

Salah satu keterampilan penting dalam manajemen emosi adalah keterampilan mengenali dan menerima emosi ini. Anak-anak seringkali belum bisa menamai perasaan mereka, karena itu perlu dibantu diperjelas apa yang mereka rasakan. Sementara orang dewasa seringkali tahu tapi tidak jujur dengan perasaan/emosi yang mereka rasakan, sehingga jadi tidak selaras antara ucapan dengan apa yang sebenarnya mereka rasakan. “saya gak papa kok, saya baik-baik saja”, sambil tersenyum;  tapi air matanya tumpah sampai dadanya sesak sesegukan.


[3/18, 05:53] 🎐: Sesi tanya jawab:

1. ❓St. Munzayanah-Sdarjo, Yuni-Makasar, Diana-Jogja, Laras-Lampung, IF, A-Bandung, Cempaka-Bogor, Dina-Pati

●jika sedang emosi dn bersamaan sdg komunikasi dg anak, bgmn melatih diri agar tidak menyalurkan ke anak? apa dampaknya bila kita sering membentak anak

●sy tu kdg2 ketika kondisi sdg capek n gk mood klo pas ngurus anak kdg membntk anak / memarahi anak ap itu berpengaruh negatif dg tumbuh kembangnya.. Kalo iya lantas hal ap yg hrs sy lakukan agar bs berjalan dg baik dan hal negatif yg sdh sy lakukan (memarahi,mmbntak) itu tdk diingatnya lagi..krn sy tkut kl itu nnti dicontoh ketika besar nnti. Dan bgmn menyampaikan kpd anak yg br berusia 11 bln ttg kondisi yg sdg kita alami (misal capek)... Bgmn cara agar emosi kita tdk tersalur kan dg hal yg timbul negatif kpd anak.  .trimakasih.

Jawaban:
Nah pada materi pengantar saya terangkan bahwa salah satu keterampilan penting dalam manajemen emosi adalah *mengenali emosi diri dan orang lain*.

Karena itu anda perlu mengenali kondisi anda sendiri. Melokalisir masalah haya pada anda sendiri.
*Akui dengan jujur dan  terima*.

Orang dewasa yang seringkali melakukan penyangkalan terhadap emosi yang dia rasakan, cenderung gagal mengatasi permasalahannya.

Mengapa demikian ?
Karena emosi itu adalah *pintu masuk menuju fungsi  otak yang lebih besar dan kompleks* termasuk berpikir dan pengambilan keputusan...
Karena itu jika anda emosi, anda susah mikir kan? 😄 Karena ada blok/ penghalang emosi tadi.

Semua orang tua tahu kok kalau melakukan kekerasan fisik pada anak itu buruk, tapi kenapa mereka tetap melakukannya?
Karena saat sangat emosional mereka tidak bisa berpikir jernih. Tidk bisa mengambil keputusan tepat. Akhirnya menyesal kemudian.

Jadi saat anda merasa benar-benar capek dan sulit mengendalikan diri anda bisa bilang pada anak-anak.

"Mama capek sekali, rasanya juga ingin marah tapi bukan sama kakak. Boleh ya mama minta waktu sebentar untuk istirahat ? 10 menit ya ..
Mama mau minum, wudhuk dan duduk sebentar...doakan mama membaik perasaannya. setelah itu kita main lagi ya."


2. ❓ Azizah-Ciputat, Tika-Bekasi, L Depok, Cici_Riau, Dina-Pati

1. Sebagaimana yang kita ketahui emosi adalah respon dr stimulus yang ada d luar diri kita, emosi ini ada beberapa macam, ada emosi marah, kecewa, bahagia dst.
Pertanyaannya adakah kiat2 agar kita merespon hal2 yang  kurang enak dengan emosi yang positif?
2. Kalau anak kita melakukan hal2 buruk seperti tidak mau sharing mainan dengan teman, apakah kita langsung mengingatkan saat itu juga, atau bgmn? Ini terjadi di anak saya yang umur 2 tahun.
3. Emosi memang harus dilampiaskan agar hidup kita tidak terkungkung dengan perasaan2 tidak baik, cara melaksanakannya bagaimana bu?
4. Bagaimana menghadapi orangtua khususnya ayah kalau ada sedikit kabar yang tidak baik, responnya adalah marah, mengancam dan tidak segan2 memukul tanpa mencari klarifikasi atas duduk perkara yg terjadi?
5. Bagaimana cara menghadapi orangtua yang selalu menganggap apa yang terjadi pada anaknya adalah konsumsi pula buat anaknya yg lain, sehingga antara anak satu dengan yg lain tidak ada privasi, sedangkan salah satunya menganggap itu adalah privasi yg seharusnya kalau dia curhat ke ibu, hal itu tidak akan sampai ke telinga saudaranya. Hal ini membuat sang anak tidak gampang curhat ke ibu.
6. dilingkungan yg suka berteriak, berkata kurang sopan. Bahkan sayapun juga tanpa sadar sering mengucapkan itu d dpn anak (9bln). Seperti percakapan saya dan suami di depan anak. Gimana cara ngajarin anaknya biar ga mencontoh dan meniru kl sehari2nya ada di lingkungan yg tdk mendukung?
--Bagaimana menghadapi situasi saat kita tertekan menghadapi tingkah laku anak di hadapan orang tua/mertua yang tidak pro pada model pengasuhan kita terhadap anak kita sendiri.
7. bagaimana cara menyikapi sifat-sifat anak ketika susah dibilangin?
(Usia kk 23th, adek 22 dan 13/14 th).

Jawaban:
Pertanyaannya kompleks ya .... saya minta ijin menjelaskan dulu beberapa hal terkait emosi....insyallah akan membantu kita mendapatkan pemahaman yang lebih baik ....

*EMOSI SEBAGAI TANDA*

Nah bagian dari emosi dalah perasaan dan sifat (emotion, feeling, traits), hal ini seringkali rancu dalam pemakaian. Misalnya ketika anda berkata “saya gampang  marah sama suami saya” anda bisa merujuk pada emosi sedang (benar-benar) marah, merasa marah (walaupun tidak mampu mengekspresikannya) atau anda merasa menjadi orang yang memiliki sifat mudah marah.  Tapi karena bukan kuliah psikoliogi formal, tidak perlu kita perpanjang bahasan ini. Kita pakai saja istilah awam tentang emosi yang seringkali dipakai untuk mewakili ketiganya.
Emosi adalah alarm atau tanda, sama halnya seperti sirine kebakaran. Anda tentu tak bisa berharap bahwa sirine itu jugalah yang harus menyemprotkan air untuk memadamkan.  jika anak anda menangis, maka itu tanda bahwa ada perubahan pada emosinya; mungkin dia merasa tidak nyaman, lapar, sedih, terganggu atau tidak aman. Tapi mengapa dia sedih, apa yang membuatnya sedih? itu tidak akan terjawab hanya dengan menyuruhnya berhenti menangis (karena anda tidak tahan dengan berisiknya atau merasa jengkel).

Nah kesalahan banyak orang adalah menghentikan emosi sebagai tanda, tapi membiarkan masalah. kita meminta anak yang berteriak untuk diam, tapi lupa cara mengajarkan keterampilan komunikasi yang benar. kita marah saat anak anda menendang-nendang ketika marah, tapi tidak mengajarkannya cara mengungkapkan kemarahan dengan tepat. kita membentak anak yang menangis agar diam, tapi abai memahami kesedihannya, lupa memeluknya dan memastikan bahwa dia tetap aman bersama kita meskipun dia bermasalah...

Keterampilan lain yang penting dalam manajemen emosi adalah  *keterampilan untuk bersedia menerima kesalahan, ketidaksempurnaan, kegagalan, masalah atau ketidakberesan*. its oke to be weak, its ok to cry .... bukankah hidup itu sendiri adalah kumpulan masalah, ujian dan ketidaksempurnaan? orang-orang yang mau menerima hal ini akan lebih mampu menghadapi berbagai tantangan hidup, karena mereka akan lebih realistis menilai diri, menilai situasi dan tidak lari dari masalah. mereka mampu mengukur kemampuan  mengatasi masalah, tahu kapan saat perlu meminta tolong dan bekerjasama dengan orang lain. orang-orang yang mengetahui kelemahannya, justru punya kesempatan bermesraan dengan Tuhannya. Tahu diri bahwa sebagai hamba Allah yang lemah, ia butuh terhubung dengan sang Pemilik kekuatan dan pertolongan yang sempurna : Allah swt ..

Jadi bolehkah melampiaskan emosi ? Oh tentu saja boleh.... karena bahkan tanpa diekspresikan emosi secara spontan sebenarnya akan terlihat....
Nah masalahnya apakah melampiaskan/mengekspresikan  emosi itu akan membuat masalah jadi selesai atau justru membuat situasi lebih rumit?

Ini adalah hal yang lain lagi ...
*Keterampilan mengekspresikan emosi dengan tepat terkait dengan  pengendalian diri dan pemfungsian akal untuk pengambil keputusan*

Padahal prinsipnya tadi sudah saya jelaskan... jika anda sangat emosional, maka anda sukit berpikir jernih karena pintu menuju fungsi otak yang lebih tinggi terhalang...

Lalu apa yang perlu anda lakukan saat sangat emosional ?
Luangkan waktu untuk menguasai diri sendiri dan menilai situasi...
Misalnya dengan mengatur pernafasan, minum,  mengubah posisi dari berdiri menjadi duduk, bertanya atau klarifikasi...
apakah ini sulit dilakukan ? nanti kita akan bahas juga apa yang membuatnya menjadi sulit atau mudah ya...

Sebaliknya mengabaikan tanda emosi membuat anda gagal berempati untuk mengetahui *sebab di balik emosi* akan membuat anda gagal menjalin interaksi yang lebih baik dengan diri anda sendiri maupun orang lain, tidak bisa memahami hal di balik perasaan dan tentu saja tidak akan membantu menyelesaikan permasalahan yang sebenarnya, sehingga masalah itu jadi bertumpuk-tumpuk dan meledak pada suatu waktu bahkan karena hal sepele.
*Keterampilan manajemen emosi yang ketiga yang perlu anda latih terus adalah keterampilan EMPATI*. Sehingga anda tidak hanya ngotot pada pendapat anda sendiri, tidak terpaku pada ego anda sendiri, tapi bisa melihat sudut pandang, kebutuhan, harapan dan perasaan  orang lain.
Dengan keterampilan empati, maka anda akan bisa ‘nyambung saat ngobrol’ dengan orang lain, mampu memberikan feedback yang tepat, menghargai pendapatnya dan bekerjasama menyelesaikan masalah; alih-alih memaksakan kehendak anda sendiri. Untuk melatih empati, perluaslah pergaulan anda dan terlibatlah langsung dalam berbagai kejadian hidup yang membuat anda lebih kaya makna. Jika anda biasa menyetir mobil sendiri, cobalah naik angkot atau KRL dan ikut berdesak-desakan. Jika anda sehat, sesekali kunjungilah pasien dengan penyakit yang berat dan harus menjalani pengobatan rutin dalam waktu lama. Jika anda orang tua, sesekali bermainlah dengan anak-anak dan bergabunglah dalam aturan permainan mereka tanpa canggung, ikutlah tertawa, bekerjaran, kotor2an dan nikmati keseruan ala anak-anak. Dengan _memperluas dan memperkaya pengalaman hidup, anda akan menjadi lebih mudah empati_

Berempati pada pasangan bisa anda lakukan dengan memahami latar belakang keluarganya. Tidak mungkin suatu karakter seseorang tercipta kecuali dengan memahami situasi dan lingkungan seperti yang membuat karakter itu terbentuk....
Setelah memahami barulah anda dan pasangan  bisa merumuskan hal hal yang perlu ansa lakukan dalam pengasuhan agar hal tsb tdk terulang....
Tapi ingatlah, jangan pernah menjelek-jelekkan atau menjatuhkan harga diri mertua atau keluarga pasangan... karena itu akan membuatnya emosional alih alih rasional....

Jika hubungan anda dan anak terjalin dengan baik, hangat, nyaman dan saling percaya.
Sebenarnya anda tidak perlu terlalu khawatir dengan pengaruh buruk lingkungan... karena anak akan lebih imun thd pengaruh buruk jika hubungan dengan orang tuanya sehat dan nyaman.....
Jika anda sbagai orang tua bisa memastikan bahwa anda dipercayai anak serta memiliki pengaruh yang lebih besar dan kuat dari pengaruh eksternal lainnya (termasuk TV, medsos, teman atau tetangga).

Masalahnya: apakah hubungan anda dan anak sudah dibangun atas rasa saling percaya, nyaman dan sehat?
Apakah anda sudah memastikan bahwa anda telah memberikan porsi pendidikan nilai dan prinsip yang kuat, konsisten dan dilakukan dalam suasana yang nyaman pada anak? Sehingga menjadi motivasi internal dalam dirinya .

3. ❓ Maryanti-Rembang, Lia, Nadya-Malang, Dhini-Cianjur, cici-Riau
●Kaitannya dengan inner child, sewaktu saya kecil seingat sy, bapak adalah orang yg pemarah, kadang memukul ibu ketika mereka bertengkar. Sy jg pernah kena pukul. Tp ingatan soal itu sudah samar. Kemudian mereka berpisah ketika saya SMA.
Saat ini sy berada pada kondisi tidak membenci bapak tp tau bahwa perbuatannya salah. Yg sy khawatirkan, jika secara tidak sadar perlakuan bapak sy masuk alam bwh sadar kemudian sy mengikuti perilakunya (marah dan memukul anak).
Selama ini sy kadang marah dan pernah membentak anak saya usia 4 th dan 2 th. Pernah menampar pelan 1x tp tidak pernah memukul sampe berkali2 seperti bapak sy.
Yg ingin sy tanyakan, bagaimana cara mengetahui apakah sy tertular perilaku bapak sy ato tidak? Bagaimana cara untuk mencegah agar hal itu tidak pernah terjadi?
Terima kasih 🙏
●Saya ibu 2 anak. Yang pertama usia 7 thn. Kedua usia 2 thn. Saya memiliki trauma dengan masa lalu sy. Trauma itu membuat luka kecewa sedih depresi dan marah yang cukup besar. Hal itu menjadi smakin besar setelah menikah dan pny anak. Anak pertama yang sering mnjd sasaran amarah saya.
• Bagaimana caranya menghilangkan segala trauma/amarah yang sdh tersimpan kuat dlm diri dan menggantikannya dgn kebahagiaan sehingga saya bisa membagikan kebahagiaan untuk anak2 dan skeliling saya?
• Bagaimana cara menerapkan Acceptance dlm diri. Sy coba tapi rasa kecewa lebih besar sehingga sulit utk menerima dan memaafkan?
• Bagaimana mengobati luka batin anak yang sdh pernah dimarahi?
Terima kasih Bunda.

Jawaban:
Supaya memahami tg trauma dan sejenisnya dan pengaruhnya thd kematangan emosi kita sebagai orang tua.... saya akan menjelaskan sekilas tg kaitan antara emosi dan kerja otak..

*EMOSI dan KAITANNYA DENGAN KERJA OTAK*

Pengaturan  emosi berada dalam system limbic. Pada system limbic inilah berkumpul hal-hal yang berhubungan dengan *hawa nafsu* (seperti lapar, haus, hasrat seksual, amarah, hal-hal yang membuat senang), pemindaian memori/ *kenangan*, dan juga *nilai dan motivasi*.
Dalam system limbic ini pula, otak memutuskan mana hal yang *perlu diperhatikan atau diabaikan*.

Jadi banyak berkaitan dengan hal-hal instinktif manusia, responnya spontan “flight or fight”,  juga berkaitan dengan perilaku adiksi/ketergantungan yang sulit dikontrol, juga berkiatan dengan system imun.

Dari gambaran ini anda akan lebih mudah memahami mengapa orang-orang yang anda cintai dalam keluarga justru lebih anda respon secara emosional dibandingkan dengan orang lain. Begitu juga dengan satu dua orang yang penah menyakiti anda, justru lebih anda ingat dari puluhan orang yang pernah berbuat baik pada anda.  Karena anda telah memiliki kenangan (meskipun buruk) dan punya ikatan emosional lebih kuat dengannya.   Karena berkaitan dengan kenangan, anda pun kini bisa memahami bahwa makin anda berusaha melupakan  hal-hal buruk yang terjadi pada diri anda, justru anda makin teringat dan makin menguras energi anda. Anda juga makin terlibat secara emosional dengan suatu peristiwa yang bersesuaian atau justru bertentangan dengan nilai yang anda yakini, misalnya  ketika seseorang menghina orang tua anda atau melakukan pelecehan terhadap anak anda.
Kurang stimulus atau terlalu banyak stimulus dan respon yang tidak tepat pada system limbic ini justru membuat kita akhirnya sering bereaksi spontan, akhirnya kurang mengoptimalkan fungsi akal tingkat tinggi lainnya. Anak yang sering diteriaki, dibentak, dipukul dan hal-hal lain yang memicu berfungsinya system limbic secara berlebihan juga akan merespon dengan “flight and fight”. Mereka jadi kurang memfungsikan fungsi akal yang lebih tinggi. Akhirnya ketika ada masalah responnya  ya spontan menangis, berguling2, membentak balik, memukul dst…  begitu pula dengan kecanduan… orang yang terlalu banyak stimulasi secara seksual baik lewat gambar, video ataupun perilaku seksual (yang juga ada di system limbic) akan sulit keluar dari kecanduannya karena system limbiknya lebih banyak distimulasi daripada neokorteks dan lainnya. Ini sekaligus menjawab pertanyaan sebelumnya ya tentang efek anak yang dibesarkan dengan teriakan dan kekerasan ….

Jadi jika anda terlanjur pernah melakukan hal-hal tersebut pada anak-anak, minta maaflah dan taubatilah semua kekhilafan tersebut. Semoga hal itu mengundang turunnya rahmat Allah atas anda dan keluarga. Selanjutnya, ganti stimulus instinktif yang sifatnya negative dengan yang lebih positif. Manusia memang diciptakan Allah dengan hawa nafsu, dan hal itu bukan untuk dikebiri atau ditiadakan. Namun dikendalikan dan disalurkan dengan jalan yang benar, halal lagi tepat. Nah hal ini tentu saja harus sejalan dengan tumbuhnya kapasitas pengendalian diri dan kemampuan beramal, menyalurkan energinya dalam ketaatan dan amal salih.

Misalnya hubungan seksual dibolehkan, setelah menikah pada pasangannya yang halal dengan aturan tertentu.  Jadi kalau belum mampu menikah, hindari hal-hal yang membangkitkan hasrat, cobalah puasa, jaga pandangan dan sibukkan dengan hal lain yang bermanfaat. Nah begitu pula caranya untuk mengatasi  amarah, kebencian, dendam  dll.  Selain harus ditahan agar jangan sampai berbuat zhalim, jangan terlalu banyak berinteraksi dengan hal-hal yang bisa memicu kebencian dan amarah, anda juga harus melatih cara untuk menyalurkannya dengan cara yang tepat, misalnya berlatih komunikasi asertif. Nah kapasitas ini perlu ilmu dan latihan yang berulang-ulang.

Perhatikan _konsumsi akal dan emosi anda_. jika anda sering mengkonsumsi berita, video atau berinteraksi dengan orang2 atau hal-hal yang membuat anda khawatir, takut, berpikir buruk dan memicu kembali rasa dendam anda, maka anda akan terikat lebih kuat dengan emosi negatif anda.

Nah untuk anak yang terlanjur diasuh dengan pendekatan instinktif negative  yang dominan, maka coba ganti dan isi kekosongan itu  dengan pendekatan emosional yang lebih positif. Misalnya dengan lebih banyak membelai, mencium dan memeluk anak. Penuhilah kebutuhan ASI anak, dan bermain sewajarnya. Jangan menggegas, supaya kelak mereka tidak menjadi orang dewasa yang kenak-kanankan.
Luangkan waktu bermain-main bersama anak dan tertawa bersamanya, sehingga anak memiliki penilaian dan penerimaan diri yang lebih positif terhadap dirinya dan orang tuanya. *orang yang paling keras dan temperamental, justru merupakan orang yang paling butuh kasih sayang*. Karena itu, jangan membalas perlakuan keras dengan keras pula, karena justru mereka adalah orang-orang yang sebenarnya haus kasih sayang. Selain pada anak, hal ini juga berlaku pada pasangan.

Untuk pertanyaan yang mengenai memperbaiki hubungan dengan orang tua termasuk trauma, benci dan berbagai innerchlid yang tak tuntas insyaallah sudah saya jelaskan tahapan dan tips praktisnya di buku #parentingreadiness mulai bab kedua.
"Anda tak bisa berjalan jauh dengan memanggul beban berupa kegalauan, sakit hati dan dendam. Perjalanan berat dan panjang dalam kehidupan ini bisa anda tempuh dengan lebih ringan saat anda berusaha membebaskan diri anda dari segala belenggu jiwa yang buruk. Karena itulah proses membersihkan jiwa/tazkiyatun nafs adalah sebuah kemestian yang terus menerus saat anda memutuskan untuk menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak anda. Cobalah terus dan bersabarlah" (hal. 35 buku #parentingreadiness).

Jadi manajemen emosi juga sangat erat kaitannya dengan manajemen hati atau tazkiyatunnafs...
Dengan tazkiyatun nafs inilah kita berusaha menjernihkan hati, sehingga benderang bashirah bisa menuntun kita melihat petunjuk, bertindak benar dan bijaksana.

Selain itu kita juga perlu mengisi pundi pundi kasih sayang.... bukan hanya terpaku pada hal-hal yang melukai  jiwa.
Insyallah hal itu pun sdh saya jelaskan di buku #PR
Karena pada dasarnya.. kita bisa bahagia bukan bersebab hal hal yang diluar jiwa kita...


Penutup

Semoga Allah  sang pemilik dan penguasa jiwa manusia menolong kita untuk menaklukkan hawa nafsu, mendatangkan rahmatNya atas diri kita sekeluarga ...
Karena sesungguhnya diri kita sendiri pun tak benar-benar mampu mengendalikan gejolak emosi dan ledakan nafsu diri.... maka libatkan Allah...
Jika merasa lemah minta tolonglah padaNya yang maha Kuat
Jika merasa bodoh, mintalah petunjuk padaNya yang Maha Berilmu dan Tahu

Sungguh anda tak pernah terlalu buruk untuk menjadi orang tua bagi anak anak anda ....
Yakinlah ketika Allah memberikan amanah anak pada anda sebagai orang tua...  Allah terus mendampingi anda... mintalah tolong padaNya...

Karena *anda adalah orang tua versi terbaik bagi anak anda menurut Allah, bukan orang lain*

Tetap rileks dan optimis ya ayah bunda semua.
Oleh: Ninin Kholida M, S.Psi, M.Kes.



🌸🌸 *MATERI PENGANTAR* 🌸🌸

💝Ketika hamil apa yang paling banyak ibu-ibu rasakan ? kalau alqur’an menyebut kehamilan dengan frase _wahnan ‘ala wahnin_-- lemah yang bertambah-tambah. Yang terbayang adalah mual, muntah, lemas, cepet capek, swing mood, pergerakan terbatas … akan bertambah panjang daftarnya. Tapi justru pada semua keadaan itulah ayah dan ibu harus berdamai dan mencoba menikmati keadaan tersebut. Inilah tantangan terbesar dalam memberikan’stimulasi selama masa kehamilan”.
Dalam buku #parentingreadiness saya sudah membat list yang cukup rinci tentang hal-hal yang harus dilakukan setiap semesternya sebagai stimulasi, bahkan ada checklistnya ✅ (jadi nt baca saja ya di buku … heheh).

Tapi pada kulwap kali ini saya akan lebih fokus pada hal-hal yang lebih besar yang melatarbelakangi tips tersebut, supaya anda bisa lebih memaknai proses kehamilan dengan optimal.

Ada beberapa hal penting yang perlu kita ketahui seputar stimulasi pada masa kehamilan :
1. Berbahagialah  … mengelola gelombang emosi dan keadaan jiwa sang ibu sangat penting bagi perkembangan bayi. Saya menulis satu bab khusus tentang risiko kehamilan yang tidak diinginkan dan memberikan banyak data tentang hasil riset betapa besarnya efek ‘ketidakbahagiaan ibu’ pada perkembangan bayi dalam kandungan.

Stress pada ibu hamil, secara otomatis akan direspon tubuh dengan berkurangnya oksigen ke bayi, hormon stress juga akan membuat bayi stress, perkembangannya  terhambat dan dalam jangka panjang akan berpengarug thd temperamennya.

Karena itu ibu, berbahagialah dengan kehamilan ini. Di surat Maryam pun, Allah memberikan penghiburan pada Maryam, memintanya bergembira dan tidak bersedih hati … hati yang gembira akan kehamilan akan membuat anda bisa melakukan banyak hal untuk memberikan stimulasi yang optimal bagi bayi, karena memang porsi stimulasi bagi bayi berada di ibu. Lalu apa tugas ayah ? *terutama membahagiakan ibunya* bayi, eaa..hehe
Becanda .... saya membahas khusus peran ayah selama masa kehamilan dalam beberapa bab di buku ini ....silahkan nanti para ayah mengecek ya

🔍Pertanyaannya bagaimana bisa berbahagia dalam kondisi wahnan ‘ala wahnin ?

a. Syukur dan penerimaan
b. Reframing : bahagia itu bukan berarti anda harus tertawa terus atau tidak pernah sedih. Bahagia itu bisa diupayakan dengan melakukan reframing atas semua episode hidup yang anda alamai menjadi lebih positif. Husnudzon istilah islaminya. Dan ternyata ALLAH itu memang luar biasa baik, tidak akan pernah memberi beban di luar kesanggupan. Misalnya saat kehamilan trimester pertama anda akan mengalami morning sickness, mual muntah hingga berkali-kali. Kabar baiknya, ternyata menurut para ahli gizi, kebutuhan nutrisi bagi ibu dan janin pada trimester pertama tidak sebanyak pada trimester berikutnya. Jadi anda tidak perlu terlalu khawatir jika belum bisa makan dengan optimal. Setelah anda bisa melewati fase mual, muntah itu baru kebutuhan gizi meningkat secara signifikan, rata-rata sekitar 15 % peningkatannya.

Reframing itu pada dasarnya ‘bicara dengan diri sendiri dan memberi makna pada setiap kejadian yang anda alami. Ketika anda lelah, alih-alih berkata “aduh arasanya capek banget” cobalah berkata “Alhamdulillah hamil ini masih bisa beraktivitas yang mnafaat, semoga lelahnya jadi pahala dan mengundang pertolongan ALLAH buat kita ya dek”

c. Kesadaran penuh selama masa training

Kehamilan itu sendiri adalah fase tarbiyah ilahiyah buat siapa : ya buat ayah, ibu dan anak dalam kandungan. Semuanya mendapat porsi latihan sendiri dari ALLAH. ALLAH langsung yang terlibat untuk ‘membentuk karakter dan kepribadian’ kita. Ouputnya apa ? bertambahnya pahala dan taqwa. Sayang sekali jika fase latihan selama 9 bulan ini tidak membuat amalan, kelembutan hati, lapangnya jiwa, keemesraan dengan ALLAH dan kebaikan-kebaikan kita bertambah.

 Sebagai trainer yang biasa menyusun design dna mengelola training, saya rasa kunci kenapa efek traing beda-beda pada pesertanya adalah pada ‘kesadaran dan motivasi’. Ada yang ikut training karena rekomendasi/dikiirm perusahaan ada yang datang dengan  kesadaran sendiri bahkan rela mengeluarkan uang pribadi untuk bisa ikut training. Kesungguhan mereka berbeda dan tentu saja hasilnya beda.
Maka sambutlah sepenuh hati tarbiyah dari Allah ini, kesadaran akan ma’iyatullah : kebersamaan dengan ALLAH akan membuat anda lebih mampu menikmati semua proses kehamilan dengan indah dan bermakna.

d. Rileks dan optimis pada setiap fase

Tantangan selama hamil adalah mengelola kekhawatiran : akan rezeki, kesehatan, ekselamatn dll. Jangan mengkhawatirkan yang belum terjadi dan jangan bersusah hati dengan yang sudah lewat. Fokus pada apa yang bisa anda lakukan hari ini, sibukkan diri dengan amal solih. Anda mungkin dikomentari  terlalu tua untuk hamil, sudah punya banyak anak, atau berisiko… *tenanglah Tetaplah berteguh hati pada Allah swt, karena prasangka mereka tidak akan menolong anda saat yaumil hisab, kekhawatiran mereka tidak akan mengurangi dosa atau menambah pahala anda, tidak akan membuat kehidupan anda bertambah mulia atau sengsara. Cukuplah Allah sebagai penolong, pelindung, tiada daya dan upaya kecuali dari Allah*.

e. Meluruskan niat, stimulasi yang anda berikan sangat trgantung tujuan akhir anda
Karena pada akhirnya kita semua hanya akan mendapatkan apa-apa sesuai dengan yang menjadi niat kita. Jadi apa niat dan harapan anda pada anak yang sedang anda kandung ini ? meski tipis, ini akan membuat perbedaan besar terhadap apa yang anda lakukan dan juga hasilnya. Bukan hanya pada saat hamil tapi juga setelah bayi lahir.

 Seorang ulama pernah berkata *“dulu ibu para salafus shalih menyusui anak mereka tetes demi tetes diiringi dzikir dan harap agar anak mereka menjadi penolong agama ALLAH, sementara kalian menyusui anak karena berharap tangisnya mereda dan mereka segera tidur”*

2. MENGHARGAI EKSUSTENSI BAYI SEBAGAI MANUSIA.

Bayi adalah manusia, dalam semua maknanya. Ketika ditiupkan ruh oleh ALLAH, mereka un telah diambil kesaksiannya sebagai muslim, sebagai hamba yang tunduk patuh pada Allah, siap berhidmat untuk menerima tugas sebagai khalifatullah dan abdillah. Mereka tidak pernah terlalu kecil untuk dihargai eksistensinya sebagai manusia utuh. Manusia yang punya aspek *fisik/badaniah, emosi/psikologis, ruh/spiritual dan juga aspek sosial*.

📌Karena itu anda pun harus memenuhi kebutuhan2 tersebut lewat stimulasi yang tepat. Saya menuliskan dengan cukup rinci di buku, sekaligus tadabbur dan kisa-kisah yang bisa kita ambil ibrohnya sebagai inspirasi.

3. MENYAMBUT PERTOLONGAN  ALLAH
Menjadi orang tua dan mendidik anak pada dasarnya mudah, asalkan anda dan anak anda sama-sama mendapatkan pertolongan ALLAH. *Karena itu lakukan semua hal yang bisa mengundang pertolongan ALLAH*.
Bukankah yang membuat otak anak berkembang dengan baik, yang memberikan ilmu, organ-organ berkembang dengan baik adalah kuasa ALLAH ? Bukankah mudah bagi Allah untuk meringankan rasa sakit dan mengganti lelah anda dengan rahmat yang banyak?

maka jangan jadikan kehamilan sebagai alasan untuk cuti atau berlambat-lambat dalam beramal solih. Mungkin tak sama gesitnya, tapi bisa berganti caranya.

_Tetaplah beraktivitas dan beredar dalam kebaikan, niatkan sebagai wasilah agar anak anda tumbuh optimal dalam kebaikan dan anda sebagai orang tua dimudahkan untuk mendidiknya menjadi manusia bertaqwa_.


4. BERTAHAP DALAM ADAPTASI
Kehamilan sendiri adalah prose adaptasi yang cukup panjang agar bayi maupun anda berdua bisa menjalankan peran sampai ketika bayi lahir. Karena itu lakukan stimulasi yang memungkinkan anda dan bayi beradaptasi dengan peran ini. Misalnya, bayi beradaptasi dengan suhu, lingkungan rumah, aktivitas seharian, anggota keluarga .. maka lakukanlah bertahap. Pendengaran dan penglihatan bayi sudah mulai berfungsi, ajaklah ngobrol, lakukan stimulasi adaptasi gelap-terang, kondisikan kakak2nya,  jalin bounding dengan ayahnya dan juga kakek neneknya. Lakukan bertahap, insyallah akan banyak kemudahan setelahnya.

🌱🌱🌱 *SESI DISKUSI* 🌱🌱🌱

1⃣Pertanyaan senada
🌸Aniq, Jogja
Apa yg perlu dipersiapkan untuk menyambut buah hati yg pertama... N bgmna mengantisipasi baby blues
🌸Ade ineu, Bandung
bagai mana cara y agar terhindar dari baby blus..sya pnya pengalaman d anak sya yg pertama..klo sudah jelang malam hari perasaan saya sprti ketakutan,sedih, & merasa sendiri..pdhl suami sya ad..tapi sya merasa sibuk sndiri..saya tidak ingin ini terjadi lagi pada pasca persalinan anak k2...mohon jawaban y mba😇🙏🏻..syukron

*Jawaban*
Tentang baby blues setelah masa kehamilan … ini adalah kejadian yang benar-benar ada, wajar terjadi. Jadi sebagai sesame wanita kita perlu empati. Alhamdulillah jika mba sudah bisa melewati fase sulit itu, itu adalah sebuah perjuangan yang perlu di apresiasi.”Alhamdulillah hal itu sudah berlalu dan sudah bisa saya atasi atas pertolongan ALLAh dan dukungan banyak pihak”. Selamat  mba 🌻
Nah untuk yang belum mengalami, saya sarankan lebih baik kita fokus pada hal-hal yang lebih melegakan dan membahagiakan, ketimbang membuat kita khawatir... bagaimana caranya ? insyaallah sudah saya paparkan di materi pengantar ya .... intinya pada kemampuan mengelola rasa khawatir, juga mendapatkan dukungan sosial saat hamil : terutama dari pasangan, keluarga dan orang2 terdekat.... buat kita (masyarakat) sangat penting untuk menjaga lisan dan menahan diri dari berkomentar negatif terhadap ibu hamil .... karena memang perempuan hamil lebih sensitif. jadi jika anda rasa komentar anda tidak solutif, tahan untuk berkomentar. termasuk mengomentari "loh kok sudah hamil lagi, kan kakaknya masih kecil?" loh kok gak kb ? apa gak takut repot ? dll.. tekanan sosial seperti inilah yang memicu munculnya baby blues ... yuk ciptakan kondisi yang nyaman bagi lahirnya manusia baru ke muka bumi .... jika tak mampu berkata baik, diamlah ... jika tak bisa membantu, minimal tidak menambah kekahwatiran .... ✅
Tetap semangat dan bahagia ya mba ... nikmatis setiap momennya
kurangi mengkonsumsi berita2 yang membuat khawir itu bertambah .... dekati orang2 yang bisa berbagi hal2 positif
🌱🌱🌱

2⃣Pertanyaan Senada

🌸Wulan, Bogor
Cara efektif meningkatkan kecerdasan bayi sejak dalam kandungan?

🌸A, Jogja
Apa saja stimulasi berkaitan dengan spiritual,kognitif dan emosional bayi yang dapat dilakukan orangtua saat masa kehamilan?

🌸siska, semarang
Pertanyaan : cara menstimulus janin 6 minggu gimna caranya mbk ???
Karena sy baru hamil anak pertama dan sudah menunggu lama 4 tahun mbk

🌸ngudihayyu, kediri
Kegiatan apa yang bisa merangsang kecerdasan dan kepekaan calon bayi?

🌸Meme, Surabaya
Stimulus apa saja yang bisa diberikan saat hamil selain mengelus-elus, mengajak berbicara atau membacakan ayat Al-Qur'an? Terima kasih

*Jawaban*
Stimulasi pada setiap fase berbeda-beda prioritasnya
Misalnya pada trimester pertama fokus stimulasi adalah pada ‘penerimaan terhadap kehamilan’ memunculkan rasa bersyukur dan bahagia atas kabatr kehadiran bayi. Mungkin anda heran dengan pernyataan ini, tapi faktanya tidak semua pasangan yang mendapatkan berita kehamilan merasa senang dan siap (bahkan yang sudah menikah sekalipun atau sudah pernah hamil. Selanjutnya pada trimester pertama adalah menjaga agar kondisi ibu dan bayi sehat serta terhindar dari risiko keguguran.  Sekali lg berusahalah menikmati momen kehamilan ini dan menciptakan bounding dengan bayi, berusaha ‘jatuh cinta’ … 😊perbanyak tersenyum, nikmati momen kehamilan ini untuk mempererat hubungan suami istri, berbagilah kebahagiaan dengan suami…
Jadi perlu dipahami bahwa *stimulasi* dalam kandungan bukan hanya untuk bayi, tapi juga untuk orang tuanya; terutama ibu. Karena kondisi fisiki, psikologis dan spiritual ibu akan berpengaruh langsung pada bayi, meskipun tidak ibu sadari. Misalnya, apa yang ibu makan, akan mempengaruhi perkembangan bayi. Bukan hanya secara fisik, tapi juga nonfisik. Karena itu di buku saya ceritakan kisah tentang orang tua nu’man bin tsabit atau yang kita kenal sebagai abu hanifah yang sangat menjaga kehalalan dan keberkahan apa yang ia makan, dan itulah yang jadi salah satu sebab kecemerlangan ulama besar itu. Ibu yang makan selama hamil, tapi ayahlah yang bertanggungjawab atas nafkah yang halal tsb. Ini baru stimulasi yang sifatnya fisik ya, tapi ternyata efeknya ke nonfisik besar sekali …. Insyallah sdh saya uraikan dg cukup lengkap di buku
Jadi siapa yang memberikan stimulasi : ya ayah dan ibu sekaligus... meski kadang langsung ataupun tidak langsung. saya kasih contoh lain : di buku saya uraikan hasil riset kalau pijatan lembut pada ibu selama masa kehamilan selain mengurangi stress, membuat rileks juga membuat perkembangan janin lebih baik .... siapa yang dipijat ? ibunya ... yang memijat ? lebih baik suaminya atau ayah bayi... nah pada siapa pengaruhnya ? pada ibu dan bayi ....
Sebagian besar stimulasi adalah dengan cara memberikan *lingkungan tumbuh yang baik dan optimal bagi janin* seperti yang sudah penanya sebutkan ya : misalnya mengelus2, ngajak ngobrol, memperdengarkan alqur;an, stimulasi gelap-terang, adaptasi suhu/cuaca, menulis atau melatih aktivitas fikir dll... tapi yang sering dilewatlan adalah stimulasi pada *Bayi itu sendiri*. ibarat tanaman, stimulasi berupa lingkiungan yang subur, tanah yang baik, pengairan, pupuk adalah hal2 eksternal yang bisa diupayakan .... namun hal tsb tidak akan terlalu signifikan pengaruhnya jika *bibitnya sendiri kurang berkualitas*. karena itu islam mengajarkan bahwa #parentingreadiness itu dimulai bahkan sejak memilih pasangan untuk dinikahi. yakni upaya memantaskan  kualitas diri di hadapan ALLAH, memilih pasangan yang baik (dalam semua maknanya) dan upaya2 mengundang pertolongan ALLAh, termasuk menjaga adab dalam jimak/hubungan seksual ... selengkapnya bs baca di buku ya .... ✅
kebiasaan2 ibu dan ayah selama hamil juga akan berpengaruh pada pembentukan sifat atau karakter bayi kelak .. maka fokuslah beramal solih

🌱🌱🌱

3⃣ Epi, karanganyar

1.waktu hamil 2bln kmren, karena tdk tahu klo hamil, sy minum jamu godhog (obat gatal herbal), resep dr dokter, dan minum obat dr dokter umum jg, tp stlh tahu hamil langsung sy hentikan.
Apakah pengaruh thd tumbuh kembang janin?

2.skrg kehamilan mau jalan 10minggu. Sy mengalami mual2, sehabis muntah tenggorokan sy agak sakit.
Utk mengurasi mual n sakit tenggorokan sebaiknya bgmn?
Terimakasih.. 🙏

*jawaban*
 barokallahufik mba epi atas kehamilannya semoga selalu sehat ibu dan bayinya ... sebagian orang memang baru menyadari bahwa dirinya hamil setelah telat haid, biasanya setelah janin sudah berusia sebulan lebih ... karena itu, kadang2 tidak sepenuhnya bisa mengontrol kondisi selama tidak tahu itu ... nah, buat yang belum hamil atau berencana hamil perlu mempelajari tanda2 hamil selain telat haid ya .... insyallah juga sudah saya paparkan di buku.
 kalau sdh terlanjur bagaimana ? untuk pastinya silahkan cek ke dokter atau bidan ya mba .... selama tidak berlebihan konsumsinya insyallah tdk perlu terlalu khawatir. termasuk pada mual, banyak riset yang menyatakan bahwa mual muntah sebenarnya bukan kondisi yang membahayakan kehamilan .. santai saja, selama tidak dehidrasi atau tanda2 kegawatan lainnya. penggunaan obat-obatan (baik kimia atau herbal)  pada masa kehamilan  sebaiknya dihindari, kecuali memang dengan advice ahlinya. jadi jika masih bisa diatasi dengan non-obat, misalnya dengan beristirahat lebih banyak, minum air putih lebih sering .. lebih diutamakan..

🌱🌱🌱

 4⃣Habibah, Pekalongan
Ketika hamil tua 7 bulan ke atas pasti untuk tidur sangatlah susah, maka posisi yang bagus untuk ibu hamil di usia muda itu seharusnya bagaimana.. karena kata dokter harus miring ke kiri, sedangkan saya kalau miring ke kiri dalam waktu 5 menit sudah sangat kesakitan dadanya.. begitupula ketika miring ke kanan.. sakit juga.. dan ketika berbaring gak bisa nafas saya.. posisi bagaimanakah yang seharusnya saya lakukan supaya saya tidak kesakitan ketika saya tidur?

*Jawaban*
Selamat atas kehamilannya bu habibah ... ikut senang mendengarnya, semoga sellau sehat ya bu ... ibu hamil memang lebih mudah lelah, karena tubuhnya bekerja keras. jadi mohon bisa berempati jika ibu hamil lbh cepat merasa mengantuk , lelah atau tidur lebih lama, bukan malas ya ... jika anda adalah atasan, rekan rekan kerja atau memiliki anggota keluarga yang sedang hamil berempatilah .... kualitas tidur yang baik akan berpengaruh positif terhadap perkembangan bayi dalam kandungan. sebaliknya kurang tidur akan membuat ibu maupun bayi jadi stress...
perubahan tubuh ibu secara fisik dan juga hormonal membuat tidur menjadi tidak nyaman, lebih sering terbangun dan kadang susah tidur nyenyak ... karena itu perlu disiasati ... caranya pada tiap orang bisa beda-beda  bu. nah ibu sendirilah yang paling paham kondisi tubuh ibu. silahkan bereskprerimen, bisa dengan mengubah posisi bantal/selimut untuk mengganjal bagian bawah lutut, bawah pinggang dan tangan. posisi terlentang kadang membuat ibu hamil merasa sesak atau berat, jadi sebaiknya tidak terlalu lama terlentang. _untuk durasi, prinsipnya terlalu banyak tidur sama buruknya dengan kurang tidur_. selain posisi sebenarnya yg paling menentukan kualitas tidur adalah "isi kepala" .... jadi cobalah mengelola kekhawatiran, rasa tidak nyaman atau beban pikirana lainnya dg lebih positif dan anda jadi lebih rileks ✅

🌱🌱🌱

5⃣A, Bogor
Hamil di trimester pertama apakah boleh melakukan hubungan suami istri? Jika boleh maksimal berapa kali dlm seminggu? Dan posisi yang aman dan tidak aman saat berhubungan bagimana? Mohon penjelasan. Terimakasih ☺

*jawaban*
 Fertilisasi pada manusia secara alamiah bisa terjadi melalui perantara hubungan seksual/jima’. Karena itu suami-istri perlu memperhatikan kualitas hubungan seksual. Karena hubungan seksual dalam pernikahan adalah wasilah untuk mendapatkan keturunan, maka persepsi yang positif tentang hubungan seksual juga akan mempengaruhi bagaimana penilaian suami istri terhadap kehamilan dan anak yang mungkin lahir dari proses ini.
pada prinsipnya tidak ada larangan untuk melakukan hubungan seksual pada usia kehamilan berapapun. hubungan seksual pada masa kehamilan juga tidak membahayakan kondisi bayi (kecuali pada beberapa kondisi tertentu yang menurut dokter perlu 'puasa' jimak selama masa tertentu kehamilan). misalnya rahim yang sangat lemah, selepas flek/pendarahan atau rahim yang "melorot". tapi ini kondisi jarang ditemui, dan biasanya atas saran dokter. jadi selama anda tidak mengalami kondisi tsb ... silahkan saja. justru, hubungan seksual pada masa kehamilan bisa positif kok efeknya. karena ibu merasa lebih rileks, yang terpenting sebenarnya bukan tg posisi atau teknik, tapi lebih pada perasaan nyaman, saling percaya, saling pengertian dan komunikasi yang baik antara suami istri. jika perut mulai membesar, istri bisa posisi di atas, atau dari belakang. hubungan seksual pada fase akhir kehamilan bisa memicu kontraksi dan downing/ turunnya bayi ke liang lahir ... sperma juga mengandung zat2 yang bisa merangsang kontraksi ... jadi bisa dicoba sebagai 'induksi alami' misalnya pada kehamilan postmature atau mundur dari HPL ...✅

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

*PENUTUP*
Hamil berarti ada 'manusia' dalam rahim kita yang ALlah persiapkan lahir untuk mengemban amanah sebagai abdillah dan khalifah. dan bersyukur, bahwa anda dan suami dipercaya ALLAH untuk tugas besar itu ... maka berbahagialah, bersyukurlah dan sadari tanggungjawab besar itu. tetaplah berhusnudzon pada ALLAH atas kehamilan anda, karena Allah tidak pernah terlalu cepat/terlalu lambat memberikan amanah ini, juga tidak pernah bermaksud mendzolimi anda dengan beban amanh ini. Allah *turun tangan langsung* mempersiapkan anda dan suami agar mampu mengemban amanah ini. maka sambutlah tarbiyahnya, nikmati setiap momennya sehingga bisa membuat anda dan suami menjadi lebih lapang jiwanya, lembut hatinya, menguat taqwanya setelah ditempa proses kehamilan ini ... percayalah tidak ada yang terlalu buruk untuk menjadi orang tua. *anda adalah orang tua versi terbaik bagi anak anda, bukan orang lain*. karena itu tetaplah rileks dan optimis .... sambutlah pertolongan Allah, sibukkan diri dalam amal solih.  Sederhanakan standar bahagia anda, nikmati yang anda bisa lakukan dan jangan menunggu yang belum ada untuk mulai bahagia.... wallahualam bish showwab.
Oleh: Marisa Puspita Sary. M.Si
Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ)



Ayah Bunda pembelajar...

Sering kita tidak sadar bahwa kata-kata yang kita ucapkan kepada anak-anak kita lebih banyak kritikan dibandingkan penghargaan.
Padahal kritikan hanya akan menurunkan harga diri, bahkan menciptakan kebencian, apalagi jika disampaikan di depan umum. Kitapun tidak suka dikritik bukan?

Sebaliknya, penghargaan adalah salah satu bentuk komunikasi yang dapat merekatkan hubungan dan menciptakan rasa kasih sayang. Salah satu ucapan yang mungkin sering kita utarakan tanpa sadar kepada anak-anak adalah:
"Masa gini aja kamu ga bisa sih?"

Efek dari seringnya anak mendapat kritikan, selain berdampak pada kepercayaan dirinya juga akan merenggangkan hubungan. Kita berpikir itu tidak berdampak. Tapi jika berulang-ulang sering kita ucapkan akan berpengaruh kepada rasa percaya diri anak-anak kita hingga akhirnya mereka menyetujui pendapat kita bahwa mereka memang tak mampu melakukannya dan bisa jadi mereka takut mencoba segala sesuatunya karena takut gagal.

Salah satu hal yang dapat mencegah kita untuk mudah mengkritisi anak adalah dengan empati. Empati adalah menempatkan posisi kita pada kondisi orang lain atau anak.
Anak-anak tetaplah anak-anak yang memiliki pengalaman dan pengetahuan masih terbatas. Secara tidak sadar kita sering memperlakukan mereka bagai orang dewasa yang bertubuh kecil. Menuntut mereka sudah paham segala sesuatunya dan sudah mampu melakukan hal-hal yang dilakukan orang dewasa.
Ketika kita mampu berempati pada kondisi mereka yang memang masih terbatas kemampuannya maka sebagai orang tua kita akan lebih menerima segala kekurangan mereka dan berimbang menilai anak-anak bahwa mereka juga punya kelebihan yang patut kita apresiasi.

Ayah Bunda... belajarlah menerima anak-anak kita apa adanya, dengan segala keunikan mereka.
Fokus pada kelebihan mereka sambil membimbing mereka bertumbuh terhadap hal yang dirasa belum sempurna.
Hindarilah kata-kata kritikan yang tidak memberi solusi dan hanya menjauhkan kita dari mereka.
Jangan pelit memberikan penghargaan atau apresiasi saat mereka melakukan kebaikan. Mengkomunikasikan penghargaan tidak hanya sebatas ucapan tapi juga sentuhan lembut, usapan ke punggung mereka, usapan di kepala dan pelukan hangat.

Ayah Bunda...
Waktu kita bersama anak tidak terasa sangat singkat.
Tiba-tiba mereka sudah SD, sudah remaja, dewasa.
Manfaatkanlah momen-momen membersamai mereka dengan kenangan indah.  Perilaku dan kata-kata indah kita untuk mereka adalah warisan berharga yang tak ternilai yang akan mereka kenang hingga dewasa.
Jika ingin mencetak anak-anak yang sholeh  sholehah, bertekadlah sejak saat ini untuk memperbaiki perilaku dan kata-kata kita kepada mereka. Kitalah terlebih dahulu yang berupaya memperbaiki akhlak sebelum menuntut anak-anak kita berakhlak baik.

Semoga Allah membimbing kita menjadi orangtua sholih untuk anak-anak kita.


Sesi diskusi

- Lulu
Saya mau bertanya ank saya saat ini usianya sdh 3th disaat dia sdg marah enggan unt mnjwb pertanyaan dr saya ataupun siapapun bunda. Trus dia nangis dn kalau nangis bs lbh dr sejam nangisnya kenceng bgt pdhl ga di apa2kan trus solusinya bagaimana.
Saya sampai detik ini masih bingung apa yg trjd dg si kcl. Pdhl apa yg dia mnta brusha saya penuhi. Dn satu lg prtnyaan saya setiap pnya mainan psti ga brthn lama klu ga bannya di protoli pintu mobilnya ato yg lainnya smpe mainanya hancur.

Ank saya itu semakin di deketin semakin nakal bunda. Pdhl dia sdh bs berkomunikasi dg baik klu tdk sdg marah dia bisa mengatakan apa yg dia mau dn dia rasakan. Jd dia itu klu lg mrh psti ga ngereken lawan bicaranya bahkan cenderung cuek.
Intinya disetiap marah dia tdk mau menjwb smua hal yg ditanyakan ke si ank dn klu sy mrhi pasti nangis dn nangisnya kenceng bgt spti org yg sdg dianiaya gtu nangisnya juga bs berjam jam.

Nakalnya pintu kamar di gebrak2 kdg juga di tendang klu mukul dia ga brani bunda aplg merusak brg. Biasanya dia merusak brg itu ketika mainan sndri trus tiba2 roda mobilnya di lepas ato di buang ke got pkknya ada aj yg dia lakukan dn ank saya ga bs diem aktifnya luar biasa kdg sy jg pusing ngelihatnya.
Kalau saya tnya psti dia cm diam aja matanya smbil melorok2 kyk org sdg kesal trus mulut2nya di gerak2in kyk org komat kamit.
Sdh sy peluk bahkan saya cium juga bunda tp dia tetep aja mengulang hal yg sama. Pdhl dia sdh jnji ga akn nakal lg.
Apa yg trjd dg ank ya bunda. Pdhl apa yg dia mau selalu saya penuhi.

Dn ketika dia melakukan apa yg sy perintahkan psti sy beri hadiah entah hanya sebuah ciuman kue atopn permen.
Trus klu ad org psti capernya luar biasa kdg capernya menyakiti entah nyubit pukul org atopn nendang.

Sering bunda setiap dia mau tdr sy ushkn unt bcra dr ht ke ht dg dia.
Sllu dia berkata iya mama adk ngerti. Tp ke esokan harinya tetap saja di ulang pdhl dia tau klu saya marah psti dia saya cubit ato slentik kyk ga kapok gtu bunda. Mlh semakin menjadi2. Tp kalau di halus dia malah krg ajar sm saya atopn yg lain.

Kdg sy brfkr apa perlu sy bawa ke psikolog ato psikiater?
Agr sy tau apa yg trjd dg ank saya. Sbnrnya perlu ga bunda.

Dia paling suka dg aktifitas yg berbau olahraga atopn tari.
Setiap dgr musik pasti dia nari sndri tanpa saya srh dn ajarkan. Dia suka sekali dg bola trus lari2.
Sukanya dia lari2 jrg mau jln sukanya lari2.
Pkknya suka dg aktifitas yg mengeluarkan keringat. Srh duduk anteng semenit aja ga bs psti ad aj yg dikerjakan.
Dulu msh ad papanya yg ajk bermain skrg papanya di luar kota sdg saya ga hoby olahraga jd dia ga ad temen bwt main. Apa itu bs jd pemicu dia jd nakal ya bunda? Krn dia ga bs menyalurkan bakatnya.

Jawaban:
untuk anak 3 thn blm bisa sempurna untuk mengungkapkan perasaannya bunda...biasanya jika merasa tdk nyaman di ekspresikan dgn menangis. yg dibutuhkan pada saat itu adalah sebuah pelukan hangat dari ayah bunda untuk membuatnya nyaman. sdh coba dipeluk bunda?

nakalnya seperti apa bunda2... memukul atau merusak barang?

berarti di ajak bicara lagi bunda... knp dia sering tidak mau nurut...

biasanya sikap seperti itu adalah bentuk protes anak dari hal2 yg dia tidak setujui dari orangtuanya.

ditanya secara santai saat dia mau tidur sambil usap2 kepalanya..
kakak... bunda/ ayah sayang bgt sama kakak..
sambil.. sebutkan sifat2 positifnya..

selanjutnya tanya: kakak sayang ga sama ayah bunda. dgn tujuan spy dia mau keluarin unek2nya. diajak bicara saat marahnya sdh mereda.

sering diajak bicarakah bunda?

belum perlu ke psikiater bunda.

atau ikut tes bakat dulu bunda... bisa jd tipe nya kinestetik berbakat pada aktivitas olah tubuh yg bisa disalurkan dgn kegiatan fisik misalnya taekwondo atau karate.

berarti cocok bun..
harus disalurkan dgn kegiatan olah raga.
bisa jg renang atau main bola.

- Dyah
Terkadang kita ingin mendidik buah hati kita sendiri tanpa campur tangan siapapun. Dalam artian agar anak tak bingung menyerap perintah yang membingungkan. Dalam contoh kasus yg saya alami. Saya kadang tegas tentang makanan manis dan jajanan sembarangan diluar hingga menangis pun tak saya berikan karna nnati dya belajar kalau saya menangis maka saya pasti di beri. Tp kadang di sela" tantrumnya pasti ada rasa kasihan dri nenek kakenya untuk diberi. Jadi sekarang apa" yg dya inginkan pasti mmntanya dengan menangis. Mohon solusinya ya bunda.

Jawaban:
coba upayakan saat santai bunda bicara dari hati ke hati kepada kakek neneknya.
bahwa bunda butuh dukungan dari ortu untuk memilihkan makanan sehat dgn menghindari yg manis dan jajan sembarangan dengan pertimbangan untuk menjaga kesehatan ananda.
ajak kakek neneknya mendukung upaya bunda supaya satu aturan dan tdk membuat anak bingung.
tentunya bahasa dikemas sedemikian rupa agar tdk menyinggung perasaan kakek neneknya ya bunda.


- M. Ar
Bunda mau bertanya, bagaimana kalau kita suka memarahi anak,karena kedua anak saya aktif sekali, bahkan setiap ada mainan pasti rebutan ingin mainan yg sama,bagaimana ya bun..
(Usia anak saya 4 tahun dan 3 Tahun)
Terima kasih 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Jawaban:
jarak usia yg dekat...rentan dgn persaingan...
ada baiknya diajarkan kepemilikan termasuk mainan.
mainan baiknya masing2 jelas pemiliknya. sehingga jika adik mau main mainan kakaknya harus izin ... begitu jg sebaliknya bun...


- Fatimah
Assalamu'alaikum...
Sy sering kali mngkritik anak seperti ucapan..." kok abang tidak bisa!! Masa gini aja sulit...pokokx mama tidak mw dengar kata2 tidak bisa...tapi harus bisa!
Jadi di satu sisi sy mngkritik dan di satu sisi sy memotivasi...
Akhirx anak sy sllu bilang...ah saya harus belajar..krn saya harus bisa!!
Dan mmg saya mlihat krtika anak anak di kritik ia mninggalkan pekerjaannya krn tidak semangat..
Llu bagaimn cara mnesahati anak dgn benar??
Dan yg kedua hubungan sy dgn anak kedua tidak harmonis krn sering di marahin...ia mnjadi pribadi yg cuekk
Mohon solusix.

Jawaban:
wa'alaikumsalam bunda fatimah..
tdk ada salahnya kita memotivasi anak bun.
tentunya dgn bahasa yg tdk menyakiti dan membuat down serta menghargai prosesnya dgn tidak hanya berorientasi hasil...

bunda fatimah jika hanya menghargai hasilnya akan membuat anak2 tertekan jika gagal padahal mereka sdh berusaha.


- Gendis
Assalamu'alaikum
saya mau bertanya mbak....
Anak saya berumur 2thn 5bln. Kebetulan saya LDR sama suami, sehari hari mengasuh anak dan melakukan aktivitas dirumah. terkadang saat kondisi lelah, saya jadi gampang terpancing. Saya sering bilang, Nanti ibu marah lho. dan setiap kali dy mendengar nada suara saya berubah, dia bilang.. ibu jangan marah2... Nah selain lebih ber empati kepada anak, apalagi jurus jitu untuk memperkuat self kontrol ketika berhadapan dengan anak y bun??

Jawaban:
tarik nafas dalam2 sejenak saat terpancing emosi bun....
istighfar dan elus kepalanya....
diam sejenak sambil tatap bening mata anak kita.
minta pertolongan Allah untuk diberikan kebijaksaanaan dan kelembutan hati menghadapi ananda.

- Rosyidah
Assalamu'alaikum bun saya mau bertanya ...
Saya pernah membaca sebuah artikel disana di kutip "bahwasannya anak usia 0-7 tahun itu baikny di perlakukan layakny raja " yang ingin sy tanyakan adalah ....
Apakah anak usia 0-7 sm skli tdk bleh d marahi ....sy pny anak usia 2th 8bln ketika dia mlkukan hal yh ckup berbahaya .terkadang untuk 1 - 3 kali sya beritahu scra baik2 tapi ia mengabaikan peringatan sy lalu terkadang sya sdkit berkata keras kpdany ...apakah prbuatan sprti itu akan berpengaruh terhadap tumuh kmbag dia kedepannya .? dan bagaimn sosusi agar  peringatan kita sebagai orang tua lebih di dengar dan di turuti oleh anak anak kita ? Terima kasih sebelum dan sesudah nya.

Jawaban:
tetap ada batasan dan aturan bun...
tp di ingatkannya tentu tdk dengan nada tinggi dan bentakan.

- Rahma
Saya mau bertanya mbk..
Kmi sudah 1bln pindah rmh, sejak pibdah rumah ank saya usia 3thn selalu minta ditemani, sebelumnya tdk prnh begitu. Klw tdk ditemani dia akan nangis n teriak teriak. Gmn ya mbk solusiny supaya dia bisa mandiri lgi ?

Jawaban:
sdh ditanya knp dia seperti ketakutan bun?


- Beli Buku
Siang mba Marisa..
Mohon masukannya
Gimana caranya kasih tau / koreksi ke anak bahwa itu tuh salah..in case belajar ngaji ada makhroj huruf yg salah (awal nya si ayah) yg ngajarin..entah dia lupa atau gimana ya..pas aku liat kok salah yaa..nah aku koreksi kan..dan si anak malah marah dan kekeuh dengan konsep nya itu..ujungna malah nangis kesel gt..ga mau ngaji lagi😢😢😑 okelah kami bujuk lagi dan alhamdulillah mau ngaji lagi kan..tapi ttp aja kita mau kasih tau huruf tsb salah dia tetep ngotot sm konsep dia nya..
Gimana caranya mom..haruskah aku maklum kan? Karena usia nya blm baligh..cuma kepikiran aja takut keterusan nyebut huruf na salah😑😢😌 mohon sharingnya..makasih🙏

Jawaban:
untuk usia anak sebelum baligh saat belajar ngaji yg terpenting dia suka dulu mima..
timbulkan kebahagiaan dlm hati bahwa spy belajar baca qur'an jadi menyenangkan..
jika ada masalah teknis misalnya makhroj yg msh blm benar...
belum benar itu beda dgn salah ya.
butuh proses...
coba dikasih contoh perdengarkan murotal atau pengucapan makhroj yg benar dari ustad yg mengajar tahsin.
bisa search di youtube mima.
spy dia bisa menerima kekeliruannya dan memperbaikinya.



-Tengsin gegara gagal paham-
Seorang lelaki paruh baya datang ke rumah. Ia memakai topi lebar yang menutupi kepala. Pakaiannya lusuh.
"Nuwun sewu.." katanya.
Saya yang saat itu masih SMP masuk kembali ke dalam rumah dan mengambil uang receh. Lantas saya mengasurkan uang tersebut kepadanya.
"Lho, saya nyari bapaknya mbak. Bapaknya ada?"
Ups! Betapa malunya saya saat itu. Saya menjawab dengan gelagapan, "Oh iya pak, silahkan masuk."
Ternyata bapak itu adalah petani. Saya salah sangka melihat penampilannya. Saya yang juga belum mengerti bahasa jawa krama inggil berpikir nuwun=minta, sewu=seribu (uang) jadi saya memberinya uang.
*****

-Seronok kah?-
Saat menjadi mahasiswa pertukaran pelajar di Brunei Darussalam, saya banyak terpapar kosakata bahasa melayu. Suatu ketika setelah kami memainkan Paint Ball seorang teman bertanya, "Seronok kah?"
"Hah? Seronok?" otak saya sibuk mencerna kata yang diucapkannya.
"Siuk kah? Fun kah?" tanyanya lagi.
"Oooh... Fun. Yeah, it's fun."
*****

-Are you fool?-
Di suatu petang dalam acara gathering dengan teman-teman International Club, seorang kawan dari Pakistan menawarkan makanan. "Thanks, I am fuuul." Saat itu saya sudah kenyang.
Senior yang berasal dari Indonesia bertanya seraya menaikkan alisnya, "Hah? You are fool? Are you full or fool?"
OMG! Saya menyadari kebodohan saya. Kata 'full' (kenyang) yang pengucapannya dipanjangkan bisa berubah makna menjadi 'fool' (bodoh).
"I am full"

*****

-Speak Indonesian, please-
Mama saya sama tidak mengertinya dengan saya tentang bahasa jawa krama inggil.
Saat berinteraksi dengan ibu-ibu istri teman kantor papa, salah seorang diantaranya bertanya, "Njenengan ngasta ten pundi?"
Mama hanya diam tak menjawab. Saat di rumah beliau baru bertanya pada papa.

Lain waktu, seorang ibu yang lain berkata pada Mama, "Monggo tampak asta.." Karena tidak mengerti, mama pun terdiam beberapa lama. Ibu tersebut lantas mengangsurkan pulpen dan kembali berkata, "Monggo tanda tangan." Oalaaah.....
*****


Setiap pagi, seekor kucing selalu setia menanti kami di teras rumah. Suami saya menamainya 'Kety'. Ia lantas mengeong saat mendapati kami membuka pintu rumah. Tak lama kemudian terdengar bunyi "Duuuuuttt..." yang cukup keras. Spontan suami saya berujar, "Lho, Kety kentut." Namun yang saat itu tidak kami sadari adalah tetangga kami sedang memanaskan mobilnya. Ketika kami sadar, kami langsung terbahak geli.



Suatu hari ada seorang anak yang curhat tentang kakaknya. Beberapa bulan belakangan sifat kakaknya jadi berubah. Ada masa dimana sang kakak menjadi pendiam dan menyendiri. Dia pun juga sering mematikan Mp3 yang mengalunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. "Gak suka, berisik," katanya. Dulu kakaknya memang pernah mengikuti bela diri yang didalamnya terdapat latihan tenaga dalam. Jin-jin bisa masuk ke tubuh manusia lewat latihan pernafasan semacam itu. Selain itu, jin juga dapat masuk ke tubuh manusia saat ia makan atau minum dengan tangan kiri atau tanpa membaca doa.

Setiap orang memiliki potensi masuknya jin ke dalam tubuhnya melalui aliran darah. Termasuk ustadz sekalipun. Ada ustadz yang mengatakan kalau beliau juga meruqyah diri sendiri untuk membentengi diri dari hal-hal semacam ini. Memang sih ciri jin yang memasuki tubuh orang biasa tidak sampai menimbulkan jejeritan seperti orang kerasukan. Ciri semacam itu hanya akan dialami orang-orang yang 'selingkuh' dari Allah, semacam memakai jimat atau melakukan ritual tertentu. Ciri orang biasa yang kemasukan jin biasanya malas beribadah atau salah satu bagian tubuhnya berkedut sendiri.

Nah, bagaimana untuk mengatasinya? Caranya adalah dengan ruqyah syari'ah yang dilakukan oleh Ustadz atau yang sudah ahli. Apabila ruqyah itu dilakukan oleh seseorang yang bukan ahlinya, maka jin tersebut bisa jadi akan berpindah mengganggu keluarga orang tersebut. Beda halnya dengan meruqyah diri sendiri. Hal ini bisa kita lakukan sendiri untuk membentengi diri dari kejahatan makhluk-makhluk ghaib. Rasulullah SAW mencontohkan untuk membaca dzikir pagi (sebelum subuh) dan petang (setelah ashar). Doa dan dzikir yang dinukil dari Nabi SAW ini terangkum dalam buku saku al-Ma'tsurat karya Hasan Al-Banna. Ayat-ayat yang dibaca antara lain surat Al-Fatihah, Al-Baqarah ayat 1-5, 255-257, 284-286, serta surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas masing-masing sebanyak 3x. Diriwayatkan dari Sya'bi dari Ibnu Mas'ud r.a.: "Siapa yang membaca 10 ayat dari surat Al-Baqarah di rumah, maka setan tidak masuk ke rumah tersebut malam itu hingga pagi hari, empat ayat yang pertama, ayat kursi dan dua ayat setelahnya, dan penutupnya." (HR. Thabrani di Mu'jam al-Kabir No.8592).

Sebagai tambahan, kita juga bisa meruqyah diri sendiri dengan membacakan tiga surat pendek diatas masing-masing sebanyak 3x sambil menekan titik-titik gangguan jin dan sihir pada tubuh. Titik-titik tersebut antara lain ada di ummu mughits (kepala bagian tengah atas), sela-sela telinga (belakang bawah), tiga titik di kedua bahu, sembilan titik di dada (dua titik diatas dada, dua titik di bagian dada, dua titik di bawah dada, tiga titik di tengah dada) dan ulu hati, sela-sela ketiak serta sela-sela kelingking kaki.

Semoga Allah senantiasa melindungi kita dan keluarga kita dari kejahatan makhlukNya, aamiin..

Berikut beberapa tips berbicara dengan anak yang dikutip dari buku "An Islamic Lifetime Parenting" karya Hani Fatma Yuniar:

1. Keep information short and simple (kiss).
- Saat hendak belajar, minta anak untuk menata meja belajarnya. Setelah selesai dilakukan baru boleh menginstruksikan untuk berdoa dan mulai mengeluarkan bukunya. Jangan terlalu panjang dalam memberikan instruksi pada anak. Biarkan mereka menyelesaikan suatu pekerjaan baru instruksikan hal lain.

Baca juga: Bahasa Cinta untuk Ananda

2. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah. Gunakan rumus 7-38-55. Keberhasilan komunikasi dengan anak hanya 7% dari suara, 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh.
- Bunda pernah melakukan hal ini saat mengajarkan berbicara bahasa inggris pada anak-anak. Bunda menggunakan bahasa inggris full tanpa menerjemahkannya seraya menaik-turunkan intonasi dan menggerakkan gesture bunda. Respon yang bunda dapat adalah: "Iya bu, ngerti kok." Hehe, kelihatan lebay sich tapi seriously it works.

3. Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan.
- Rumah bunda sering dijadiin taman bermain anak. Pasalnya bunda emang nyediain sekotak mainan dan segambreng buku bacaan. Seneng sih kalo ada anak-anak yang sering main. Jadi rame rumahnya. Etapiii yang bikin bunda capek tuh kalau ada anak yang habis mainan gak diberesin. Jadilah bunda yang harus ngerapiin. Huft, lumayan olahraga sih! Pengeeen rasanya bunda bilang ke anak itu, "Ibu tuh pengen kamu beresin mainan setelah dipakai." bukannya "Ibu gak suka kalo habis main gak diberesin."

4. Fokus ke depan, bukan masa lalu.
- Ketika ada murid bunda yang curhat masalah nilai ulangannya yang jelek, bunda berkata, "Udah gak papa, yang ini buat pelajaran, besok kalau mau ulangan belajar dulu yach biar lebih baik lagi."

5. Ganti kata "Tidak Bisa" menjadi "Bisa" sebab otak akan bekerja sesuai apa yang kita pikirkan.
- Ada seorang murid bunda yang menangis dan selalu merasa tertekan saat mengerjakan soal sebab ia merasa tidak mampu. Bunda berusaha untuk menyemangatinya dengan mengatakan bahwa "Kamu pasti bisa!" dan memujinya "Good job!" saat berhasil mengerjakan dengan baik.

6. Fokus pada solusi, bukan masalah.
- Ada dua orang murid laki-laki yang suka bercanda dengan cara beradu fisik sehingga tanpa sengaja melukai teman perempuannya. Bunda katakan "Lain kali tolong jangan bercanda seperti itu ya, kasian kan kalau kena temannya."

7. Jelas dalam memberikan pujian atau kritikan.
- Saat ada yang membereskan meja belajar selepas digunakan, bunda katakan, "Terima kasih kamu baik sekali sudah membantu ibu membereskan meja."
Sebaliknya, ketika ada yang berkata tidak baik pada temannya, bunda sampaikan, "Ibu tidak suka kalau kamu berbicara seperti itu."

8. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman.
- Saat ada anak yang nilainya jelek atau belum menguasai pelajaran bahasa inggris. "Ibu dulu juga pernah dapat nilai jelek di pelajaran sejarah, tapi setelah ibu belajar akhirnya ibu bisa."

9. Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan obervasi.
- Ada seorang anak perempuan usia 3 tahun yang gemar bercerita pada bunda. Suatu ketika ia berkata, "Aku habis ke Selamat Ulang Tahunnya Sherina."
Bunda pun merespon, "Oh seru ya.. Di rumahnya?"
"Tapi gak di rumah, di Ayam (maksudnya restoran ayam)" Hehehe..

10. Ganti kalimat yang menolak/mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati.
- Bunda menghindari mengatakan "Gitu aja gak bisa!" saat ada anak yang belum bisa mengerjakan soal yang bunda berikan. Sebaliknya bunda akan mengatakan, "Mana yang sulit? Sini ibu bantu terangin lagi."

11. Ganti perintah dengan pilihan.
- Kalau yang ini, bunda punya pengalaman sama murid kembar yang berkemauan keras (baca: agak susah diatur). Jadi, mereka suka rame dan heboh sendiri di kelas. Akhirnya bunda sering kasih pilihan, "Mau diam sebentar atau bantu miss nerangin di depan?". Yeah, it works. Meski kadang masih nyahut milih pilihan yang gak ada, pada akhirnya mereka akan diem ndengerin.

Seorang anak perempuan berusia 3 tahun, Rara, merebut mainan yang sedang dimainkan temannya. Meski temannya itu berusia lebih tua darinya, dia tak gentar. Ketika teman-temannya memainkan permainan yang lain, Rara kembali meminta mainan yang sedang dimainkan tersebut. Saat bermain bersama dia sering menyuruh orang lain, bahkan orang dewasa, melakukan permainan sesuai skenarionya. Sementara murid saya yang masih TK, Risma, seringkali ngambek dengan berdiri di pojok ruangan dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada saat keinginannya tak dipenuhi.

Apa yang dilakukan Rara dan Risma adalah disebabkan fase egosentris mereka. Menurut Howard Gardner, seorang anak kecil adalah sosok egosentris total. Bukan karena dia selalu memikirkan kepentingan dirinya, namun sebaliknya dia tidak memiliki kemampuan berpikir tentang dirinya sendiri. Dia tidak bisa membedakan dirinya dengan orang lain. Dia menganggap semua orang memiliki perasaan yang sama dengannya. Bahkan hewan dan tumbuhan mempunyai perspektif yang sama seperti dirinya.

Fase egosentris ini dimulai saat anak usia 0-2 tahun. Fase pertama terjadi saat anak usia 2-5 tahun. Sedangkan fase kedua terjadi ketika anak berusia 5-7 tahun. Apa yang harus dilakukan orang tua untuk menuntaskan fase egosentris anak? Orang tua diharapkan memenuhi segala kebutuhan anak, seperti pemenuhan kebutuhan menyusui hingga anak berusia 2 tahun. Sejalan dengan hal ini, firman Allah dalam Al-Qur'an menerangkan: "Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna." (Q.S. Al-Baqarah: 233).

Selain itu anak sebaiknya dikenalkan pada keluarga besarnya dan mendapatkan kasih sayang yang cukup dari mereka. Saat berada pada fase egosentris ini, anak belum memahami tentang kepemilikan barang. Orang tua sebaiknya tidak memaksa anak berbagi barang milik anak dengan orang lain saat mereka tidak mau melakukannya. Orang tua bisa meminjamnya saat anak sudah puas bermain. Atau orang tua bisa meminta izin saat ada teman atau saudaranya yang ingin meminjam barang tersebut. Apabila ada anak dibawah usia 7 tahun yang sudah mau berbagi bukan berarti dia telah memahami konsep kepemilikan. Hal itu dikarenakan orang tua memintanya untuk berbagi sehingga anak hanya ingin mendapat pujian. Pemenuhan kebutuhan anak saat usia 0-7 tahun yang dilayani bak raja inilah yang diajarkan menantu Rasulullah SAW, Ali bin Abi Tholib. Beliau mengatakan 7 tahun pertama (0-7 tahun) perlakukan anak-anakmu seperti raja, 7 tahun kedua (8-14 tahun) didiklah mereka sebagaimana halnya tawanan dan 7 tahun ketiga (15-21 tahun) perlakukan mereka sebagai sahabat.

Menuntaskan fase egosentris anak ini menjadi hal yang penting. Sebab anak akan merasa dipenuhi haknya dan tidak mudah tantrum. Ke depannya, anak yang tuntas fase egosentrisnya akan memiliki self-esteem (harga diri). Menurut Stuart dan Sundeen, self esteem adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dengan kata lain, anak yang memiliki self esteem telah terpenuhi kebutuhannya sehingga mampu menahan nafsu untuk mencapai lebih.

Ada beberapa tanda tuntasnya fase egosentris:
1. Anak tahu mana barang miliknya dan yang bukan.
2. Anak menjaga barang miliknya dengan baik.
3. Anak tidak akan merebut barang orang lain.
4. Anak berani melawan saat barang miliknya diambil paksa.
5. Anak bersedia berbagi barang miliknya dengan sukarela.

Semoga kita sebagai orang tua bisa terus belajar dan menerapkan pengasuhan yang tepat untuk anak-anak kita.
Jangan sampai tidak ada pada saat anak berada dalam 3 kondisi:
1. Saat anak sedih
Saat anak sedih, jangan biarkan anak sendiri agar ia tidak terjerumus kepada hal-hal yang negatif seperti narkoba dll.
2. Saat anak sakit
Memberikan perhatian saat anak sakit akan menjalin kedekatan emosi.
3. Saat anak berprestasi
Jangan biarkan orang-orang lain bertepuk tangan untuknya, tapi kita tidak ada di sisinya.

Apa yang harus diasah pada anak:
1. Pendengaran
Perbanyak berbicara pada anak. Ada 1500 kosakata baru yang diserap anak setiap harinya.
2. Penglihatan
Anak di bawah usia 3 tahun, penglihatannya dibawah 30 cm. Berbicaralah secara sejajar dengannya. Sementara untuk anak remaja mengobrolnya dengan posisi samping-menyamping karena jika berhadapan mereka akan merasa diinterogasi.
3. Emosi
Apa yang didengar dan dilihat akan tertanam pada anak sehingga tercipta kedekatan emosi. Anak akan mengalami masa 'bau tangan' (menjadi sering menempel pada ibunya).

(080318)
Ditulis berdasarkan penjelasan Ust. Bendri-Islam Itu Indah Trans TV
Perang uhud meninggalkan jejak yang menyakitkan bagi kaum muslimin. Saat itulah para kafir quraisy membalas kekalahan mereka di perang badar. Pada awalnya orang-orang islam berhasil menakhlukkan kaum musyrikin. Akan tetapi keadaan berbalik akibat pasukan pemanah yang tidak patuh. Mereka meninggalkan pertahan mereka hanya untuk mengambil harta rampasan perang. Komando Rasulullah yang tak diindahkan menghasilkan kekalahan telak. Banyak kaum muslimin yang syahid. Salah satunya wafatnya paman kecintaan Rasulullah, Hamzah bin Abdul Mutholib. Singa Allah dan RasulNya itu syahid akibat tombak yang dilemparkan seorang budak bernama Wahsyi.

Perang Uhud juga menyisakan cerita keberanian para sahabiyah. Thalhah menjadi perisai Rasulullah dalam perang itu. Akibatnya ia mendapat 70 tusukan dan sabetan pedang hingga disebut syahid yang berjalan. Dari kalangan wanita, Nusaibah binti Ka'ab, ikhlas menyerahkan suami dan kedua anaknya syahid dalam perang. Ia pun pada akhirnya tampil untuk melindungi Rasulullah hingga tangannya putus terkena sabetan pedang dan syahid.

Berkaca dari kisah perang uhud, umat islam akan menjadi tangguh saat bersatu. Bersatu membentuk pertahanan kokoh melawan kemusyrikan. Namun, pertahanan kaum muslimin akan runtuh saat komando pemimpin tak dihiraukan. Umat islam yang tercerai berai akan lebih mudah dihancurkan.
Butiran bening mengalir membasahi pelupuk mata menyaksikan video yang berkisah mengenai perang badar. Perang yang dilakukan pada bulan Ramadhan ini sungguh istimewa. Kaum muslimin berhasil meraih kemenangan dengan jumlah 319 melawan 1000 orang kafir. Sebelum perang, Rasulullah SAW bahkan berdoa dengan penuh pengharapan padaNya. Sehingga Allah SWT pun menurunkan 1000 malaikatnya untuk membantu umat islam memberantas kaum kafir Quraisy.

Umar bin Al Khathab Radhiallahu 'Anhu bercerita: Pada hari Badar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam memandang kaum musyrikin, jumlah mereka 1000  dan kaum muslimin 319 orang. Lalu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangannya dan berteriak kepada Rabbnya: "Ya Allah penuhilah janjiMu kepadaku, Ya Allah penuhilah janjiMu kepadaku, Ya Allah jika pasukan ini, orang-orang Islam,  binasa niscaya tidak ada lagi yang menyembahmu di muka bumi." Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam terus menghadap kiblat dan bersuara keras dengan Rabbnya sampai selendangnya terjatuh dari pundaknya. Lalu Abu Bakar mengambilnya dan meletakkan kembali ke pundaknya dan menemaninya di belakangnya, lalu berkata: "Wahai Nabi Allah, cukup sudah senandung doamu kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia akan memenuhi janjiNya kepadamu." Lalu Allah Ta'ala turunkan ayat: "(Ingatlah), ketika kamu beristighatsah (memohon pertolongan) kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut." (Q.S. Al Anfal: 9)

Saya terhanyut dalam suasana perang. Membayangkan perjuangan para sahabat Nabi di tengah terik Ramadhan, di sebuah gurun gersang. Berpeluh keringat dan bercucuran darah demi membela agama Allah. Saat itu Hamzah bin Abdul Mutholib, Ali bin Abi Thalib dan Ubaidah maju berperang satu lawan satu dengan kaum musyrikin. Keberanian yang luar biasa ditunjukkan oleh Hamzah yang bergelar 'Singa allah dan Rasul-Nya'. Beliau adalah paman Nabi yang pertama kali dipercaya untuk memimpin perang tanpa adanya kehadiran Rasulullah. "Allahu akbar!" pekik kaum muslimin saat ketiga tokoh islam itu berhasil menyabetkan pedang mereka ke leher dedengkot kafir Quraisy. Ketiganya adalah 'Utbah bin Rabi'ah, anaknya Walid bin 'Utbah dan saudaranya Sayyibah. Pun ketika para pemanah menyarangkan panah mereka di dada lawan. Tak ayal memanah, berkuda dan berenang menjadi skill yang wajib dikuasai. Tak sedikit diantara kaum muslimin yang syahid. Meski banyak pula yang berhasil membasmi orang-orang kafir. Yang tak kalah penting bagaimana peran pasukan tombak dalam memerangi musyrikin. Dan air mata itu tumpah saat menyaksikan bagaimana Bilal berhasil membunuh Umayyah bin Khalaf, salah seorang tokoh kafir Quraisy. "Allahu Akbar!" bibir pun turut memekik menyaksikan perjuangan pada sahabiyah yang luar biasa.

Yaa Rabb, saat para sahabat Rasulullah berperang dengan menggadaikan jiwa raga mereka untuk syahid di jalanMu, malu rasanya jika kini kami belum sepenuhnya mampu mengamalkan agamamu. Astaghfirullah wa atuubu ilaihi, ampuni kami Yaa Rabb..
Ada satu hal menarik yang saya simpulkan setelah melihat tayangan motivasi. Para motivator  adalah mereka yang sanggup mengolah kata-kata menjadi bara semangat bagi yang mendengarnya. Selalu ada kalimat bernada positif yang mereka sampaikan. Jika apa yang diucapkan adalah cerminan pikiran, maka bolehlah kita berasumsi bahwa isi kepala mereka hanyalah hal-hal yang positif. Atau setidaknya para motivator berusaha menanamkan hal tersebut ke dalam diri mereka. Sebab bagaimana mungkin seseorang dapat memotivasi orang lain jika diri mereka sendiri rapuh? Namun sebaliknya, ketika seorang motivator berhasil menanamkan nilai-nilai positif kepada audien, mereka juga akan terpengaruh dengan sinyal positif yang dipancarkan. Hal inilah yang juga saya alami saat saya menyampaikan kisah inspiratif atau kalimat yang memotivasi para siswa saat sesi bina kelas. Ada semacam energi positif yang juga merasuki saya kala itu. Maka, izinkanlah saya menyebutnya sebagai "The Power of Husnudzon". Ya, husnudzon yang artinya berbaik sangka kepada Allah SWT.

Seorang motivator, terlepas apapun agamanya, sejatinya bersandar pada nilai-nilai kebaikan. Bahkan jika ia adalah seorang muslim, kata-kata indah nan menggugah itu sudah termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an. Betapa Al-Qur'an memberikan banyak hikmah dan pelajaran melalui kisah-kisah orang terdahulu. Dan terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang berpikir. Kembali kepada "The Power of Husnudzon". Mengenai hal ini, Allah sudah menyatakan bahwa IA bertindak sesuai prasangka hambaNya. Rasulullah SAW bersabda, "Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba padaKu." (Muttafaqun 'alaih). Jika hambaNya berpengharapan baik kepadaNya, niscaya hal itulah yang akan ia dapat. Begitu pun sebaliknya. Maka, Al-Qur'an adalah motivator sejati. Ayat cintaNya ini mengajarkan kita untuk menanamkan pikiran positif dan menghalau rasa was-was. Jadikanlah ia pedoman untuk memotivasi agar hidup bahagia dunia-akhirat!